Sebulan berlalu,,
Nana menampilkan deretan giginya, tersenyum bangga akan kerja kerasnya sendiri. Toko bunganya telah di perbesar, semua itu berkat peluh dan tetes darah janda beranak satu ini. Serta doa kedua papahnya.
Jie, duduk di pangkuan Yuta yang baru saja datang bersama Winwin. Memainkan sebuah Lego Titanic yang di belikan oleh Yuta, kakeknya.
Yuta memiliki perkebunan sawit yang cukup luas di desanya, sehingga dirinya lebih memilih tinggal di sana bersama sang istri.
"Cucu kakek, gimana sekolahnya sayang? Kakek kangen banget, lima tahun nggak ketemu bayangin" Yuta tidak ada hentinya mengecup lembut pipi Jinar.
"Jinar dapet peringkat satu, tanya aja sama buna"
"Kakek percaya, kan kamu hebat sayang"
"Kakek, apa iya kalau Jie sukses nanti,—papah akan datang menemui Jie??"
Tidak ada jawaban, melainkan Yuta yang tengah menggigit pipi dalamnya.
"Kek,, kenapa diam??"
"Oh, ya tentu! Kau harus bisa membuktikan pada papahmu, kalau kamu pandai dan bisa mewujudkan semua mimpimu. Kakek percaya, Jie pasti bisa?"
Jie menyamankan duduknya. "Tapi kan Jie tidak bisa mendengar kalau Cuki di telinga Jie di lepas, apakah Jie bisa sukses seperti kakek??"
"Tuhan tidak pernah mengabulkan doa yang jelek sayang, kecuali doa dari seorang buna yang mengutuk anaknya. Apakah Buna mu pernah mendoakan mu yang buruk??"
Jie menggeleng, anak itu tersenyum penuh percaya diri. "Buna sangat baik, hanya saja sering lupa. Kan buna sakit, sering telat minum obat"
Yuta mengedar pada Nana yang sibuk menyangga ponsel di pundaknya. Sedangkan tangannya mencatat apa saja pesanan customernya.
"Itu tandanya Jie harus tetap bersama buna, supaya kamu bisa menjaga buna. Sampai sini, Jie paham??"
"Jie paham kakek"
❗️❗️❗️
Hari ini, tepatnya satu bulan lebih Jeno keluar dari rumah sakit. Dengan Yeji di belakangnya, Jeno melangkah menuju mobilnya,—dengan langkah kaki pincang.
Pincangnya organ tubuh bagian bawah tersebut, di sebabkan oleh kecelakaan yang membuatnya koma saat itu.
Yeji berjalan lebih menjauh dari Jeno di depannya. Jaraknya satu jenjang kaki dengan langkah sang suami. Entah mengapa, kepincangan yang di alami Jeno saat ini membuatnya hilang rasa percaya diri.
Banyak hujatan menghujani, perkara sang suami yang sudah tidak bisa berjalan dengan normal lagi.
"Mah,,"
"Euhmm,, iya mass"
"Setelah ini kau mau kemana?"
"Aa- ehm aku mau ke taksi stand samping rumah sakit ini mass. Aku ada meeting mendadak" alibinya.
"Kan aku bisa ngaterin kamu? Sekalian,,"
Yeji tampak memandang kesal punggung suaminya. "Mass pulang saja, jangan telat minum obat. Mamah bisa jaga diri sendiri"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Buna || NOMIN END
RomanceTentang sebuah karma,- ❤️ -angst #mpreg #notforchildren