12. Tentang Aira

17 2 2
                                    

Happy reading 🌷

























***

Pagi itu Rachelia sengaja bangun lebih awal dari biasanya. Sebentar lagi UTS akan segera diadakan, Rachelia berencana untuk mengunjungi perpustakaan guna belajar ekstra.
Tak memakan waktu lama, kini Rachelia sudah bersiap dengan seragam sekolahnya. Ia bergegas berjalan menuruni tangga dengan hati-hati, lalu berjalan ke arah dapur. Belum ada siapapun disana selain Bi Rahma yang sibuk menata makanan diatas meja makan.

"Loh, Non udah bangun aja? Saya belum selesai buat sarapannya, Non, ini masih nasi goreng dan telurnya, Non," jelas Bi Rahma.

"Gapapa kok, Chel mau cepat-cepat sampai sekolahnya, Bi," ujar Rachelia menarik salah satu kursi dan segera duduk.

Baru beberapa suapan, Rachelia dikejutkan oleh sapaan pagi yang tidak biasa ia dapatkan,

"Pagi, Chel," sapa Chamry.

"Pagi juga, Kak," jawab Rachelia tersenyum ramah.

Sudah 2 minggu berlalu sejak Chamry memberikan sebuah note yang menurut Rachelia cukup aneh, ini baru pertama kalinya Chamry menyapa nya lagi. Selama 2 minggu ini Chamry terlihat sangat sibuk dan meskipun sesekali tetap bertemu dengan Rachelia, Chamry maupun Rachelia enggan saling menyapa.

"Udang Chamry udah masak, Bi?" tanya Chamry saat Bi Rahma menghidangkan nasi goreng.

"Sebentar ya, Bibi ambilkan dulu,"

Chamry hanya mengangguk pelan sebagai respon.

"Chel mau udang?" tanya Chamry menawarkan udang asam manis yang sudah terhidang.

"Engga, makasih. Chel duluan." ucap Rachelia meninggalkan meja makan.

...

"Aira mana?" tanya Andi menghampiri Rachelia saat Rachelia baru saja duduk.

"Kok nanya aku? Kan aku baru sampe,"

"Yakan lo sahabatnya, kali aja lo tau dia dimana,"

"Emang kenapa sih?" tanya Rachelia penasaran

"Gapapa, gue cuman penasaran aja tuh orang kok belum datang." jawab Andi berjalan kembali ke tempat duduknya

Rachelia menyibukkan dirinya dengan membaca buku sebagai persiapan ujian. Tak lupa ia juga membaca beberapa halaman buku catatannya.

Beberapa orang mulai memenuhi ruang kelas. Tak lama seorang pengawasan ujian datang dan segera duduk di meja guru, lalu membacakan beberapa peraturan ujian,

"Karena ini ujian tengah semester, jadi tetap duduk di tempat masing-masing. Untuk akhir semester maka akan dipisah. Silahkan letakkan semua barang-barang kalian ke depan, cukup sisakan pulpen dan juga buku kosong!" titah pengawas itu.

Semua melakukan perintah pengawasan itu dengan tertib, wajar saja jika mereka semua tertib, karena bisa berasa di kelas unggulan bukan hanya ditentukan oleh kebolehan otak melaikan juga sikap.
Rachelia menyapu pandangannya, mencari keberadaan Aira. Namun bahkan ketika ia menanyakan kepada Naomi pun, Naomi tidak tau kemana Aira yang tidak hadir padahal ujian sedang berlangsung.

Pengawasan itu membagikan dia kerta ujian sekaligus,

"Selesai boleh langsung keluar," kata pengawasan itu.

Mendengar hal itu, Rachelia dan Naomi saling bertatapan dan sama-sama mengangguk. Mereka seperti sedang bertelepati.
Entah apa yang dibicarakan oleh kedua sahabat itu, Alea tidak perduli, ia bergegas mengerjakan ujiannya agar cepat keluar.
Naomi yang merupakan seorang pemegang peringkat ketiga kelas selama dua semester berturut-turut, dengan mudah mengerjakan kedua matapelajaran itu.

RETISALYA [RACHELIA]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang