Eps.21🍑

883 62 6
                                    

"Sajang-nim memintamu ke ruangannya. Katanya dia mau kau yang menemaninya meeting."

Somi mendatangi mejanya, dia menaruh lembaran dokumen di atas meja Y/n.

Y/n berdehem kemudian batuk keras beberapa kali. Teman divisinya yang lain sampai menoleh, padahal pagi tadi wanita itu baik-baik saja.

"Aku sedang tidak enak badan." Y/n mengambil tangan Somi, menaruh punggung tangan sahabatnya itu di dahinya. Sambil berdoa dalam hati semoga dahinya terasa panas, hasil dari mendiamkan termos yang sedikit panas di dahinya.

"Panas sekali." Somi menarik tangannya. Wanita itu menaikan sebelah alisnya, "padahal tadi kau baik-baik saja, Y/n."

Y/n mengangkat bahunya. "Sepertinya aku demam, kurang istirahat. Bisa minta tolong gantikan tugasku hari ini?"

Somi tetap mengangguk walau memandang sahabatnya itu penuh ke curigaan. "Kau akan pulang lebih cepat?"

Y/n menggeleng. "Kita pulang bersama saja."

"Baiklah. Jangan terlalu banyak mengerjakan sesuatu. Pulang nanti aku akan membawamu ke dokter."

Senyum merekah di wajahnya. "Terimakasih."

Somi mengambil kembali dokumen yang dia serahkan ke Y/n. Dan kembali keluar dari ruangan yang tentu saja wanita itu langsung kembali menemui CEO mereka.

Hyein yang mendengar obrolan Y/n dan Somi menghampiri. "Apa kerjaan mu masih banyak?"

Y/n melirik sekilas ke layar komputernya. "Masih cukup banyak."

Hyein menepuk pelan pundak Y/n. "Pekerjaanku sudah selesai, kirimkan saja file kerjaanmu ke e-mailku. Aku akan bantu mengerjakannya."

Sebenarnya, Y/n bisa mengerjakan semua ini sendiri dalam waktu cepat seperti biasa. Toh, dia memang tidak sedang sakit. Hanya pura-pura saja agar tidak bertemu dengan Jaehyun.

Tapi karena tidak ingin ada yang tahu kebohongannya ini. Dia harus acting dengan maksimal.

"Terimakasih, Hyein. Aku akan segera mengirimkan pekerjaanku ke e-mailmu ya. Sebagai gantinya, kau ingin dibelikan apa?"

"Tidak–"

"Aku memaksa," potong Y/n, "aku tidak nyaman jika kau membantuku begitu saja."

"Satu botol cola saja."

Y/n beranjak dari kursinya. "Baiklah, aku belikan mu cola dulu ya."

"Nanti–"

"Tidak apa-apa sekarang saja." Lagi, Y/n memotong ucapan Hyein.

Wanita itu bergegas keluar ruangan, lupa jika dia harus terlihat letih agar meyakinkan dirinya kurang sehat.

Tapi mungkin yang ada di pikirannya harus keluar ruangan. Sebab dia juga menginginkan minuman dingin tanpa di ketahui siapa pun.

Karena malas ke cafeteria. Dia mencari mesin minuman terdekat, dan sialnya mesin minuman tersebut cukup dekat dengan ruang meeting.

Bermodalkan nekat dan firasat meeting sudah dimulai, Y/n mendekati mesin minuman dingin tersebut.

Dia tidak hanya membeli satu cola saja, melainlkan tiga kaleng sekaligus. Dia menoleh ke kanan kiri. Tidak ada orang.

Y/n segera membuka salah satu cola yang di ambilnya dan meminumnya, sementara dua cola lagi dia taruh di dahi.

"Kau terlihat sangat sehat untuk seukuran orang yang sedang sakit."

"Uhuk!"

Y/n terbatuk mendengarnya. Dia menoleh, matanya membelalak mendapati Jaehyun yang tengah berjalan bersama seorang teman prianya. Wanita itu mengusap bibirnya dengan cepat, membalikan tubuh dan seperti melihat setan, dia langsung berlari menjauhi Jaehyun.

Pria itu mendengus kesal.

Doyoung menoleh. "Ada apa dengannya? Tidak seperti biasanya dia ketakutan melihat mu. Padahal aku menantikan moment saat dia memaki mu."

"Dia menghindariku. Aku juga merasa aneh saat tidak mendengar makian atau sumpah serapahnya lagi."

Kalau ditanya alasannya apa, Jaehyun sendiri pun tidak tahu. Padahal tadi pagi, wanita itu masih menatapnya tajam dan terus menuduhnya.

Ah, kecuali...

Bulu kuduk Jaehyun meremang memikirkan kemungkinan Y/n mengingat apa yang terjadi pada malam itu.

Tapi, dia sudah menyuruh saksi mata untuk cuti sementara waktu. Jadi seharusnya Y/n tidak mengetahui apa yang terjadi. Lantas, apa yang terjadi pada wanita itu?

Doyoung mendengus geli. "Kau merindukan makian dari dia? Ah... jangan-jangan sekarang kau sudah menjadi masokis ya?"

Jaehyun meliriknya tajam. "Jangan menggangguku. Aku ada meeting sebentar lagi. Kau pulang saja."

"Aku sedang ambil cuti. Hei... lagi pula bukankah kita sudah janji untuk merayakan pesta ulangtahun mu bersama?"

"Tunggu saja di restorannya. Nanti aku juga ada pertemuan di restoran tersebut, jadi aku tidak perlu ke sini lagi."

"Ah, aku mau di sini saja. Makanan di cafeteria kantor mu enak-enak."

"Terserah."

***

Somi : Kau pulang duluan saja. Kerjaanku masih banyak. Kalau masih sakit, menginap di rumahku saja

Somi : Winwin sudah kembali ke Korea juga, jadi aku akan menyuruhnya menginap malam ini, semisal kau mau menginap

Y/n : Baiklah, aku ke rumah mu ya

Somi : Kau minta di jemput Winwin saja. Sebentar lagi dia landing

Y/n : Aku mau cari tempat makan dulu. Aku share lokasi ya, nanti kau teruskan ke Winwin

Somi : Iya

"Apa kau sedang menunggu kekasihmu menjemputmu?"

Y/n terlonjak mendengar suara pria berada tepat di belakangnya. Spontan dia menjauhkan diri dari sumber suara sebelum menoleh.

Heran ketika melihat Doyoung sendirian saja. Tak mungkin menanyakan keberadaan Jaehyun, dia memilih merespo pertanyaan dari pria itu. "Aku tidak punya kekasih."

Doyoung menjentikan jarinya. "Bagus sekali. Jadi aku bisa mengantar mu pulang tanpa ada yang memarahi."

Y/n mendelik tidak suka. Mulai beranggapan Doyoung sama gilanya dengan Jaehyun. "Aku mau pulang sendiri. Lagi pula biasanya kau bersama sajang-nim."

"Perkataanmu seperti tersirat ingin tahu kenapa Jaehyun tidak bersama denganku."

Y/n diam, tapi tatapannya menajam.

"Aku hanya bercanda, kau tidak asik sekali sih, pantas Jaehyun senang mengerjaimu." Doyoung tertawa.

"Aku mau pulang."

"Tunggu," Doyoung menahan tangan Y/n, tentu saja wanita itu segera menepisnya, "ayo ikut denganku, aku janji tidak akan macam-macam denganmu."

"Aku tidak mau," katanya kembali, menekan tiap kata yang dia ucapkan.

"Ayolah," ujar Doyoung kembali memaksa, pria itu taampak memikirkan sesuatu agar wanita ini mau ikut dengannya. "Ah iya! Anggaplah ini sebagai bayaran kau yang menumpahkan es krim padaku waktu itu."

Y/n menghela napas kasar. Jika tidak di iyakan pasti pria aneh ini akan semakin mengusiknya. "Mau apa?"

"Ayo ikut ramaikan ulangtahun Jaehyun."

Dia kembali terusik oleh rasa penasaran, sebab di kantor pun sepertinya tidak ada yang tahu ulangtahun pria itu. Terlebih apa untungnya Y/n ada di acara tersebut? "Apa pentingnya aku ada di sana? Kau tidak punya kekasih untuk diajak ke sana?"

"Ya, untuk meramaikan saja, habisnya bosan tiap tahun Jaehyun hanya merayakan denganku saja. Kau juga tahu pasti dengan kepribadiannya itu dia tidak mempunyai teman. Dan dia juga tidak suka jika aku ajak orang lain datang."

"Lalu kenapa kau mengajakku?"

"Belakangan ini kau sedang dekatnya 'kan? Aku rasa tidak masalah jika aku mengajakmu."

Y/n tampak menimbang sebentar. Dia menyimpan ponselnya di saku roknya. "Baiklah. Tapi temani aku cari hadiah dulu ya."

Boss With Benefit » Jaehyun X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang