"Aku tanya padamu, sedang apa kau di sini?"
"Aku butuh pulpen kebetulan pulpenku hilang, aku ingin pinjam pulpen! itu sebabnya aku ke sini."
Bughh..
David meninju wajah Kana hingga darah segar keluar dari sudut bibir Kana.
"Kalau bukan karena anakku, aku tidak akan pernah menerimamu di rumahku, jadi kau jangan besar kepala bisa bergerak bebas di dalam rumahku, aku haramkan kau menginjak setiap sudut ruangan yang ada di dalam rumahku," David menyeret Kana dan mendorong Kana keluar dari ruang kerjanya.
Kana pun tersungkur di lantai hingga sikut tangannya lecet terkena gesekan lantai.
"Cepat pergi ke kamarmu! Jangan belajar jadi bangsat di dalam rumahku."
"Ada apa Yah?" Tanya Gina yang keluar dari kamarnya karena dia mendengar bising dari luar.
"Piaraanmu membuat onar, dia berani masuk kedalam ruang kerja, kau sendiri tau bukan? tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam sana."
"Tapi Ayah tidak perlu kasar padanya, memangnya Ayah tidak bisa bicara baik-baik."
"Ayah tidak suka membiarkan debu di berada di dalam rumah," Ucap David seraya berlalu pergi.
"Kau tidak apa-apa Gulf? Memangnya apa yang kau lakukan di ruang kerja?"
"Aku baik-baik saja, aku mau pinjam pulpen sepertinya pulpenku hilang."
"Kau bisa ke kamar ku."
"Aku takut kau sudah tidur, aku pun tadi sudah mau tidur tapi ingat ada sesuatu yang harus aku kerjakan."
"Ayo aku antar kau ke kamar."
"Aku tidak apa-apa, aku bisa sendiri."
"Aku masih tidak habis pikir kenapa orang tuaku masih tidak menyukaimu."
Kana pergi ke kamarnya di ikuti oleh Gina.
"Jika aku tinggal di apartemen hal seperti ini tidak mungkin terjadi, izinkan aku keluar dari sini."
"Tidak bisa, kau harus tinggal di sini bersamaku."
"Kau bisa tinggal di Apartemen bersamaku."
"Tapi Apartemenmu sangat jauh dengan tempat kerjaku."
"Kalau bagitu biar aku saja yang tinggal di sana, nanti aku akan datang ke sini setiap weekend."
"Kau tau aku tidak bisa jauh darimu."
"Tapi aku tidak bisa seperti ini terus, semakin sering orang tuamu melihatku ada di rumah ini, mereka akan semakin benci padaku."
"Kau tidak bisa pergi ke mana-mana, kau harus tetap di sini bersamaku. Sekarang kau tidurlah lupakan semua yang terjadi padamu hari ini anggap tidak pernah terjadi apa-apa," Gina membuka laci yang berada di sisi ranjang Kana, dia mengambil botol obat lalu mengeluarkan 1 butir obat dari dalam botol tersebut.
"Minumlah!"
"Obat apa ini?"
"Pereda rasa nyeri agar pipimu tidak biru."
"Nanti saja aku minumnya, aku mau sikat gigi dulu sebelum tidur."
"Tidak bisa harus di minum sekarang," Gina memasukan satu butir obat ke dalam mulut Kana hingga Kana tidak punya pilihan selain menelan obat yang sudah ada di dalam mulutnya.
"Aku mau istirahat kalau kau mau tidur bisa tolong tutup pintunya."
"Baiklah!"
Kana berbaring lalu Gina menyelimuti tubuh Kana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Love [End]
Short StoryObsesi seorang wanita ingin menikahi Pria yang di cintainya, namun dia juga sangat mencintai dirinya, dia tidak ingin tubuh indahnya rusak ketika dia menikah dengan kekasihnya. dia memiliki ide gila untuk mendapatkan keturunan dari suaminya. dia ti...