Lima Belas

2.2K 180 14
                                    

.

"Dia sudah boleh pulang"

Sekarang sehun dan Jeno tengah berbicara berdua mengenai keadaan jaemin yang syukurnya sudah membaik dan sudah dizinkan untuk pulang

Jeno mengangguk dengan menghela nafas lega

"Syukurlah. Terimakasih dokter sehun" Ucapnya

Sehun tersenyum, sejenak dia tatap suami dari keponakannya itu sebelum sekarang laki-laki yang lebih tua itu membuka kacamata yang sejak tadi bertengger di hidungnya

"Kamu beneran jatuh ternyata" Ucap sehun yang membuat Jeno menatapnya bingung

"Kucing kecil itu. Kamu beneran jatuh cinta sama dia" Ucap sehun melanjutkan ucapannya

Jeno tersenyum tipis "anda tahu? " Tanyanya

Sehun mengangguk "Saya juga seorang laki-laki, dan manusia bodoh mana yang tak menyadari bahwa tatapan itu adalah tatapan cinta? Hei jangan bilang si kecil nakal itu tidak menyadarinya? " Tanya sehun di akhir

Jeno menggeleng "Dia sadar, keponakan anda itu pintar sekali dokter" Jawab Jeno

Sehun akhirnya lega

"Syukurlah. Aku sempat berfikir kalau pernikahan kalian akan berakhir di pengadilan nantinya. Karna yang kudengar dari nana, kalian menikah hanya untuk formalitas saja" Ucap sehun

"Dan ya.... Aku juga tau kalau nana tengah menjalin hubungan dengan seseorang yang lain" Tambah sehun

"Dan itu sepupu saya. Mark" Jawab Jeno

"Kebetulan lagi. Lalu kau? " Tanya sehun

"Anda tau? 2 hari yang lalu ada pasien kecelakaan yang dilarikan kesini, dia mengalami koma dan sekarang sudah sadar tapi mengalami amnesia. Itu dia" Jelas Jeno

Sehun langsung terkejut, matanya membulat "benarkah? " Tanyanya

Jeno mengangguk lagi "Iya. Tepat dihari dimana mereka sepakat mengakhiri hubungan mereka, mark kecelakaan di perjalanan pulang dari rumah sakit" Jelas Jeno

Sehun terdiam setelah mendengar jawaban dari Jeno

"Itu... "

"Kita punya pikiran yang sama dokter, dan jaemin pun memikirkan hal yang sama" Jeno langsung berucap setelah beberapa saat keduanya sempat hening tadi

"Tapi kenapa sampai hampir membunuh orang, apa dia beneran sudah tidak punya hati lagi? " Tanya sehun

Jeno terkekeh "bukankah pada putra kandungnya sendiri dia tega, apalagi sama orang lain yang membuatnya murka" Jawab Jeno

Sehun setuju dengan Jeno, pada jaemin saja kakaknya itu tega memukulinya bahkan sampai tak sadarkan diri

Apalagi pada orang lain yang menjadi penyebab dirinya marah besar

"Jeno" Panggil sehun

"Iya dokter" Jawab Jeno

"Boleh saya meminta bantuan pada kamu? Ini bukan lagi antara dokter dan pasien. Ini antara keluarga, saya kamu dan nana" Tanya dokter sehun

Tentunya Jeno mengangguk "boleh" Jawabnya

"Nana. Hatinya sekarang pasti benar-benar sedang tidak baik, dia sedang terluka bahkan fisiknya juga. Pikirannya pasti juga sedang kalut karna selain hubungan yang sudah mereka perjuangkan bertahun-tahun itu kandas, fakta yang kamu katakan mengenai mark yang amnesia tentu juga membuatnya makin terpuruk"

"Saya takut, sejak kecil nana itu tidak dekat dengan ayahnya, selalu pertengkaran yang terjadi diantara keduanya. Kali ini tolong bantu saya, saya takut putra kecil saya itu melakukan hal yang nekat. Tolong bantu saya, bimbing dia Jeno. Temani dia, tolong jangan biarkan dia terlalu lama sendirian, saya takut dia berbuat hal yang nantinya akan sama-sama kita sesali"

I'm Yours  |• NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang