SPC 2

440 34 3
                                    

Nhai Pov

Saat ini kami berdua sedang tidur di kamar tidur yang terlihat mewah di apartemen Ai yang terletak di lantai 22. 😊

Cahaya matahari mulai masuk ke dalam kamar ini melalui celah-celah jendela kaca, tetapi kamar tidur ini tetap terasa redup karena ada korden abu-abu yang menghalangi cahaya sinar matahari dari luar.

Tetapi biasanya saat jam segini aku memang terbiasa terbangun karena kami selalu memiliki kelas pagi hari setiap hari. Jadi aku terbangun padahal hari ini adalah hari Sabtu pagi.

Jika aku tidak bangun maka kepalaku akan menjadi pusing. Aku membalik badanku untuk menatap orang yang selalu menemani hari-hariku meskipun aku sudah keluar dari rumah sakit seminggu yang lalu.

Aku sekarang sudah baik-baik saja dan sehat lagi. 😊

Tetapi hari ini sedikit spesial bagiku karena kami akan membersihkan apartemen ini bersama-sama dan akan pergi keluar untuk membeli barang-barang di mall yang kami butuhkan bersama-sama. 😄

Aku berpikir bahwa aku akan sedikit lebih kurus dengan tinggi badanku yang 179 cm dan sebelum sakit berat badanku 68 kg, tetapi setelah sembuh dari sakit beratku hanya turun beberapa kilo saja menjadi 65 kg karena Ai selalu memperhatikanku. 😊

“Ai.. Ayo bangun..”

“Hmm…”

Ai hanya bergumam dan bergerak telentang tetapi matanya masih terpejam. Aku yang melihat hal seperti itu mulai berpikir untuk menjahilinya.

Bruk!

Aku menjatuhkan diriku di atas badan Ai. 😄

“Hmm.. Nhai, badanmu sangat berat. Menyingkirlah..”

“Tidak mau. Ai, hari ini kita akan pergi membeli sepatu bersama-samakan?”

“Hmm.. Tetapi mana morning kissnya dulu?”

Setelah Ai mengatakan hal itu dan mengusap rambut belakangku, aku segera membungkuk dan memberikan morning kiss untuk Ai.

Kiss 😘

“Aku sudah memberikan morning kiss padamu dan sekarang cepatlah bangun. Aku sudah tidak memiliki sepatu lagi dan kita harus membelinya hari ini..”

“Baiklah. Tetapi apakah aku mempunyai pacar seorang lipan? Sepatumu sangat banyak menumpuk di sini. Kalau itu bukan sepatu lalu itu apa?”

Ai berkata sambil mengerutkan keningnya dan menggunakan hidungnya yang mancung untuk mengendus pipiku. 😊

Ai memang suka mengatakan hal yang tajam dengan cara yang halus dan aku sudah terbiasa dengan sikapnya itu.

“Aku sudah bosan memakai sepatu-sepatu itu dan ingin membeli yang baru. Kalau kamu tidak mau mengantarkan aku membelinya, aku bisa pergi sendiri..”

“Siapa yang bilang kamu harus pergi sendiri untuk membelinya?”

“Tidak ada. Kamu pasti tidak akan mengizinkan aku untuk mengendari motoku sendiri di bawah sinar matahari..”

“Hmm benar.. Lalu apa yang akan kita lakukan pagi ini?”

“Kamu harus mencuci baju dan membersihkan kamar sedangkan aku mencuci piring dan membuang sampah..”

Setelah mengatakan hal itu, aku tidak bergerak dan segera duduk di atas perut Ai yang terlihat kuat, mengangkat tanganku untuk mengusap rambut lembut Ai yang belum keramas lalu segera turun dan berdiri di dekat tempat tidur dengan bertumpu pada kedua tanganku. 😊

“Tetapi sebelum melakukan itu semua, aku ingin mencari sesuatu yang bisa aku makan dulu. Aku ingin makan Nutella dan cornflakes..”

“Kamu bisa mencampurkannya menjadi satu..”

{✓} Ai Long NhaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang