Seminggu berlalu kini anak laki - laki bernama Abigail Marcelio atau yang Kaluna panggil dengan sebutan Acel itu sudah membaik, putra semata wayang dari Kaluna itu kini sudah bisa pulang dari rumah sakit. Yohan masuk ke ruang rawat Abigail, tampak anak berusia lima tahun itu sedang bersenda gurau dengan ibunya. Yohan tersenyum kecil dari ambang pintu sebelum kemudian mengetuknya dan mengalihkan perhatian ibu dan anak itu.
"haloo acel seneng banget ya hari ini pulang" sapanya ramah,
"seneng banget dok, aku jadi gak ditusuk-tusuk jarum lagi tangannya" sahutnya, Yohan terkekeh kecil
"pulang sama siapa?" tanya Yohan pada kaluna
"paling naik taksi online mas" jawab Kaluna
"saya antar saja"
"eh kamu kan lagi kerja?"
"enggak hari ini gak ada jadwal operasi dan jadwal rawat jalan sudah selesai, saya antar aja ya?"
"gak ngerepotin kamu?"
"enggak kok"
"acel, kalo pulangnya dokter anterin mau gak?" tanya Yohan pada Abigail"MAUUU DOKTERR" pekik bocah itu girang
"tapi bunda janji mau beliin acel boneka dino dulu dokter, emang dokter mau nemenin?""boleh, ayo nanti sekalian dokter yang beliin"
"HOREEEE"
"bunda ayo kita pulang sama om dokter aja bun", Kaluna hanya bisa tersenyum menanggapi ucapan anaknya yang terlihat sangat sumringah, mau tidak mau ia harus mengiyakan ajakan Yohan untuk mengantarnya pulangKetiga orang itu berjalan di sebuah pusat perbelanjaan dengan Yohan menggendong Abigail, persis seperti ia menggendong anak kandungnya sendiri. Sesuai janjinya untuk membelikan boneka Dino, Yohan menemani anak itu untuk memilih - milih boneka Dino yang ia mau. Senyuman cerah merekah dari bibir mungilnya itu kala Yohan memberikan salah satu boneka Dinosaurus berwarna hijau berukuran besar. Orang - orang yang tidak tahu pasti akan mengira bahwa mereka adalah sebuah keluarga kecil yang bahagia.
"Terima kasih ya mas sudah bikin acel seneng, maaf jadi ngerepotin"
"gapapa, sekali - kali kan, mumpung saya juga lagi senggang"
Kaluna tersenyum senang, ketiganya benar - benar seperti keluarga kecil yang sedang quality time di mall, seperti saat Acel merengek ingin makan es krim dan kaluna melarang tapi Yohan tetap membelikan es krim untuk Acel dengan dalih 'saya ini dokter anak kalau kamu lupa kaluna, acel boleh kok makan es krim asal jangan terlalu sering' alhasil Kaluna hanya bisa cemberut karena memang ucapan Yohan ada benarnya, ya dokter anak yang paling tau kan? Sejak menginjakkan kaki di mall ini, Acel tidak lepas dari gendongan Yohan, sesekali ia berjalan tetapi tetap tangan mungilnya itu digenggam oleh Yohan.
Setelah puas berkeliling, membeli mainan dan cemilan, Yohan lalu mengantar mereka ke rumahnya. Sebuah rumah minimalis di salah satu komplek perumahan di kawasan Bandung Timur. Rumah itu dicat dengan warna cokelat kayu, terlihat begitu hangat dan nyaman dengan halaman yang cukup luas di depannya yang diisi beragam jenis bunga serta rumput sintetis. Lingkungan disini cukup sepi, hampir sama dengan lingkungan di komplek rumahnya.
"mau mampir dulu mas?" ajak Kaluna
Sejenak ia ingin masuk ke dalam rumah yang terlihat nyaman itu, tapi notifikasi dari grup rumah di handphonenya mengurungkan niatnya untuk mampir
"saya langsung aja deh, kasian anak-anak pasti nungguin buat makan malem di rumah,"
Kaluna mengangguk paham, "sekali lagi makasih ya mas,"
"sama-sama"
"dokter, dokter gamau mampir dulu?"
"enggak acel, dokter langsung pulang yaa, acel makan yang banyak dan harus nurut apa kata bunda ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our greatest world Papa chap.2
Fanfic*FIKSI YA* "Adeekk cinta tak selamanya indah dekk" Mungkin kalimat tersebut sangat tepat dilontarkan kepada keempat anak muda dari papa duda yang kini sudah mulai beranjak dewasa. satu persatu dari mereka kini mulai mencari jati dirinya serta mera...