Sekembalinya Jaevan membeli makanan Azri ternyata sudah bangun, ia sedang duduk sembari bersandar di kepala ranjang, baik Jaevan maupun Azri sama-sama saling menatap dingin."nih teh makanannya, jev juga beliin minuman" ucap Jaevan seramah mungkin berusaha menahan emosinya
"dari siapa uangnya?" tanya Azri dengan nada sedikit ketus
"teteh-"
"dari gue,"
"gak usah teh, ini dari jaevan" selak Jaevan langsung,
Rasanya ingin sekali dia mengacak wajah kakaknya itu karena kesal, tapi selama perjalanan dari kantin ke ruangan Azri, Velia sepuluh kali berucap;'jangan emosi yaa, tahan emosinyaa yaa, baikin kakaknya'
Jaevan menghela nafas panjang sebab kalimat itu terus berputar di kepalanya,
"gimana sekarang, a?" tanya Jaevan mencoba berbaikan dengan kakaknya itu,
"mendingan udah gak terlalu lemes" jawab Azri, Jaevan mengangguk,
"gue bawain baju ganti lo, gue juga beli makanan kesukaan lo, dimakan, biar cepet sembuh"
"iya" sahut Azri,
"yang lain gak kesini?""papa lagi ngoperasi, yang lain mungkin belum tau" sahut Jaevan
Tidak ada tanda-tanda keduanta akan berbaikan, sebab sejak tadi pun mereka lebih banyak diam daripada berinteraksi. Fun factnya adalah, kedua adik kakak ini memang terlahir sebagai anak yang keras kepala, dulu Jaevan mungkin memang sering mengalah, tapi seiring bertambahnya usianya sifat keras kepala nya pun kini hampir menyamai Azri, dan mungkin juga karena pengaruh sikap Azri sendiri.
"mau makan sekarang a, aku suapin?" tanya Senjani,
"nanti aja, kamu aja dulu yang makan" sahut Azri, nada bicaranya terdengar berbeda sekali seperti saat ia bicara dengan Jaevan,
"mau buah gak? Tadi Jev sama velia bawain buah" tanya Senjani lagi
"gak usah, kamu aja yang makan kalo mau"
Jaevan tersenyum tipis, Azri sepertinya benar-benar belum mau berbaikan dengannya,
"gue pamit pulang, nanti papa kesini abis operasi, semoga cepet sembuh" ucap Jaevan
"oke, thanks jev, sorry ngerepotin" ucapan Azri ini berhasil membuat Jaevan menghentikkan langkahnya,
"gak perlu, ini kan kewajiban gue sebagai adik" sahut Jaevan kemudian berniat melanjutkan langkahnya, namun kembali tertahan karena Azri kembali berucap
"lo udah makan?" tanya Azri, Jaevan hanya diam tak bergeming
"Vel, udah makan?" tanya Azri pada Velia,
"ah- u-udah A, tadi" jawab Velia terbata karena terkejut dengan pertanyaan Azri itu,
"makasih, sudah beliin makanan untuk jani ya"
"iya sama-sama, a, hehe" jawab Velia gugup
"cocok kalian berdua, kayaknya sama-sama pinter ngerayu orang ya" ucap Azri, lagi, membuat bara api di hati Jaevan semakin menyala
"hah?" refleks Velia sedangkan Jaevan terkekeh sumbang,
"hahaha aku juga bisa ngerayu kamu kok, kamu aja yang cuek A" ucap Senjani agar Velia tidak menganggap serius ucapan Azri sebab ia pun terkejut kenapa Azri bisa berkata demikian
"ya namanya pacaran mah harus saling ngerayu, gombal receh gitu ya gak vel, jev" ucap Senjani lagi, Velia tertawa kecil ikut menanggapi
"Iya teh haha"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our greatest world Papa chap.2
Fanfic*FIKSI YA* "Adeekk cinta tak selamanya indah dekk" Mungkin kalimat tersebut sangat tepat dilontarkan kepada keempat anak muda dari papa duda yang kini sudah mulai beranjak dewasa. satu persatu dari mereka kini mulai mencari jati dirinya serta mera...