MJMG : 17

170 12 0
                                    

Suara ayam berkokok, dan suara burung berkicauan di langit sudah terdengar jelas di pendengaran telinga. matahari berwarna kuning kini sudah sepenuhnya memunculkan dirinya di sebelah timur. pertanda hari sudah mulai pagi.

Tidak terasa, waktu berlalu dan berjalan sangat begitu cepat. sekarang sudah memasuki pertengahan bulan saja, saat ini pondok pesantren Al Basyir baru saja selesai mengadakan acara kelulusan kelas XII kemarin pagi.

"Alhamdulilahhirobilalamin, akhirnya kamu lulus juga nak." ucap syukur dan bangga Umi.

"Mau melanjutkan pendidikan di mana?" tanya Abi.

"Kalau boleh, Artha mau meminta restu dari Ummi dan Abi untuk melanjutkan sekolah Artha di Cairo. apa tidak masalah?"

Abi tersenyum.

Wajah Ummi yang tadi nya berseri ceria dan tersenyum tiba tiba murung setelah mendengar anaknya mengucapkan kalimat itu. "Kamu tega tinggalin Umi disini?"

"Umi, biarkan saja Artha melanjutkan pendidikan nya di sana."

"Tapi Abi.. Umi gak sanggup jauh jauh dari Artha. abi tau kan, kalau Artha anak satu-satunya kita?"

"Umi, dengarkan Abi. Artha disana tidak lama, cuma beberapa tahun saja. dia juga disana ingin menuntut ilmu dan memperluas pengetahuan agama sedalam dalamnya. untuk membekali dirinya kelak. ummi tahu kan? cita-cita Artha ingin jadi apa? jadi abi minta tolong, jangan larang Artha untuk pergi ke sana yah." Abi harap istrinya itu bisa luluh dengan kata katanya barusan.

Kalau suaminya sudah berbicara dari A sampai Z seperti itu mana mungkin ia bisa menolaknya.

"Yasudah. Umi akan izinin kamu untuk kuliah di Cairo. yang dikatakan Abi memang ada benarnya juga." walaupun dilubuk hatinya yang paling dalam ia tak rela jauh dari anak satu-satunya dalam jangka waktu yang cukup lama, tapi ia harus rela mengikhlaskannya.

"Apa boleh?" tanya Artha sekali lagi untuk mengetahui jawaban dari orang tuanya.

"Boleh nak, Umi mengizinkan kamu." Umi tersenyum terpaksa. karena tidak mau membuat anak kesayangan nya kecewa.

Lagi lagi Abi Basyir tersenyum. "Abi juga izinkan kamu."

"Alhamdulillah.. terimakasih Ya Allah, terimakasih juga Umi, Abi." tangis harunya. Artha pun memeluk kedua orang tuanya bergantian.

-

"Gus Artha." ucapnya sepatah kata. tapi anehnya.. ia malah menyebut nama gus nya sendiri.

"Dia udah lulus. berarti sebentar lagi dia bakal berangkat ke Cairo?"

Saat sedang asik merenung dan melamun, pintu kamar terbuka lebar dan menampakkan sosok Vivi.

Syera sadar dari lamunannya dan melihat kearah Vivi.

"Syer." Panggil Vivi dari depan pintu dan langsung masuk mendekati Syera tanpa menutup pintunya.

"Kenapa?" Syera langsung terbangun dan ikut duduk disamping Vivi.

"Aku liat, akhir akhir ini kamu suka menyendiri banget. kenapa?"

"Gak tau, aku juga bingung."

"Kamu ada masalah yah sama kita? atau.. ada masalah pribadi gitu?"

"Gak ada masalah apa apa kok."

"Gak papa, jujur aja sama aku." paksa Vivi ke Syera, agar Syera mampu bercerita jujur kepada nya.

"Gak papa kok Vi."

"Gimana kalau kamu ikut aku?" Vivi berusaha untuk mengalihkan topik pembicaraan.

"Kemana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MANA JANJI MU GUS?! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang