15 Tahun kemudian.
Ssss...ahhhh....Phi...akh....
Kana menjambak rambut Mew lalu melumat bibir suaminya.
Cpak..cpak...plok..plok..plok..
Sepasang suami istri itu sedang memanjakan tubuh mereka berdua di dalam kamar mandi, mereka berdua saling membelai, mencium lalu menjilati tubuh satu sama lain, meski pun keduanya sudah bisa di bilang tidak muda lagi tapi gairah seks mereka tidak pernah berubah, keduanya tidak pernah bosan saling bercumbu meski pun setiap hari mereka selalu bertemu.
"Phi Key!"
"Stttt...!"
"Phi Key sedang apa di kamar Papa?"
Key menutup kedua telinga Win dan membawa Win keluar dari kamar orang tuanya.
"Phi ada apa?"
"Kau mau apa ke kamar Papa?"
"Win mau minta uang jajan."
"Win pergi sekolah dengan Phi saja ya?"
"Win dengan Daddy saja."
"Sepertinya Daddy akan terlambat pergi ke Kantor jadi hari ini kau pergi dengan Phi saja, tidak apa-apa kan?"
"Ok baiklah, win pergi dengan Phi saja."
"Anak pintar, tunggu Phi di luar ya."
Win mengangguk dan dia pergi lebih dulu menunggu Keyila di dalam mobilnya. Mereka berdua sudah selesai sarapan hanya saja Papa dan Daddynya tidak keluar dari kamar saat waktu sarapan tiba itu sebabnya Key datang ke kamar Papanya untuk melihat keadaan orang tuanya takut mereka sakit atau bangun kesiangan, namun hal lain yang Key dapat dia mendengar desahan ke dua orang tuanya di dalam kamar mandi.
"Phi apa Daddy sakit?"
"Tidak!"
"Lalu tadi Papa dan Daddy ke mana?"
"Papa dan Daddy masih mandi, Mereka sedang buat adik untukmu."
"Di kamar mandi? Nanti dede Bayi atau Tai yang keluarnya."
"Kau juga sering di buat di kamar mandi, tapi wajahmu tampan tidak seperti tai, untung saja kau mirip dengan Papa coba saja jika kau mirip dengan Daddy, aku buang kau ke panti asuhan."
"Wajah Phi mirip dengan Daddy apa Phi tidak mau pergi ke panti asuhan sendiri?"
"Kata siapa wajahku mirip Daddy? Aku memiliki wajah sendiri."
Win tidak pernah tau kalau dia dan Key memiliki Ayah yang berbeda, Win hanya tau kalau Luke itu Pamannya karena mereka sering mengunjungi makam Luke.
"Kenapa kau melamun."
"Aku sedang memikirkan kata-kata Phi."
"Yang mana?"
"Phi bilang Papa sedang buat adik untuk Win."
"Iya, kau tidak mau punya adik?"
"Malu Phi, aku sudah besar, Phi juga sudah pantas menikah masa mau punya adik lagi."
"Tidak apa-apa biar rame."
"Nanti kalau kita berdua dorong stroler Bayi jalan-jalan ke taman di kira itu anak kita."
"Ya tidak mungkin lah Win, kau saja masih Bayi orang tidak akan ada yang menganggapmu bapak-bapak."
"Bagaimana kalau kita racun saja?"
"Siapa?"
"Anak yang ada di perut Papa biar tidak lahir."
"Yang ada Papa yang akan mati."
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love [End]
Short StoryObsesi seorang wanita ingin menikahi Pria yang di cintainya, namun dia juga sangat mencintai dirinya, dia tidak ingin tubuh indahnya rusak ketika dia menikah dengan kekasihnya. dia memiliki ide gila untuk mendapatkan keturunan dari suaminya. dia ti...