Dua chapter hehe,, maaf ya kalau kalian bosan
Mobil ambulan membawa tubuh Jeno ke rumah sakit. Jinar tampak menangis di dalam mobil Mingyu. Menggejal kuat minta di lepaskan. Anak itu tidak memakai bajunya, karena telah ia gunakan untuk mengelap bekas luka si pria,—Jinar masih belum tahu bahwa pria itu adalah ayahnya.
"Kenapa kau melepas hearing aidsmu?? Biar kelihatan sangar ya!!?" ucap Jaemin pedas, Jinar duduk meringkuk memunggungi Nana. Mereka sedang melakukan perjalan pulang.
"Jawab buna!!!!"
"Buna jahat,, buna tidak sama,, hiks hikss"
"Lihatlah luka di tubuhmu, semua itu karena orang yang sudah berusaha menculikmu! Itu karena Jinar tidak menurut perkataan buna! Mau kamu apa sih nak!!!?" —tidak seperti biasanya, kali ini Jaemin tampak berubah.
Jinar kembali melepas hearing aidsnya, bayangan kesakitan si pria masih terngiang di otaknya.
Apalagi kepala si pria sampai mengalami pendarahan. Ada luka tusukan di leher dan sayatan di pipinya.
Yang lebih membuat Jinar tertampar, Nana telah menerima pengakuan cinta seorang Mingyu. Terlihat dari cincin bermata biru yang kini melingkar di jari manisnya.
"Jawab Buna!!!" Jaemin mengguncang kuat tubuh anaknya, sedangkan Mingyu tampak mengemudikan mobilnya dengan santai.
"Kamu mau jadi anak durhaka hah??"
"Siapa yang membesarkan kamu nak??"
"Siapa yang biayain sekolah kamu??"
Namun percuma, sekeras apapun Nana berteriak,—suasana tidak akan mereda. Karena cuki kesayangan, telah terlepas.
❗️❗️❗️
"Kamu lagi, kamu lagi,—huhhhh kenapa nggak mati-mati ya pak Lijen?? Nyawamu banyak sekali!!" Tanya Ryujin heran, ketika Jeno tersadar setelah kejadian semalam.
Ryujin tidak merawat Jeno di rumah sakit tempatnya dinas. Melainkan menaruh raganya di klinik pribadi, ada dokter Lia yang menanganinya.
Ryujin membantu Jeno duduk, menyenderkannya pada headboard ranjang. Wajah Jeno penuh luka, bagian abs dan paha pun tidak kalah mengerikan.
Entah buah dari dendam apa yang mereka perbuat, Jeno semakin tidak karu-karuan parasnya. Ketampanannya telah hilang.
"Jeno yang biadab, huhh" Ryujin berdecak kesal di depan Jeno yang tampak kebingungan.
"Ak-kuh sudah bertemu anakkuh. Ak-aku memeluknya seperti ini" Jeno memeragakan bagaimana caranya mendekap dan melindungi Jinar dari luka semalam.
Walau itu percuma, lutut dan siku Jinar memar dan mengalir darah.
"Lalu? Kau memang tidak becus jadi seorang ayah. Huh, begitu saja kau sampai melepaskannya" kekeh Ryujin, padahal ia sudah melihatnya melalui rekaman cctv.
Rekaman itu memperlihatkan bagaimana cara mereka memukul Jeno yang sedang memabawa Jinar lari. Dan yang paling epic, Ryujin melihat siapa wanita bertopeng itu.
"Aku sangat merindukan anaku"
"Ya, aku tau. Tapi membawanya saja kau tidak becus Jeno sayang, bagaimana bisa Jinar mengenalimu? Harusnya kau datang ke rumah Nana dan berbicara baik-baik bahwa kau merindukan anakknya"
Jeno memancarkan samoyed eyesnya. "Itu percuma"
"Kau belum mencoba dan sudah berkata percuma, lawak banget jadi orang—"
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Buna || NOMIN END
RomanceTentang sebuah karma,- ❤️ -angst #mpreg #notforchildren