MJMG : 11

212 15 0
                                    

Keesokan harinya..

Gus Artha sudah bisa beraktivitas seperti biasannya lagi, walaupun belum sepenuhnya sembuh tetapi ia tetap memaksakan diri berangkat menuju sekolah.

"Ar, loh beneran udah sehat kan?" tanya Gibran di dalam kelas.

"Alhamdulillah, sudah mendingan."

"Syukur deh. tapi kalau lo ngerasa gak enak badan, kasih tau gue yah."

"Na'am, Daniel kemana?" tanya Artha pada Gibran yang tidak melihat Daniel ada di dalam kelas.

"Keluar bareng si Albi, kantin mungkin." jawab Gibran. lalu mereka di sibukkan dengan melakukan aktivitasnya masing-masing.

Bel masuk sudah berbunyi keras di penjuru dan sudut-sudut sekolah. tapi Daniel belum menampakkan batang hidungnya di dalam kelas semenjak pergi bersama Albi.  sementara Albi, ia sudah balik lebih awal.

"Eh Al, Daniel kemana?" Gibran menyadari kalo teman yang satu nya itu belum sampai kelas juga.

"Gatau." jawabnya acuh.

"Bukan nya tadi sama lo?"

"Iya emang, tapi gatau kemana, tiba tiba ngilang."

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.." salam pak Yanto saat baru menginjakkan kaki nya di dalam kelas.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh.." jawab semua siswa serempak.

"Bapak akan absen terlebih dahulu nama-nama kalian."

"Albi." panggil pak Yanto.

"Hadir pak." Albi mengacungkan jari telunjuk nya keatas.

"...."

"...."

"...."

"...."

Kini sudah sampailah bagian Daniel yang akan di absen. "Daniel." sebut pak Yanto. tapi tidak ada sahutan dari orang yang memiliki nama tersebut.

"Daniel kemana? itu kan ada tasnya, kok gak ada orang nya?" pak Yanto pergi menghampiri meja Daniel.

"Ada yang tau?"

"Gatau pak." jawab Albi.

"Yasudah, tunggu beberapa menit lagi. kalo belum datang juga terpaksa akan bapak alfa." pak Yanto pun mengabsen nama-nama yang lainnya sampai terakhir.

--

Di sudut sekolah tepatnya di area toilet putra. ternyata Daniel sedang berada di dalam salah satu bilik toilet itu, dia sepertinya sudah bolak-balik ke toilet berkali kali, entah kenapa?

"Aduhhhh..!! nih perut kok gak bisa diajak kompromi sih!" ujarnya menggerutu kesakitan.

"Udah mana jam pertama pak Yanto lagi, bisa bisa gue dihukum nanti."

Sekitar empat kali bolak balik akhirnya perut Daniel sudah lebih baik. "Akhirnya.. kelar juga." Daniel pun langsung bergegas lari menuju kelasnya.

Dengan nafas yang tergesa-gesa seusai berlarian, Daniel telah sampai di depan pintu kelas. tapi nampaknya pintu itu tertutup rapat. sudah diyakini olehnya bahwa pak Yanto sedang menjelaskan materi di papan tulis.

"Waduh gawat nih! udah ada pak Yanto lagi.. masuk, gak, masuk, gak." Daniel memilih untuk masuk kedalam kelas. dia sudah siap menerima siraman rohani dari pak Yanto, pikirnya.

Tok Tok Tok

Ceklek

"Assalamualaikum." salam nya, sekelas pun melihat kearah pintu, siapa yang mengucapkan salam itu. begitupun dengan pak Yanto. ia melihat kearah pintu, wajah nya seketika berubah menjadi merah padam.

MANA JANJI MU GUS?! (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang