Bab 14

630 27 16
                                    


Perbedaan Genetik

Ai Pov

Rrr… Rrr…Rrr..

“Ai.. ponselmu berbunyi..”

Aku mendengar Nhai berkata kepadaku yang saat ini sedang memeluknya. Jadi aku terbangun dan bergerak untuk berbaring telentang. Aku segera berusaha mencari ponselku yang biasanya aku taruh di samping tempat tidur.

Tetapi saat aku menggerakkan tanganku ke samping tempat tidur, aku merasakan rak yang biasanya aku meletakkan ponselku terlihat kosong dan hanya ada buku komik yang besar. 🤔

Aku kemudian berpikir dan mengingat bahwa semalam aku menginap di rumah Nhai karena aku pergi keluar untuk minum-minum dengan teman-temanku. Aku meminta Intha untuk mengantarkan aku ke rumah Nhai.

Aku keluar dari mobilku dengan susah payah untuk bisa ada di dalam kamar ini. Aku kemudian mandi, duduk dan makan mie instan kemudian tertidur. Aku juga lupa untuk menggosok gigiku semalam. 😅

“Apakah kamu tidak mau mengangkat ponselmu itu dulu,Ai? Suaranya benar-benar sangat memekakan telinga!” Kata Nhai.

Dia terlihat kesal dan kemudian bergerak untuk menyampirkan kakinya yang panjang untuk memeluk tubuhku yang dia pikir mungkin  guling. 🤣

Namun tadi malam aku datang dan tidur di kamarnya sehingga guling Nhai yang terlihat sudah buluk itu terjatuh ke lantai sehingga dia harus memeluk tubuhku. 😏

“Aku tidak bisa menemukan ponselku. Tadi malam kamu meletakkan ponselku dimana?”

“Hm.. aku bisa mendengarkan getarannya disini..”

Aku melihat mata kecil Nhai mulai terbuka sedikit demi sedikit, lalu dia segera duduk di atas yang dia kira guling ketika dia terbangun. Tetapi sekarang yang menjadi gulingnya adalah tubuhku. 😅

Dia menduduki tubuhku di atas perut ke atas dan sampai sekarang dia belum membuka matanya dengan sempurna.

“Aku belum ingin bangun. Kenapa juniorku sudah terbangun?”

“Bukankah akan terlalu berisik jika kita melakukannya pagi-pagi seperti ini?”

“Kamu ini pemikirannya..”

“Aku masih merasa kesakitan, siapa yang kemarin tidak mau berhenti dan siapa yang selalu membuat aku memikirkan hal seperti itu..” Kata Nhai.

Setelah berkata seperti itu, dia segera turun dari tubuhku dan duduk di atas tempat tidurnya, tetapi kakinya masih terjepit di antara kakiku.

Mataku menatapnya dan melupakan suara ponselku yang terus berdering. Aku sangat senang menggoda orang yang tadi duduk di atas tubuhku. 😁

“Hm.. aku rasa aku tahu dimana ponselmu itu. Ayo lepaskan lenganmu dulu dari tubuhku. Aku akan mengambilkannya untukmu…”

“Tidak mau..”

“Ayo lepaskan lenganmu dulu.. Aku akan mengambil ponselmu itu..”

“Tidak perlu. Biarkan aku saja yang mengambilnya..”

Aku segera mengulurkan lenganku yang panjang dan melihat ponselku yang ada di bawah bantal tidak jauh dari tempatku saat ini. Tetapi sebelum aku bisa mengambilnya, Nhai kembali duduk di atas dadaku dan segera meraih ponselku lebih dulu.

“Jom? Siapa Jom?”

“Apa? Jom?”

Aku yang sedang berbaring di bawah tubuh Nhai segera melompat ketika mendengar siapa yang meneleponku pagi-pagi.

{✓} Ai Long NhaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang