“Hal yang selalu ku syukuri adalah bertemu dengan kau yang selalu menjadi candu bagiku.”
-Hans Rama Wijaya
...
"Aku yang beruntung, Lia. Aku merasa sangat beruntung bisa dipertemukan dan di dekatkan dengan cewek sebaik dan sekuat kamu." ucap Rama dengan nada tulus, dibarengi dengan senyum yang menciptakan lesung pipi yang menambah damage ketampanannya.
***
"Ngga kerasa ya, Kak. Sebulan lagi kita genap setahun," ucap Rachelia sambil tersenyum, pandangan tidak alih dari danau yang ada di depannya.
"Dan kamu masih mau backstreet?" tanya Rama menatap wajah manis Rachelia."Mungkin. Kamu tau sendiri papa gimana, aku takut papa marah."
Perlahan mimik wajah Rama berubah menjadi sedu. Ia ingat perjanjian awal yang Rachelia inginkan ketika pertama kali Rama mengungkap perasaannya.
Flashback on ...
14 September 2021
"Lia?" panggil seorang cowok menghampiri Rachelia
"Kak Rama?"
"Hans, panggil Hans aja!" ucap cowok itu dengan nada tegas.
"Oh iya, kak. Ada apa ya, kak?" tanya Rachelia kebingungan.
Rachelia sangat bingung dengan sikap Rama, karena siapapun yang memanggil dia dengan panggilan 'Hans' maka dia akan marah dan berkata,
'Rama, lo nggak berhak manggil gue dengan nama itu!'
berbeda dengan saat ini, justru Rama sendirilah yang meminta agar Rachelia memanggilnya dengan panggilan itu. Dan lagi, Rama memanggil dia dengan sebutan yang sama dengan para sahabatnya, yaitu 'Lia'."G-gue se-sebenarnya_" belum selesai mengeluarkan kata-katanya, Rachelia memotong dengan cepat.
"Kamu gagap, kak?" tanya Rachelia menaikan sebelah alisnya.
"Enak aja lo ngatain gue gagap! Gue gugup s1al4n!" ceplos Rama
"Ma-maksud gue, gue nggak gagap, gue cuma bingung ngomong nya," lanjut Rama.
"Emang mau ngomong tentang apa, kak?"
"Se-sebenarnya gu-gue_" lagi, belum selesai Rama mengutarakan apa yang akan dia katanya, Rachelia kembali memotong,
"Aku nggak punya waktu banyak, kak. Kalau kakak belum siap ngomong, jangan dipaksa. Aku pergi dulu, permisi." ucap Rachelia meninggalkan Rama yang masih termenung.
Sekiranya Rama tidak lagi mendengar apa yang akan ia katanya, Rachelia mengeluarkan isi hatinya yang sedari tadi ia tahan.
"Aduh jantungku kok geraknya cepet banget, ya? Apa kar'na ngomong sama Kak Hans tadi?" tanya nya pada dirinya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
RETISALYA [RACHELIA]
Teen Fiction"Janji yang aku buat, terpaksa harus ku ingkari. Bukan, sungguh ini bukan keinginanku. Tetapi inilah takdir, takdir yang harus aku terima. Ku terima segalanya dengan ikhlas dan lapang dada." -Rachelia Michella "Aku mencintai dia dan segala kekurang...