Bagian 7

316 33 0
                                    

Zayyan dengan tegas berkata, "Ayyi, kamu terlihat sangat lemah. Ini bukan saat yang tepat untuk memikirkan bisnis. Kesehatanmu lebih penting daripada apapun. Papa pasti akan mengerti."

Zayyan mendengarkan dengan cermat, dan saat rasa sakit yang semakin parah menelusuri kepalanya, dan akhirnya "Aakh, Ayyi ke toilet dulu ya, kakak tetap di sini. Nanti papa cariin Ayyi. Ayyi bakalan segera balik."

Kak Husein memberi izin dengan cemas, dan Zayyan mencoba berjalan menuju toilet dengan sekuat tenaga meskipun rasa sakit yang amat sangat di kepalanya. Ia berharap segera kembali dan merasa lega dari penderitaannya.

Sampai di toilet, tubuh Zayyan tiba-tiba ambruk ke sudut dinding toilet. Wajahnya memucat karena tak sanggup lagi menahan rasa sakit yang menyiksa, dan sambil menghentakkan kecil kepalanya ke dinding, dia merintih dengan kesakitan yang begitu mendalam. Rasa sakit yang tidak tertahankan membuatnya hampir tak mampu bergerak.

Setelah perjamuan bisnis selesai, Zayyan tak kunjung kembali setelah beberapa waktu ke toilet. Khawatir melanda, Husein merasa ada yang tidak beres. Dengan hati yang cemas,  segera berlari mencari Zayyan hingga tiba di toilet, di mana ia mendapati tubuh Zayyan yang sangat lemah, terkulai dan meringkuk di dinding.

Husein dengan sangat khawatir berkata;

"Ayyi, kamu kenapa?" Ia berusaha menenangkan Zayyan yang sedang melawan rasa sakitnya, yang terus menghentakkan kepalanya ke dinding.

Zayyan berbicara lemah, "Kak, tolong bantu Ayyi berjalan ke mobil. Ayyi tidak kuat, kepala Ayyi sakit sekali." 

Ia berusaha menahan kesakitan yang hebat karena takut jika ia merintih kesakitan di depan banyak orang, pasti akan membuat perbincangan besar di media.

Dengan langkah gontai, Kak Husein membantu Zayyan berjalan, dan keduanya segera pulang tanpa menunggu lama. Tubuh Zayyan akhirnya ambruk di dalam mobil.

Ia merintih kesakitan dan memukuli kepalanya yang semakin terasa sakit.

"Kamu terlalu memaksakan diri ayy,, kenapa kamu susah dibilangin sih, ini pasti karena terlalu lama diluar rumah dan berada di suhu yg panas."

Kak Husein panik dan segera memerintahkan supirnya untuk segera melaju menuju rumah mereka.

Mobil melaju dengan cepat, dan di dalam kendaraan itu atmosfer semakin tegang. Kak Husein merasa cemas, hanya bisa berdoa semoga mereka bisa sampai di rumah dengan segera.

Sesampainya di rumah, Zayyan segera dilarikan ke kamarnya dengan bantuan beberapa pengawalnya. Husein mengganti pakaian Zayyan, yang tidak merasa nyaman dengan pakaian yang ia kenakan. 

Dokter yang telah dipanggil segera memeriksa Zayyan dan memberikan obat pereda rasa sakit. Dalam ruangannya yang tenang, Zayyan akhirnya tertidur, dan hal ini membuat Kak Husein merasa sedikit lebih tenang.

Dalam keheningan kamar Zayyan yang gelap, Kak Husein berbicara dalam hatinya;

"Semoga semuanya baik-baik saja. Aku tidak ingin melihat Zayyan menderita seperti ini lagi."

Orang tua mereka memutuskan untuk menginap di hotel tersebut dan pulang keesokan harinya. Keputusan ini sangat meringankan perasaan Husein, karena dia tidak perlu menjelaskan kondisi Zayyan yang semakin memburuk kepada orang tua mereka. Ini memberikan mereka waktu yang diperlukan untuk merawat Zayyan tanpa terburu-buru atau tekanan tambahan.

Keesokan harinya, setelah acara tersebut, media dipenuhi dengan berita tentang Zayyan. Sebagian besar berbicara tentang pesona dan ketampanannya yang luar biasa, menggambarkan dia sebagai sosok yang sangat menarik. Foto-foto Zayyan yang terpampang di berbagai artikel media menjadi pusat perhatian.

Namun, ada juga berita yang negatif yang menyinggung masalah kesehatannya. Beberapa media berspekulasi tentang kondisi kesehatan Zayyan, dan ini menjadi perbincangan di kalangan masyarakat. 

Meskipun begitu, Zayyan dan keluarganya memilih untuk tetap menjalani hidup mereka dengan tabah dan menjaga rahasia keluarga mereka tersembunyi dari sorotan publik. Mereka tahu bahwa yang terpenting adalah cinta dan dukungan yang mereka miliki satu sama lain dalam menghadapi cobaan dan rahasia mereka.

Keluarga Arkara (Zayyan & Hyunsik Xodiac) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang