Bab 9

785 37 10
                                    


Copy and Paste

Nhai Pov

“Aku harus menjadi suami!”

Aku berteriak dengan nyaring saat aku menghampiri Ai yang saat ini sedang memasak di dapur untuk membuat sarapan. Sementara aku masih berdiri dengan memakai piyama dan menunjuk kearahnya. 😅

Tanganku yang lain memegang gantungan baju dengan seragam mahasiswaku yang ada di atas pundakku.

“Kamu cepatlah mandi dan sarapan..” Kata Ai.

“Kamu cocok untuk menjadi istriku karena kamu pandai memasak dan bisa mengerjakan semua pekerjaan rumah dengan sangat baik..”

“Tidak mau! Ayolah cepat mandi dan berpakaian, jika kamu seperti ini maka kita akan terlambat..”

“Apakah kamu mendengarkan apa yang aku katakan?”

“Tidak!”

“Aku paling tidak suka memakai pakaian yang disetrika dengan rapih. Aku tidak tahu mengapa kamu suka menyetrikanya. Entah kamu selalu melakukan hal ini sejak hari Senin..”

Aku melihat Ai mulai menghentikan kegiatannya membuat sarapan dan meletakkan pisaunya yang sedang memotong tomat di talenan saat ini. Sudut bibirnya terangkat menjadi senyuman lembut, matanya yang selalu berkilauan sedikit menyipit sebelum dia membalik badannya.

Saat ini dia sedang menghadap kearahku, aku menjadi sedikt panik dengan suasana yang terjadi di antara kami berdua saat ini, sejak aku bersama-sama dengannya sejak hari Senin. Sekarang sudah hari Jumat dan masih belum ada tanda-tanda kemajuan dari kami berdua.

Mengapa dia terlihat begitu marah saat ini? 🙄

Aku merasa tidak suka dengan apa yang dia lakukan dan merasa tertekan pada awalnya, tetapi saat ini aku sudah mulai terbiasa dengan tidakkannya itu.

Hal ini karena niat baik Ai yang selalu bangun pagi-pagi hanya untuk menyeterika pakaianku sampai terlihat rapih.

Tetapi aku masih merasa tidak puas, aku masih saja mengeluh kepadanya karena aku merasa tidak suka.

“Kalau kamu tidak suka, maka kamu tinggal membuat kusut lagi..” Kata Ai.

Perkataan Ai membuat aku menggertakan gigiku. Aku akhirnya berhasil membuat kusut lagi baju seragam mahasiswa yang sudah Ai seterika dengan rapih dan mantap wajah Ai dengan acuh tidak acuh di dapur. Aku adalah orang yang tidak suka kerapihan.

Setelah melihat apa yang aku lakukan, Ai hanya mengucapkan dua patah kata kepadaku.

“Chen Nhai..”

Lalu setelah itu dia menarik tanganku dan mendorong tubuhku serta mengurung tubuhku di meja dapur. Ai mulai melepaskan bajuku dan tidak membiarkan aku memakainya dan kemudian..

Kiss 😘

“Kamu benar-benar sangat menggoda..”

Bibir Ai berhasil mencium leherku dan memberikan tanda sehingga aku merasa meleleh dan sedikit pusing. Aku pergi ke kampusku dengan tanda di leherku. Saat dia melakukannya, aku hanya bisa mengerang memangil namanya bukan melarangnya.. 😑

“Aku akan melakukan lebih jika kamu terus berbicara seperti itu..”

“Hei Ai! Tenanglah..”

Aku hanya bisa terdiam sejenak, karena tidak bisa menahan debaran jantungku sebelum akhirnya aku hanya bisa berlari dengan cepat kembali ke kamar mandi untuk mandi.

--

Ai Pov

Nhai membiarkan aku berdiri diam untuk melanjutkan memasak sarapan untuk kami berdua di dapur untuk waktu yang lama.

{✓} Ai Long NhaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang