Eps.12🍑

551 61 1
                                    

                Bunga mawar sialan itu. Akhrinya kembali lagi pada tangan Y/n, Y/n mengambilnya dari Jaehyun. Sengaja, sebab setelah melihat bunga tersebut ada di tangan Jaehyun. Y/n merasa sedikit merasa bersalah. Tolong, perlu digaris bawahi, hanya sedikit.

"Sa-saya alergi bunga, sajang-nim!"

Masa bodo dengan ucapan asal yang tercetus begitu saja dari mulut Y/n, yang paling penting sekarang dirinya harus keluar dari situasi memuakkan ini.

Agar aktingnya lebih meyakinkan. Dia mencoba mencium wangi bunga mawar itu.

"Ehm." Y/n mengernyit, sialan, bunga itu sudah bau karena diambil dari tempat sampah, Y/n benar-benar benci sesuatu yang bau. "Bahkan untuk mencium bunganya saja tidak bisa."

Winwin menepuk dahinya.

Sementara Jaehyun menimpali. "Y/n, beberapa detik yang lalu kau mencium bunga itu."

Shit. Y/n kembali mengumpat dalam hati. Baru menyadari perbuatan konyolnya yang spontan itu. "Tapi setelah mencium wangi bunga, biasanya saya akan bersin-bersin."

Jaehyun diam selama beberapa saat, sampai Y/n dibuat bingung olehnya. Setelah itu, pria tersebut melirik jam tangan yang dikenakannya.

"Sudah lebih dari 2 menit setelah kau mencium bunga mawar itu. Dan kau sama sekali tidak bersin atau menunjukan gelagat akan bersin. Right?"

Pada detik berikutnya setelah Jaehyun berbicara seperti itu, Y/n bermaksud untuk mencoba bersin bohongan.

Tapi sepertinya Jaehyun bisa membaca pikirannya. "Jangan mencoba pura-pura bersin. Lulusan terbaik Master Of Business Administration dari Harvard tidak akan mudah dibohongi dengan cara konyol itu."

Y/n bungkam. Dia mati kutu. Ingin berteriak di depan wajah Jaehyun.

Bahwa dirinya punya hak untuk mau atau tidak mau menerima pemberian dari Jaehyun. Jadi CEO brengsek itu harusnya tidak boleh memaksa Y/n untuk menerima bunga yang diberikan untuknya!

Tapi tidak mungkin Y/n lakukan pada detik ini, sebab lagi-lagi dirinya menjadi pusat perhatian. Kali ini lebih buruk dari pada tadi.

Dirinya sudah dicap sebagai perempuan congkak dengan selera tak masuk akal sebab menolak mentah-mentah pemberian seorang CEO.

Dengan lesu Y/n menjawab, "maaf, sajang-nim. Saya tidak bisa membawa pulang bunga tersebut. Kucing peliharan saya alergi bunga."

Kucing peliharaan apanya? Y/n sendiri memiliki alergi terhadap bulu kucing! Selepas dari kantor sepertinya dia harus memberi makan kucing liar di komplek sebagai permintaan maaf.

"Karena tidak mungkin saya menolak permintaan sajang-nim. Jadi saya ambil saja bunganya. Maaf kalau sampai akhirnya saya buang. Karena saya benar-benar tidak bisa membawa bunga itu pulang."

Jaehyun menaikan sebelah alisnya.

Bisik-bisik makin terdengar jelas ditelinga Y/n. Membuatnya tidak konsen berdoa, berharap penuh agar Jaehyun tidak memperpanjang berdebatan ini.

"Ya sudah," ucap Jaehyun pada akhirnya.

Y/n mengerjapkan matanya. Merasa masih tidak yakin perdebatan ini akan berakhir dengan mudahnya. Ya... meskipun dia memang menginginkan ini cepat-cepat berakhir.

"Makanya kau bilang kau lebih menyukai bunga bank dari pada bunga sungguhan bukan?"

Y/n diam. Tidak mau berkomentar apa pun. Ternyata masih ada lanjutan dari pria itu.

"Baik. Aku akan kirimkannya padamu."

***

Y/n melipat tangan di depan dada. Dia mendelik sebal pada Winwin yang berada di sampingnya seraya membawa beberapa sayuran.

"Tak perlu membantuku!" ucapnya galak.

Winwin menghela napas panjang. "Jangan salahkan aku. Aku tidak tahu apa-apa di sini, Y/n."

Dan dengan keberadaan Somi yang baru datang ke dapur malah memperkeruh suasana.

Somi menscroll ponselnya dan berceletuk. "Kau jadi obrolan hangat di forum gossip perusahaan."

"Tanpa kau beritahu, aku juga sudah menduganya, Somi," gerutu Y/n.

Y/n memotong sayuran yang berada di depannya dengan penuh semangat seolah sayuran itu adalah orang yang turut andil di kesialannya hari ini.

"Lagi pula, kenapa CEO mu bisa memberikan bunga padamu?" tanya Winwin.

"Katanya sebagai bentuk permintaan maaf padaku atas malam itu," balas Y/n.

"Lalu kenapa kau menerimanya kemudian akhirnya membuangnya? Kalau kau tidak ingin menerimanya ya tolak saja."

Y/n bertolak pinggang. Dia menunjuk Winwin dengan pisau yang dipegangnya, hingga Winwin mundur beberapa langkah karena takut pisau itu mengenai dirinya.

"Kau kira aku mau menerimanya dengan lapang dada begitu saja? Mana mungkin aku menolak bunga mawar itu di depan banyak orang?!" bentak Y/n kesal. "Lagi pula kenapa kau mengambil bunga dari tempat sampah? Kau tahu tidak aku hampir mati karena mencium bunga mawar yang bau busuk itu?"

Winwin pun membela diri. "Aku tidak akan mungkin mengambil bunga itu jika tidak ada nama mu di sana. Aku pikir ada pria lain yang menyukaimu, kemudian dia tidak berani mengatakannya padamu, lalu dia mengurungkan niatnya menyatakan perasaannya padamu. Makanya bunga itu ada di sana."

Y/n mendengus. "Konyol sekali. Mana ada pria yang menyukaiku sebagai Y/n. Pria itu hanya menyukaiku jika sebagai Mariana saja."

Winwin diam, tidak berkomentar atau menimpali apa pun.

Somi lah yang sekarang beralih berbicara. "Aku penasaran apa yang CEO rencanakan untukmu. Jika hanya sebatas permintaan maaf, rasanya terlalu berlebihan hanya untuk sekedar meminta maaf."

"Apa lagi meminta maaf pada wanita yang hidupnya ingin dia buat seperti neraka," tambah Winwin, "bukankah agak aneh? Sikapnya berbanding terbalik dengan omongannya. Pria yang tidak konsisten, aku benci dengan pria yang seperti itu."

Y/n melirik Winwin, yang tampaknya lebih membenci Jaehyun dari pada Y/n yang notabene si punya problem dengan Jaehyun sendiri.

"Jika dia berbuat yang tidak-tidak padamu lagi, atau ada sifatnya yang mencurigakan, kau beritahu aku saja, Y/n," petuah Winwin.

Belum sempat Y/n menimpali omongan sahabatnya itu. Salah satu pekerja rumah datang ke dapur, membuat mereka bertiga menoleh.

"Nona Somi. Ada paket untuk Nona Y/n."

Somi menoleh. "Kau pesan barang ke alamat rumah ku?"

"Tidak." Y/n malah kebingungan sendiri.

"Ini pasti ulang CEO kalian."

Winwin yang paling bersemangat melangkah lebih dulu menuju ruang tamu dan di susul oleh Somi dan Y/n yang berada di belakangnya.

Benar apa yang Winwin katakan. Ini adalah ulah Jaehyun.

Dan apa yang Jaehyun berikan kali ini lebih gila dari pada bucket bunga pagi ini.

Bukan lagi bucket bunga lebih mewah yang dia berikan. Namun karangan uang.

Ya, tidak salah, karangan uang. Tahukan karangan bunga yang biasanya ada di tempat pernikahan ataupun rumah duka?

Ya, itu yang Jaehyun berikan. Papan dengan ucapan maaf itu tidak isi oleh bunga, namun lembarangan uang seratus ribuan dan lima puluh ribuan.

Ada note kecil di sana yang tertangkap oleh pengelihatan Y/n di sana. Y/n mengambilnya dan membacanya dengan suara.

"Katanya kau lebih suka bunga bank dari pada bunga asli ,kan? Ini aku berikan khusus untukmu. Kucing mu tidak mungkin alergi uang ,kan?"

Selepas membaca surat itu, Y/n menatap kedua temannya dengan mata membelalak tak percaya. Kelakuan orang kaya memang diluar nalar akal sehat.

Y/n menatap konyol karangan uangan tersebut dengan nada bercanda dia berkata, "ada yang mau membantuku mengumpulkan uang ini untuk aku lempar kembali tepat ke wajah Jaehyun?"

Boss With Benefit » Jaehyun X YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang