.
.
.
.Happy Reading
.
.
.
.
Dekis merebahkan tubuhnya guna merilekskan otot-otot tubuhnya yang terasa nyeri akibat perjalan jauhnya.Tak peduli kalau hari masih siang dan perutnya yang meronta kelaparan. Dia sudah lelah ingin segera menyelami alam mimpi.
Tidak menyadari seseorang masuk melalui jendela balkon. Dan kini sosok tersebut mendekati Dekis yang sudah terjatuh dalam buaian mimpi.
" Wahh saya tidak menyangka ternyata sosok calon matahari kekaisaran ini bisa menyelinap masuk ke kamar orang. " sindir Medeia menutup pintu kamar kakaknya.
" Ohh tentu saja hal itu bisa di lakukan siapa saja adik ipar. " Balas Iaros tersenyum culas. Mengusap pipi Dekis yang terasa panas.
Menghela napas kecil Iaros masuk ke kamar mandi mengambil air untuk mengompres Dekis.
Bahkan Medeia sampai tertegun dengan tindakan Iaros merawat kakaknya dengan telaten.
" Tutup mulutmu jika tidak ingin ada lalat masuk Medie. "
Medeia berdehem pelan, mendekati ranjang dan duduk di sebrang Iaros. Mengusap kepala kakaknya pelan.
Tatapan yang biasanya tajam kini terlihat sendu. Kakaknya adalah korban dari keegoisan kedua orang tuanya. Begitu juga dirinya.
Tapi dulu Dekis selalu melindungi Medeia tak peduli meski tubuh lelah kakaknya di cambuk oleh ayah mereka, Dekis tetap tersenyum di depan Medeia.
" Jangan memasang wajah menyedihkan seperti itu Medie. Kakakmu sangat membenci hal itu. "
Iaros menepuk nepuk kecil kepala Medeia yang tertunduk. Medeia merebahkan kepalanya ke dada bidang Dekis. Bergerak sedikit menyembunyikan wajahnya di leher sang kakak. Menghirup aroma yang sangat ia rindukan mengabaikan geraman marah Iaros yang cemburu.
" Keluarlah Medie. Masih ada banyak hal yang harus kau persiapkan bukan. " usir Iaros terang-terangan.
" Ckk.. tidak perlu mengusirku. Bilang saja kau ingin berduaan dengan kakak ku kan Pangeran? Sampai rela melakukan hal yang tidak terpuji." sinis Medeia mengecup kecil pipi tirus sang kakak.
Sebelum keluar dari kamar, Medeia masih sempatnya menginjak kaki Iaros. Entah apa alasannya.
" Anak itu! " desis Iaros merasakan kakinya sedikit berdenyut sakit.
Iaros menghela napas pelan. Ikut merebahkan tubuhnya di samping Dekis. Sedikit menurunkan tubuhnya hingga kini kepala Iaros berada di ceruk leher Dekis. Menghirup aroma Lavender yang sangat ia rindukan.
" Hahhh aroma ini.. aroma yang sangat aku rindukan setengah mati. Hingga aku tidak bisa tertidur lelap. "
Iaros menenggelamkan wajahnya semakin dalam. Tangannya ikut merengkuh pinggang ramping Dekis.
Dalam sekejap Iaros tertidur begitu saja dengan Dekis dalam dekapannya. Melupakan sejenak pekerjaannya yang menggunung menunggunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mine
FanfictionYang orang-orang tahu Pangeran Putra Mahkota Iaros Orona Eperanto sangat mencintai Psyche Polli tunangannya. Dan Medeia Belliard antagonis yang sangat terobsesi dengan tahta dan cinta Iaros. Justru kenyataannya berbanding terbalik dengan faktanya. S...