Bagian 21

220 37 8
                                    

08:00

Malam telah tiba, tetapi papa, mama dan kak Husein masih belum pulang. Keheningan di rumah semakin terasa. "Mama, kenapa tidak istirahat di rumah saja?" gerutu Zayyan dalam hati. Ia sangat heran melihat mamanya yang selalu sibuk dengan pekerjaan, tanpa memikirkan kesehatan, dan selalu membuat Zayyan merasa kesepian

Waktu terus berlalu, tetapi tidak ada tanda-tanda kepulangan mereka. Bibik yang keluar dari kamarnya melihat Zayyan yang duduk termenung.

"Bik, Papa, mama dan Kak Husein kenapa belum pulang?" tanya Zayyan dengan nada cemas.

Bibik mencoba memberikan senyuman berusaha meredakan kekhawatiran Zayyan, "Mungkin ada urusan yang masih harus diselesaikan, Nak. Jangan khawatir, pasti mereka baik-baik saja."

Namun, Zayyan tetap merasa cemas dan gelisah. Ia merindukan kehadiran papa dan kak Husein untuk mengembalikan ketenangan dalam keluarganya. Dalam ketidakpastian tersebut, Zayyan memutuskan untuk menunggu lebih lama, berharap bahwa mereka akan segera pulang dengan selamat.

Dalam kamar yang sepi, Zayyan duduk di atas ranjangnya, merenung dan meratapi keadaan yang semakin rumit. Hati kecilnya terasa sesak, dan kebingungan menghantui pikirannya. Meski keputusasaan mencoba merayap, namun Zayyan tetap memikirkan usaha keras Kak Husein dalam mencari jawaban dan solusi.

Sambil menatap jendela yang gelap, Zayyan bertanya-tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi di luar sana. Ia merasa bahwa mungkin ada rahasia yang tersembunyi, dan orang-orang yang dicintainya tengah berjuang dengan hal-hal yang sulit.

Dalam usahanya mencerna segala informasi dan emosi yang melanda, Zayyan merasa semakin bertanggung jawab untuk mencari pemahaman dan solusi. Mungkin, dengan lebih memahami dan berbicara, ia bisa membantu membawa keluarganya keluar dari kegelapan yang tengah meliputi mereka. Zayyan berjanji pada dirinya sendiri bahwa ia tidak akan menyerah. Ia akan tetap berusaha, seperti yang dilakukan Kak Husein, untuk menjaga dan menyatukan keluarganya, walau takdir seakan menantang dengan misteri yang sulit dipecahkan.

Langkah Zayyan yang penuh ketidakpastian membawanya ke belakang luar rumah. Dalam keheningan alam yang terhampar di depannya, Zayyan mencari tempat untuk menenangkan hatinya yang gelisah. Cahaya matahari masih setia menyinari dunia di sekitarnya, dan Zayyan merasa kecil di bawah langit yang begitu luas.

Dia berjalan melintasi halaman belakang, melewati pepohonan dan bunga-bunga yang tenang berkembang. Rasa hening alam memberinya kesejukan, meskipun dalam hatinya masih ada kecemasan yang sulit dihilangkan.

Zayyan akhirnya tiba di tempat favoritnya, sebuah kursi goyang di bawah pohon besar di sudut halaman belakang. Dia duduk dan merenung, membiarkan suara angin dan cicit burung mengisi keheningan.

"Ada apa sebenarnya? Mengapa semuanya menjadi rumit seperti ini?" gumam Zayyan, mencoba mencari jawaban dalam keheningan malam.

Dia memandang langit yang biru, berharap akan menemukan petunjuk atau jawaban di antara awan-awan yang lewat. Namun, kebimbangan masih merayapi pikirannya, membuatnya semakin terombang-ambing di lautan pertanyaan tanpa jawaban yang pasti.

Dalam ketidakpastian dan keheningan itu, Zayyan berjanji pada dirinya sendiri bahwa dia akan terus mencari kebenaran, mencoba memahami apa yang sebenarnya terjadi di dalam keluarganya. Meski kecil di bawah langit yang luas, tekadnya untuk membawa kedamaian dan kejelasan dalam keluarganya begitu besar.

Ketika Zayyan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamarnya, langkahnya tak sengaja membawanya ke sebuah gudang yang selama ini tak pernah dia ketahui keberadaannya. Pintu gudang itu terbuka, seolah menunggu untuk dijelajahi. Rasa penasaran mendorong Zayyan untuk memasukinya dan mencari tahu apa yang ada di dalamnya.

Dengan hati yang berdebar-debar, Zayyan menjelajahi setiap sudut gudang yang gelap. Di antara kotak-kotak dan barang-barang yang terabaikan, ia menemukan kotak-kotak tua yang terlihat sudah lama tak tersentuh. Tangan gemetar Zayyan membuka salah satu kotak tersebut.

Di dalamnya, Zayyan menemukan sejumlah barang-barang lama yang tak pernah ia lihat sebelumnya. Foto-foto keluarga, surat-surat, dan barang-barang kenangan tergelar rapi di dalam kotak-kotak itu. Setiap temuan membuatnya semakin penasaran tentang sejarah keluarganya yang mungkin selama ini tersembunyi.

Zayyan melanjutkan eksplorasinya, menggali lebih dalam ke dalam kotak-kotak itu. Semua ini seperti membawa puzzle keluarganya yang perlahan terkuak. Sementara itu, ketidakpastian dan kekhawatiran yang melingkupi keberadaan papa dan kak Husein masih tetap menghantuinya. Namun, gudang ini memberikan semacam pengalaman baru yang dapat membuka pintu menuju pemahaman lebih dalam tentang keluarganya.

Foto-foto yang ditemukan Zayyan dalam gudang mengungkapkan fakta yang sangat mengguncang. Zayyan melihat foto-foto di mana ada dirinya yang berumur 7 tahun bersama papa dan seorang wanita yang sama sekali tidak dikenalnya. Ditambah lagi, Zayyan melihat foto pernikahan dan akte kelahirannya di mana tertulis nama ibunya, bukan nama ibunya yang sekarang.

Mata Zayyan terbelalak saat melihat gambar-gambar itu, dan dadanya terasa sesak. Kejutan dan kehilangan kembali menyergapnya, kali ini dengan bukti visual yang sulit dipungkiri. Foto-foto itu membuka lembaran kelam dalam kisah hidupnya, meruntuhkan fondasi pemahaman yang selama ini Zayyan pegang.

"Jadi selama ini kalian membohongiku? Akhh," rintih Zayyan, kepalanya mulai merasakan sakit yang menusuk. Saat Zayyan menyerap semua informasi ini, dia merasa dunianya runtuh. Semua keyakinan yang pernah ia pegang hancur, meninggalkan rasa kebingungan dan kehilangan yang tak terukur.

Zayyan tidak lagi tahu siapa dirinya sebenarnya. Konflik dalam keluarganya, terutama dengan Husein, semakin rumit. Pengungkapan fakta kelam ini mengguncang dunia Zayyan. Ia merasa kebingungan dan tidak mampu menerima kenyataan bahwa ibu yang selama ini dia cintai mungkin menjadi penyebab rahasia dan konflik dalam keluarganya. Kepalanya mulai terasa sakit, dan puing-puing ingatannya muncul dengan cepat.

Zayyan berusaha untuk tetap kuat, berusaha menghadapi rasa sakit ini, tetapi dunianya seolah runtuh dalam keheningan gudang tersebut. Momen kebingungannya terasa semakin memilukan, hingga akhirnya, tubuhnya tidak mampu lagi menahan emosi yang memenuhinya. Kepalanya seolah berputar, dan dalam sekejap, ia pingsan.

Keluarga Arkara (Zayyan & Hyunsik Xodiac) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang