Keesokan paginya, Yohan pulang ke rumah, bersamaan dengan Azri yang juga baru sampai.
"lohh papa baru pulang?" tanya Azri seraya menyalami papanya,
"iya, semalem tiba-tiba ada pasien, jadi yaudah papa stay disana soalnya pasiennya DBD"
Azri mengangguk mengerti, tiba-tiba ada panggilan masuk ke handphone Yohan yang membuat langkah mereka terhenti. Yohan menepi sebentar untuk mengangkat panggilan itu. Dari posisinya Azri bisa samar-samar mendengar apa yang dibicarakan papanya, tapi yang jadi aneh adalah Yohan tidak biasanya pergi menjauh saat menerima telepon dari rumah sakit, biasanya ia akan langsung menjawab teleponnya di tempatnya tanpa harus pergi menjauh.
"iya, kamu juga jangan lupa sarapan, gak usah terlalu dipikirin, acel gapapa kok percaya sama saya,"
"iya, ingat ya jangan lupa makan, jangan sampai kamu ikutan sakit"
"oke"
Tiga kalimat terakhir yang Azri dengar cukup membuatnya menarik kesimpulan kalau yang menelpon papanya itu bukan sekedar orang biasa.
"siapa pah?" tanya Azri
"wali pasien"
"perempuan?" Selidiknya
"iya"
"masih muda?"
"kenapa sih kamu ini?? Kayak polisi aja nanya rinci banget"
"ya gapapa, masih muda gak?"
"iya, dia dulu adik tingkat papa, kita dulu sekostan, bisa dibilang temen lama papa lah. Dan kita sama- sama single parents"
"waww. Ketemu dimana?"
"di rumah sakit, waktu itu dia nganter keponakannya berobat ke papa, eh sekarang anaknya yang sakit"
"cantik pah?"
"apasih kamu ah, kalo kedenger adikmu ntar ribet deh"
"gapapa kali pah, papa juga punya hak buat naksir cewek atau bahkan lepas status duda papa"
"suutt ah udah" ucap Yohan seraya melepas sepatunya. Aroma nasi goreng langsung menguar begitu pintu utama dibuka. Terdengar suara alat masak yang beradu di dapur. Papa tersenyum kala melihat Jaevan yang sedang mengambil alih pekerjaan rumah. Anaknya yang satu itu memang selalu bisa diandalkan sejak dulu.
"widiih chef jaevan nih yang masak, pantesan wangi banget" ucap Papa,
"iya doongg, selama papa sama azri gak ada kan Jaevan yang ambil alih jadi chef" ucapnya sambik terus memasak,
"iya masak abis itu di upload di story wa, biasalah caper biar banyak cewek yang komen" sahut Elvan yang baru saja turun dari lantai dua.
"berisik lo gak gue kasih makan"
"PAPAAA!!!" jerit Nara sembari berlari ke arah papanya lalu memeluknya
"IHHH TETEH KANGEN BANGET SAMA PAPAAA" ucapnya, Yohan terkekeh,
"iyaa papa juga kangen banget sama teteh, kemarin nonton sama siapa, papa liat dari story kamu"
"sama nana" jawab Elvan dan Jaevan bersamaan,
"Berisikkkkk" ucap Nara,
"gue liat-liat makin deket aja lo berdua" sahut Azri
"apasih orang aa di surabaya, jarang liat status nara dihh"
"gausah diliat sering juga udah keliatan pasti deket" Sahut Azri
"iihhhhhh", sementara Yohan hanya terkekeh melihat perdebatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our greatest world Papa chap.2
Fanfic*FIKSI YA* "Adeekk cinta tak selamanya indah dekk" Mungkin kalimat tersebut sangat tepat dilontarkan kepada keempat anak muda dari papa duda yang kini sudah mulai beranjak dewasa. satu persatu dari mereka kini mulai mencari jati dirinya serta mera...