Delapan Belas

2.2K 147 18
                                    

.

.

Jeno bohong soal dia yang akan ke kantor, nyatanya laki-laki itu sekarang tengah berada di rumah sakit atau lebih tepatnya di ruangan dimana mark dirawat

"Keadaan kamu bagaimana? " Tanya Jeno

Mark mengangguk pelan "udah lumayan" Jawabnya, laki-laki itu duduk bersandar dengan bantal menyanggah punggungnya

Keadaan keduanya lebih hening, baik mark maupun Jeno itu bukan tipe orang yang suka berbicara basa-basi apalagi keduanya tak begitu dekat

"Saya dengar dari tante tadi, kamu akan berobat ke Amerika? " Tanya Jeno

Mark mengangguk lagi "iya, kebetulan dokter kenalan ayah ada disana, semoga dia bisa bantu pemulihan gue lebih cepat" Jawabnya

"Bukan karna jaemin kan? " Tanya Jeno

Mark menarik perhatiannya atas pertanyaan Jeno, dia tatap sepupu sekaligus suami dari jaemin yang juga tengah menatap dirinya menunggu jawaban

"Kenapa sama jaemin? " Tanya mark

Bibir Jeno tersungging tipis "Kamu benar-benar akan pergi sejauh ini? " Tanya Jeno

"Saya tau, kamu tidak amnesia mark. Saya tau kamu hanya pura-pura lupa pada jaemin" Jelas Jeno

Mark terdiam, tangannya mengepal dan kepalanya tertunduk. Helaan nafas berat itu rasanya menyesakkan, bibirnya tersenyum tipis

"Lo tau" Hanya itu balasan mark

Mark menoleh menatap Jeno "Ini sakit, tubuh gue sakit. Tapi gue yakin, tubuh ini bisa sembuh beberapa bulan kedepan. Tapi Jeno, kalau itu soal jaemin, bahkan gue nggak bisa menjaminnya walaupun jika itu seumur hidup" Ucapnya

Mark mengalihkan pandangannya lagi

"Dia cinta pertama gue, dia buncahan paling hebat yang pernah gue rasain jen. Bertahun selalu ada dia yang gue temui, selalu ada dia yang jadi alasan bahagia paling hebat gue. Bertahun, cuma dia yang bikin gue bertahan dan mau berjuang walaupun banyak banget rintangan yang kami hadapin"

"Bahkan.... Gue berani bilang kalau cinta gue habis di Na jaemin" Ucap mark

Jeno terdiam mendengar penuturan mark barusan. Ya, mana mungkin mudah bagi hati yang dipaksa patah itu bersatu utuh kembali setelah usainya begini

Cinta mereka besar, kuat dan begitu penuh dengan perjuangan. Namun ternyata harus dipaksa berhenti di ujung jalan yang sudah lebih dari separuh yang berhasil mereka taklukkan duri-durinya disana

Penuturan mark tadi sangat dihargai oleh Jeno, karna memang benar adanya yang dikatakan oleh laki-laki itu

Jika itu menyangkut tentang Jaemin, mana mungkin bisa dilupakan bahkan jika itu dalam waktu seumur hidup

"Jeno" Panggil mark sesaat setelah keduanya sama-sama hening

"Ya" Jawab Jeno

Pundak Jeno ditepuk pelan oleh mark, laki-laki itu tersenyum seraya mengangguk samar

"Meskipun kita ga begitu deket, tapi gue percaya kalau lo adalah laki-laki yang tepat buat jagain jaemin, buat bahagiain dia"

"Tolong, gue juga ga menutup mata kalau lo bukan orang sembarangan yang punya power besar. Lo juga ga perlu pesan apapun dari gue untuk ngelakuin sesuatu buat nana, apalagi soal cinta dan kebahagiaan karna lo udah punya itu buat dia. Tanpa gue minta pun lo pasti bakalan berusaha buat bahagiain dia"

"Tapi tetap aja, untuk terakhir kalinya gue mau minta tolong sama lo. Tolong selalu buat wajah itu tersenyum indah, tolong buat tubuh penuh luka itu sembuh dan ngerasa selalu dilindungi. Genggam tangan dia jen, dia bukan laki-laki lemah tapi jatuhnya tentu butuh juga dipapah untuk bangun lagi"

I'm Yours  |• NoMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang