"Bisa tidak kau itu tidak perlu menyusahkan anakku, dia itu wanita dan dia terpaksa harus mengurusmu yang penyakitan, kenapa kau tidak mati saja saat di Korea kemarin."
Gulf masih diam dengan kepala tertunduk kebawah menatap lantai.
Saking gemasnya pada Gulf, Anne menjambak rambut Gulf hingga Gulf tersungkur di atas lantai.
Pletak....
Suara benturan keras pun terdengar nyaring di dalam kamar yang ukurannya tidak terlalu besar.
"Tempatmu memang di bawa kakiku, dasar sampah!" Tidak puas dengan hanya menjambak rambut Gulf, Anne menginjak punggung Gulf dan setelahnya dia keluar dari kamar Gulf.
Anak laki-laki itu tidak bisa membalas, dia hanya diam seraya menyentuh keningnya, rasa sakit itu tidak seberapa di bandingkan dengan sakit hati karena sering di perlakukan kasar oleh ibu Gina.
Gulf perlahan-lahan berdiri lalu dia duduk di tepi ranjang kemudian meneteskan air matanya. Dia tidak mengerti sejak kapan dia bisa berada di tengah-tengah keluarga Gina. Dia merasa sudah kehilangan banyak hal tapi entah apa itu. Dia tidak bisa menikmati hidupnya dengan baik semua yang berhubungan dengan kehidupannya di kontrol oleh Gina.
"Gulf? Kau kenapa?"
Gulf menghapus air matanya saat Gina masuk ke kamarnya.
"Kenapa kesini, bukan kau mau istirahat?"
"Aku mendengar suara benturan, kau menangis?"
"Aku terpeleset keningku menghantam ujung nakas, sakit sekali sampai air mataku keluar."
"Ko bisa? Hati-hati Gulf bagaimana kalau mengenai matamu, sini aku lihat."
"Sampai merah seperti ini, aku ambil salep dulu ya, kau tunggu sebentar."
"Tidak perlu, nanti juga hilang."
"Bahaya jika di diamkan bukankah kau ingin kerja, nanti bagaimana kalau tiba-tiba dapat panggilan kerja dengan keadaan kening seperti ini kau pasti malu. Tunggu ya biar aku obati lukamu."
"Terima kasih na kau sangat baik padaku."
"Kenapa harus berterima kasih, kau itu kekasihku."
Gina pergi dari ruangan Gulf tak lama dia datang dengan salep di tangannya. Lalu dia mengoleskan salep itu pada kening Gulf.
3 hari kemudian
"Pakai baju yang rapih ya."
"Kita mau kemana? Ini masih pagi."
"Tadi Phi Joss telepon katanya kau disuruh datang ke kantor, ada panggilan kerja untukmu."
"Benarkah?"
"Iya, maka dari itu kau harus berpenampilan rapih agar Bosmu senang melihatmu."
"Baiklah, aku akan ganti baju."
"Aku tunggu di luar ya."
Gulf benar-benar senang dia lebih milih ada di luar rumah dari pada menghabiskan waktu di dalam rumah dengan orang yang tidak menyukainya. Hidupnya seperti di neraka, Gulf selalu panik jika bertemu dengan Anne.
Di perusahaan
"Gulf aku tunggu di luar ya, di terima atau tidak kau harus telepon aku, aku tidak akan pergi sebelum mendengar hasil wawancaramu."
"Ok, aku pergi dulu ya."
"Phi Joss titip kekasihku."
"Kau tenang saja, kalau nanti dia bikin ulah aku lemparkan ke kandang buaya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love [End]
Short StoryObsesi seorang wanita ingin menikahi Pria yang di cintainya, namun dia juga sangat mencintai dirinya, dia tidak ingin tubuh indahnya rusak ketika dia menikah dengan kekasihnya. dia memiliki ide gila untuk mendapatkan keturunan dari suaminya. dia ti...