"Key ayo turun."
Kana menurunkan Key dari atas meja.
"Key lanjutkan lagi ya makannya."
"Key tidak mau makan lah, mood Key hancur."
"Anak kecil tau-tauan mood hancur."
"Key dengar Papa mau nikah dengan ibu-ibu itu, Key tidak mau punya ibu."
"Key butuh ibu dan Papa."
"Siapa bilang, kalau Papa tetap mau menikah dengan wanita, antarkan Key ke panti asuhan saja."
"Mana bisa begitu, kalau Papa nanti menikah kita bisa punya keluarga baru."
"Sepenting apa sih keluarga baru, nanti kalau Key di rebus sama ibu tiri bagaimana? Kalau Papa tetap ingin menikah Key tidak mau ikut dengan Papa."
"Kita harus temui Tante itu dulu, Key harus menilai sendiri, Papa yakin Key pasti menyukainya."
"Yang benar saja Pah, Key tidak mau."
"Temani Papa, Papa janji jika Key tidak menyukainya, Papa tidak akan melanjutkan pernikahannya."
"Benar?"
"Benar!"
"Awas saja kalau bohong."
"Mana pernah Papa bohong, sekarang habiskan pizzanya."
Kana memberikan potongan pizza yang baru untuk key, lalu Kana berdiri mengambil pizza yang jatuh di atas lantai kemudian Kana buang di tempat sampah. Kana melirik ke arah Mew yang masih memasang wajah kesalnya. Kana menarik nafas panjang kemudian mendekat ke arah Mew.
"Kau belum makan."
"Aku tidak lapar."
"Lalu untuk apa kita beli makanan sebanyak itu?"
"Kau habiskan saja sendiri."
"Sekesal itu kah kau padaku?"
"Menurutmu!"
Lagi-lagi Kana menghela nafas.
"Phi ayo kita makan!"
Mew menoleh ke arah Kana dengan tatapan tajamnya. Kana pun langsung diam dia sedikit takut dengan tatapan Mew.
"Aku tidak heran jika kau masih mau melanjutkan pernikahanmu dengan wanita itu, buatmu kejadian semalam itu sama sekali tidak berarti bukan?"
"Kau marah karena hal semalam? Tapi kau yang mulai."
"Bukan itu!"
"Lalu apa, bicara yang jelas."
"Lupakan! jika kau ingin menikah maka menikahlah kau tidak perlu perdulikan hatiku."
"Jika kau mau bilang cemburu bilang saja tidak perlu ajak aku muter-muter sampai ke negara tetangga."
"Begitu saja tidak paham!" cicitnya.
"Aku bukan Tuhan sampai harus tau isi hatimu."
"Apa?"
"Aku masih dengar walau kau bicara pakai suara hati."
"Kau habiskan saja makannya dengan Key, jangan perdulikan aku."
"Aku mau makan jika kau juga makan, kalau kau tidak mau makan aku juga tidak akan makan."
"Terserah!"
"Itu kata-kata wanita jangan kau curi."
"Elkana...pergi jangan ganggu aku!"
"Kalau begitu ayo makan denganku."
Kana menyentuh tangan Mew, namun Mew menghindar dan memutar kursinya membelakangi Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love [End]
Short StoryObsesi seorang wanita ingin menikahi Pria yang di cintainya, namun dia juga sangat mencintai dirinya, dia tidak ingin tubuh indahnya rusak ketika dia menikah dengan kekasihnya. dia memiliki ide gila untuk mendapatkan keturunan dari suaminya. dia ti...