6. Aquamarine

73 45 32
                                    

Selamat datang, silakan klik bintang untuk membayar kerja keras penulis, Kak.

Silakan berkomentar juga, karena hal tersebut sangat membantu kami agar semakin semangat update ide baru.

Terimakasih atas kunjungannya, hope you enjoy it^^

***

Langit bergemuruh, memperlihatkan kilatan petir yang terlihat seperti sedang mengamuk. "Walaupun kutukan yang kamu kasih ke aku hanya dapat menghilang beberapa saat, tapi kali ini aku akan menang, Kakak."

Tubuh pria itu semakin melemah. Ia mengangkat tongkatnya ke atas. "Sampaikan pesan untuk Reina,"

.

.

| ~~~ Amethyst ~~~ |

.

.

Kedua manusia itu tengah asyik berenang. Lomba menahan napas, berenang dari satu tempat ke tempat lain, dan saling mengerjai satu sama lain sudah mereka lakukan.

Namun, Rey malah tak sengaja berfokus pada sesuatu yang ada di leher Reina. "Leher lo...?"

Reina mengernyit, berusaha untuk memperhatikan lehernya. Betapa bodohnya Reina tidak ingat bahwa make-up miliknya tidak waterproof. Ia lupa untuk menjauhkan diri dari air jika sedang bersama teman-temannya.

"Kata bokap gue ini tanda lahir. Bentuknya aneh, sih, memang."

"Kenapa selama ini lo tutupin?"

"Gue ngira kalau kalian bakal ngerasa aneh ngeliat benda ini."

"Enggak, menurut gue itu keren. Karena luka lo itu menunjukkan jati diri lo sendiri."

Reina tersenyum. "Makasih, tapi gue belum siap buat nunjukin benda ini secara terang-terangan," tuturnya. "Ngomong-ngomong... kayaknya gue gak pernah bilang kata 'luka'?"

Entah kenapa, Rey malah gelagapan untuk menjawab. "Gue merasa kalo benda itu lebih mirip luka daripada tanda lahir."

"Gue juga, sebenarnya."

"Setuju juga, sih, gue sama lo. Menurut gue tutupin aja lukanya."

Reina mengangguk. "Gue gak bawa baju ganti," tutur Reina.

Rey melihat sekeliling, mencari sesuatu yang bisa mengatasi hal tersebut. Dagu Rey menunjuk pasar kecil yang tak jauh dari pesisir. "Untungnya banyak yang jual,"

Ia beranjak, keluar dari perairan. "Gue cari-cari baju dulu, ya. Lo seneng-seneng dulu aja di sini," papar Rey.

"Pilihin baju bagus yang cocok buat gue!"

"Kalo yang cocok buat lo, pilihannya daster Ibu hamil!" kekehnya, pergi meninggalkan Reina.

Reina memegang lukanya yang tiba-tiba terasa nyeri kembali. Amethyst yang ada di kalungnya juga memantulkannya cahaya seperti tadi.

Hati Reina menyuruhnya untuk menyelam ke bawah. Entah dirinya bodoh atau bagaimana, Reina malah menuruti perasaannya, menyelam tanpa alasan. Matanya memperhatikan sekeliling di bawah permukaan.

Pandangan Reina berfokus pada sebuah benda mengkilap yang tersembunyi di balik rumput laut. Reina menyingkirkan rumput itu, dan menemukan sebuah batu kristal berwarna biru yang sangat bercahaya. Itu adalah Aquamarine, salah satu jenis batu kristal dari 12 batu yang lain.

AMETHYST [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang