Vote nya jangan lupa,—jangan kaget di part ini ya.
Kediaman Jaehyun, ramai akan suara Bubu yang meneriaki anak anjingnya di luar sana.
Di garasi mobil, Jaehyun mendapati anaknya berjalan mendekati mobil sedan hitamnya.
"Kau mau kemana?"
"Bukan urusan ayah,.—"
"Tapi kau baru saja sembuh, jangan aneh-aneh! Kembali masuk ke rumah" perintah Jaehyun, lembut seraya mengedarkan dagunya.
"Nggak usah sok perhatian sama Jeno! Pergi sana!"
Jeno tetap memasuki mobilnya, anak itu tidak tau bahwa Jaehyun menangisinya hingga air matanya kering. Tepatnya di saat mengetahui putra semata wayangnya pingsan.
"Jeno ya! Dengarkan ayah nak"
Brruummm
Jeno menancap pedal gass mobilnya, disaksikan kembali oleh Yeji yang saat itu baru mandi. Tampak berdiri di jendela kamarnya dengan bathrobe merah muda.
"Aku tau kemana kau akan pergi, dasar cacat munafik lagi!!" Yeji menjauh dari kaca itu.
Menghampiri meja riasnya dan mulai mengaplikasikan skincare paginya.
"Secantik apa sih mantan suami mu itu? Sehebat apa dia? Apakah dia pekerja keras? Palingan juga aku yang lebih hebat,—"
"Perbedaanya adalah, Nana nggak mandul nyonya"
Deeggg
Kepala Yeji spontan mengedar, mendapati bibi Mina berdiri di dalam kamarnya dengan membawa nampan berisi sarapan pagi,—pesanan Yeji sendiri. Kini ia letakkan di meja dengan pandangan datar.
Otomatis Yeji langsung berdiri, mengayunkan tangannya pada pipi Mina namun..
"Mina!! Pembantu tidak tau diri, lepaskan tanganku!" Mina mencengkeram kuat pergelangan tangan Yeji.
"Lebih baik nyonya jaga pembicaraan nyonya,. Tentang siapa dan apa reputasi Nana, dia adalah lelaki yang baik. Tidak pengecut seperti nyonya yang hanya mengandalkan kecantikan wajah sebagai modal jualan"
Yeji bungkam, menarik tangannya kemudian menatap dalam pada sosok Mina yang tampak biasa-biasa saja.
"Apa perlu saya memberi tau tuan Jaehyun tentang siapa anda sebenarnya??"
"Cukup Mina! Pergi dari sini!"
Mina tersenyum menang. "Saya sangat menikmati permainan ini nyonya"
Kepergian Mina membuat Yeji geram, ia mengobrak abrik skincare nya di atas meja rias. Menatap intens bayangannya pada pantulan kaca di depannya.
"Cepat atau lambat, Nana harus ku bunuh. Sebelum aku pergi meninggalkan neraka ini. Aku bisa menggunakan kecantikanku untuk orang yang lebih sempurna. Tidak cacat, penyakitan dan bahkan — aaarrghh"
"Nggak banget gue di bandingin sama bencong modelan dia"
❗️❗️❗️
Hari sabtu, Jinar libur sekolah. Entah mengapa, Jinar ingin bermanja pada Nana. Paha Nana ia jadikan tumpuan, sedangkan sebuah selimut tebal menuntupi separuh wajahnya.
Cekrek
"Aaa buna'm!! Kenapa harus fotoin Jie?? Kan Jie malu buna!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Buna || NOMIN END
RomanceTentang sebuah karma,- ❤️ -angst #mpreg #notforchildren