Eps.11🍑

615 64 0
                                    

                Y/n melirik sekilas jam tangan yang dia kenakan. Baru 4 jam dia bekerja, namun waktu berjalan amat lambat seolah sedang mengabdi selama 10 tahun lamanya.

Y/n menghembuskan napas panjang. Seolah banyak sekali beban hidup yang dia pikirkan, padahal permasalahan hidupnya belakangan ini muncul karena perbuatannya sendiri.

"Empat belas kali," ucap Somi tiba-tiba, seraya menyuap sup rumput laut yang dia pesan di cafeteria.

"Hah?" tanya Y/n tak mengerti.

"Sudah empat belas kali kau menghela nafas selama 4 jam kita bekerja. Aku sampai muak mendengarnya dan aku membenci diriku yang malah menghitungnya. Sekali lagi kau menghela nafas seperti itu. Ku sumpal hidung mu dengan tissue."

Ocehan panjang dari Somi membuat Y/n mengerucutkan bibirnya. "Habisnya aku tidak nyaman. Kalau kau ada di posisi ku, kau juga akan melakukan hal yang sama."

"Tidak nyaman apa?"

Y/n menaruh telunjuk di depan bibirnya, ketika ada segerombolan wanita yang juga masuk ke cafeteria.

Salah satu dari wanita itu ada yang menunjuk Y/n secara terang-terangan dan kemudian dari segerombolan wanita itu saling berbisik dengan mata yang sesekali melirik Y/n.

Pandangan banyak orang di sini jelas sekali menunjukan.

Kenapa pak Jaehyun, sang presdir bisa memberikan bucket bunga ke pegawai baru secara terang-terangan di depan banyak? Apa mereka sedang menjalin suatu hubungan? Kenapa bisa pak Jaehyun mau dengan wanita seperti Y/n?

Yang Y/n tangkap dari padangan mereka semua sih seperti itu.

"Kau dengar sendiri bukan? Aku menjadi tranding topic hari ini," ucap Y/n.

Somi memutar bola matanya bosan. "Jangan didengar. Kau juga biasanya tidak mendengar ocehan orang lain tentang mu."

"Inginnya sih begitu."

Y/n memang bukan orang yang memusingkan perkataan orang lain menyangkut dirinya. Hidupnya saja sudah sulit, jadi buat apa menyulitkan diri dengan mendengar celotehan orang lain yang mengomentari hidupnya?

Tapi kali ini yang dia hadapi sungguh banyak sekali. Dan jangan lupakan juga pandangan kebencian dari para perempuan yang sangat iri dengan posisinya.

Ingin Y/n tarik saja rasanya bibir-bibir para wanita yang iri padanya.

Ayo sini jika ingin bertukar posisi. Y/n siap demi apa pun untuk tidak berurusan dengan CEO gila yang katanya ingin membuat hidupnya seperti di neraka.

"Jangan-jangan dia masuk perusahaan ini, hanya untuk merayu sajang-nim."

Somi yang mendengar ucapan nyaring itu tersedak. Sementara Y/n menggenggam kuat garpu yang dia pegang.

Somi segera menepuk beberapa kali tangan Y/n. Yang gemetar karena menahan amarahnya.

"Somi, kau kenal dengan wanita yang membicarakan ku itu tidak?" tanya Y/n dengan nada suara datarnya. Jelas sedang mencoba meredam amarahnya.

Somi menoleh. "Kenal. Dia salah satu tim divisi HR."

"Apa dia punya kekasih? Aku ingin membuat dia mati berdiri setelah aku menggoda kekasihnya!"

Kali ini, Somi lah yang menghembuskan napas panjang karena ucapan Y/n.

***

"Baik. Kita akhiri meeting kali ini. Terimakasih Moonscape Company atas kerja samanya."

Jaehyun berdiri lebih dulu untuk mengakhiri meeting dengan pihak perusahaan yang bekerja sama dengan perusahaannya.

Karyawan yang ikut meeting kali ini keluar lebih dulu sehingga di ruangan meeting hanya menyisahkan Jaehyun, Winwin dan dua sekretaris utama mereka. Y/n dan pria yang Y/n kenal dengan nama Lucas.

Y/n beberapa kali bertemu dengan sekretaris Winwin, jadi mereka sudah saling mengenal satu sama lain, walau memang tidak begitu akrab.

"Mau coffe break setelah meeting bersama kami?" tawar Winwin pada Jaehyun.

Y/n berteriak dalam hati semoga Jaehyun menyetujui ajakan Winwin. Sebab dirinya tidak mau berduaan dengan pria menyebalkan itu.

Tapi memang pada dasarnya manusia tidak boleh berharap lebih pada manusia. Apa lagi manusia seperti Jaehyun.

"Terimakasih. Tapi masih banyak hal yang ingin saya bicarakan dengan sekretaris saya."

Y/n hanya mampu mengigit bibir bawahnya karena karena tidak bisa membantah perkataan Jaehyun.

Winwin dan Lucas keluar dari ruangan meeting terlebih dahulu.

Saat pintu sudah tertutup rapat, Jaehyun baru berbicara padanya.

"Kau suka bunga yang aku berikan?" tanyanya.

Y/n mendelik sebal. "Memangnya aku sudah mati sampai diberi bunga seperti itu? Aku lebih suka bunga bank," ucapnya pedas.

"Padahal bunga yang aku berikan untukmu adalah bentuk rasa bersalahku karena membuatmu ketakutan parah," Jaehyun menatap Y/n, dia menaikan sebelah alisnya dan tersenyum miring, "tapi sepertinya kau jauh lebih baik dari pada dugaanku."

"Oh jadi Jaehyun-nim lebih senang denganku yang tidak berdaya seperti malam itu?" tanya Y/n sarkastik.

Jaehyun menanggapinya dengan lebih gila lagi. "Tentu saja. Kau jauh lebih menggairahkan pada saat itu. Jika kau tidak ketakutan malam itu, mungkin aku akan melanjutkannya sampai keluar di dalam."

Setelah berbicara seperti itu Jaehyun melangkah lebih dulu keluar dari ruangan meeting.

Y/n menganga medengar perkataan Jaehyun yang sangat frontal itu.

Dia bergegas menyusul Jaehyun. Karena tidak banyak orang disekitar mereka, Y/n berani untuk kembali berbicara dengan Jaehyun.

"Sajang-nim, anda bisa tidak menjaga ucapan anda saat di kantor?"

Jujur, Y/n benci sekali memanggil pria itu dengan embel-embel dan pembawaan sopan sebagai bentuk rasa hormat terhadap atasan. Tapi jika tidak begitu dan ada yang mendengar obrolan mereka. Gossip malah semakin meluas dan semakin memperjelas bahwa di antara mereka ada hubungan.

Jaehyun memelankan langkahnya guna menyamai langkah Y/n. Saat Y/n berada di samping Jaehyun, pria itu berbisik pelan.

"Kenapa? Kau malu mendengarnya? Kita 'kan sudah saling melihat satu sama lain di ranjang. Kenapa kau masih malu?"

Pipi Y/n memerah padam mendengar ucapan Jaehyun. Sungguh, dia ingin memukul kepala belakang pria itu dengan dengan dokumen yang dibawanya. Bahkan tangannya sudah terangkat sempurna di udara.

"Y/n."

Y/n menoleh, Winwin yang katanya ingin coffe break ternyata masih berada di kantor. Y/n segera menurunkan tangannya, kadar rasa warasnya sudah kembali normal setelah Winwin memanggilnya.

Dan rasa emosi itu, digantikan rasa heran saat tahu Winwin memegang bunga yang sudah Y/n buang di tempat sampah belakang.

Mungkin Winwin merasa mendapatkan padangan penuh tanya dari kedua manusia di depannya ini. Jadi tanpa menunggu ditanya, dia pun menjelaskan.

"Bunga ini aku ambil dari tempat sampah, karena bunga ini tertulis untuk kau, Y/n."

Y/n menutupi wajahnya dengan tangan mungilnya. Agar terhindar dari tatapan Jaehyun. Dia tidak menanggapi ucapan Winwin.

Tapi Jaehyun yang menanggapinya. "Bunga itu memang untuk sekretarisku, aku baru saja memberikannya tadi pagi. Boleh aku mengambilnya lagi?"

Winwin yang tidak tahu apa-apa, memberikan bucket bunga yang besar itu kepada Jaehyun.

"Nona Y/n."

Y/n menyingkirkan tangannya dari wajahnya, dia meringis menatap Jaehyun yang menatapnya tajam.

"Kau sangat tidak menyukai bentuk permintaan maafku yang berupa bunga asli ini ya? Apa kau serius mengatakan hanya ingin menerima bunga bank saja?"

Y/n tak tahu ingin menjawab apa. Niat yang tadinya ingin memukul kepala Jaehyun, rasanya beralih ingin memukul Winwin sampai puas.

Boss With Benefit » Jaehyun X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang