10. Kembali

22 4 0
                                    

"Berjuang, tentu saja aku tak akan pernah berhenti melakukan hal itu."
-Rachelia Michella






***










Happy reading para silent readers ku :3










***





Rachelia berjalan memasuki sebuah pekarangan rumah mewah. Rumah yang bahkan hingga saat ini keadaannya masih sangat berantakan. Entah karena tidak ada ART atau memang sengaja dibiarkan seperti itu. Sudah hampir 24 jam sejak Rachelia meninggalkan rumah itu, namun berantakan yang ia tinggalkan semalam sama sekali tidak berubah. Hanya saja keadaannya sepi, seperti tidak ada seorangpun yang menempati rumah mewah itu.

"Berantakan banget," ucap Rachelia berjalan memasuki rumah itu.

Rachelia terus berjalan semakin memasuki rumah itu, rumah yang benar-benar tidak hanya luar nya saja namun keadaan dalam nya pun sama berantakannya.

"Udah balik lo?" tanya seorang cowok remaja yang berjalan menuruni tangga sambil melipatkan kedua tangannya di dada. Tidak lain dan tidak bukan ia adalah si sulung, Chamry.

"Iya, kak." jawab Rachelia seadanya.

"Lo lihat kan semua kekacauan ini?" tanya Chamry sinis.

"Iya, kak," jawab Rachelia tanpa berani mendongakkan kepalanya.

"Gue tanya ke lo, siapa akar dari kekacauan ini?" tanya Chamry menaikan sebelah alisnya.

"Aku,"

"Bagus kalau lo sadar diri," jeda Chamry.

Chamry berjalan mendekati Rachelia tanpa menurunkan lipatan tangannya. Sontak saja Rachelia yang masih trauma memilih untuk mundur menjauhi Chamry.

"Takut lo?" tanya Chamry menaikan sebelah alisnya lagi.

"Engga, Kak!" jawab Rachelia memberanikan diri menggunakan nada tegasnya.

"Gue pikir lo bakalan ikut Nenek ke New York," ujar Chamry berjalan perlahan mengelilingi Rachelia sambil menyapu pandangannya ke Rachelia dari atas hingga kaki.

"Nenek emang ngajak aku buat ke New York, Kak tapi aku tolak,"

"Why?"

"Kar'na aku tau, yang terjadi semalam itu adalah kesalahan aku."

"Bagus, sekarang lo lihat keadaan rumah ini. Menurut lo, apa yang harus lo lakuin sekarang?" tanya Chamry menatap Rachelia.

"Bersihin ini semua, kak." jawab Rachelia kembali menundukkan pandangannya.

"LAKUIN SEKARANG JUGA!" bentak Chamry dengan tiba-tiba.

Bentakan Chamry barusan benar-benar membuat Rachelia kaget dan bergetar karena takut. Rachelia dengan cepat segera pergi dari hadapan Chamry menuju dapur. Ia memilih untuk membersihkan dapur terlebih dahulu demi menjauh dari hadapan Chamry.

"Lo tau aturan ngga sih?" tanya Chamry saat Rachelia akan pergi dari hadapannya.

"Bersihin dulu halaman depan dan belakang, terus ruang keluarga, ruang tamu tamu, dapur terakhir!" perintah Chamry.
Rachelia hanya mengangguk men-iya-kan perintah dari Kakak sulungnya.

"Lo cuman punya waktu sampai sebelum jam makan malam. Dan sebelum lu selesai-in ini semua, jangan harap lo bisa makan." jelas Chamry.

Usai mengatakan itu, Chamry berjalan kembali ke arah kamarnya dan meninggalkan Rachelia.
Rachelia segera meletakkan tas jinjingnya di atas meja ruang tamu. Ia berjalan kearah dapur untuk mengambil kain lap dan kemoceng serta air yang sudah ia campurkan dengan cairan yang bersifat basa.

RETISALYA [RACHELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang