Bagian 13

210 28 0
                                    

Kak Husein pulang


Dalam malam yang sunyi, dipenuhi oleh kegelapan yang hanya disela-sela oleh cahaya bulan, langkah lembut Kak Husein membawa kesenyapan di koridor menuju pintu kamar Zayyan. Atmosfer malam itu seolah menyimpan rahasia yang tak terucapkan, sebuah misteri yang tersembunyi di balik bayangan malam.


Dengan hati yang penuh kekhawatiran, Kak Husein perlahan membuka pintu kamar Zayyan. Suara goresan pintu yang berbicara di tengah keheningan malam seperti mengisyaratkan pada sesuatu yang lebih dalam. Saat pintu terbuka, mata Kak Husein segera menangkap wajah damai adiknya yang terlelap dalam tidur pulas, berada dalam dunianya yang tak terjangkau oleh realitas sekitar.


Cahaya temaram kamar yang samar-samar memancar menyoroti wajah Zayyan, menciptakanilusi bahwa kelelahan dan kerentanannya tercermin dalam bayangan yang lembut.Dengan langkah berhenti sejenak, Kak Husein merenung, seolah mencoba membacacerita yang tersembunyi di balik setiap detail wajah adiknya. "Hai,Ayy," serunya dengan suara lembut, menyapa adiknya yang masih dalam tidurlelap. 

"Bagaimana harimu hari ini? Pasti sangat melelahkan, ya?"Kalimatnya penuh kelembutan, mencerminkan kehangatan dan keperhatiannya yangmendalam terhadap keadaan Zayyan.

Setelah memberikan kata-kata penyemangat, Kak Husein melanjutkan perjalanan hati-hati menuju kamarnya. Tanpa sengaja, pandangannya menyisir ruang tamu, di mana mama terlihat duduk dengan air mata mengalir di pipinya. 

Dengan keprihatinan yang mendalam, ia mendekati mama dan bertanya, "Ada apa, Ma?" Suaranya penuh dengan kelembutan, mencerminkan keinginan untuk memahami dan meredakan beban yang mungkin dipikul oleh ibunya.

Mama dengan susah payah mencoba menceritakan peristiwa yang melibatkan Zayyan di balkon, dan Husein merangkulnya dengan erat, mengusahakan memberikan dukungan dan ketenangan, "Tenang, Ma.

 Husein berjanji akan lebih sering di rumah. Mama, janganlah sedih lagi. Kita akan atasi ini bersama-sama."

Namun, gelisah dan emosi Husein semakin berkobar saat melihat ibunya menangis seperti ini. Perasaan jengkel mulai menyelinap di dalam dirinya, mungkin karena sering kali Zayyan menjadi pemicu kesedihan Mama.

Setelah membantu Mama merasa lebih tenang, Husein dengan lembut menuntunnya ke kamar dan memastikan bahwa ia tertidur dengan nyenyak. 

Meskipun berupaya sepenuh hati memberikan dukungan, hatinya terasa terluka melihat ibunya berada dalam keadaan seperti itu. Dengan hati yang penuh haru, Husein melangkah perlahan menuju kamarnya, meratapi beban yang harus dipikul oleh keluarganya. 

Meskipun terkadang terlintas di pikirannya ketidakadilan dalam bentuk kasih sayang antara dirinya dan Zayyan, ia tetap bertekad untuk menjadi penopang yang kuat, siap menjaga dan melindungi keluarga meski perjalanan penuh liku.

Malam itu, di tengah suasana hening yang hanya dipecah oleh pelukan malam, Husein duduk sendiri di kamarnya, merenungi segala peristiwa yang baru saja terjadi. 

Penuh dengan keraguan dan ketidakpastian, dia bertanya pada dirinya sendiri, "Apakah ini takdir yang harus dijalani oleh keluargaku? Mengapa selalu saja Zayyan menjadi pusat masalah?"

Pikiran-pikiran yang rumit itu menghantui Husein, namun dia tahu bahwa tanggung jawabnya sebagai kakak tidak bisa dihindari. Meskipun terkadang terasa seperti ia hidup di bayang-bayang adiknya yang lebih muda, tekadnya untuk menjaga dan melindungi tetap menggelora di dalam hatinya.

Sejenak, Husein melihat keluar jendela, memandang bulan yang bersinar lembut di langit malam. Dalam keheningan itu, dia berbicara pada dirinya sendiri, "Aku harus kuat, tidak hanya untuk diriku sendiri, tapi juga untuk Mama dan Zayyan. Kita adalah satu keluarga, dan aku harus menjadi pilar yang kuat untuk mereka."

Dengan tekad yang bulat, Husein memutuskan untuk menghadapi masalah yangmenghantui keluarganya. Ia menyadari bahwa saatnya untuk berbicara lebih banyakdengan Zayyan, mendengar sisi cerita yang sebenarnya, dan mencari solusi bersama. 

Meskipun perasaan ketidakadilan masih menyiksa, Husein memahami bahwacinta dan kesabaran adalah kunci utama untuk mengatasi setiap rintangan dalamhidup, tanpa perlu membuka rahasia yang mungkin telah lama terpendam.

Keluarga Arkara (Zayyan & Hyunsik Xodiac) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang