Allow sebelum baca ceritanya mari sholawat dulu sebentar
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Selamat membaca📖
Setelah sampai di ndalem raksya langsung berjalan menuju ke halaman belakang ia berniat untuk membersihkan kucing yang dia bawa tadi.
"Yok cing kita mandi, mandi yang bersih biar umi gak marah kalau liat kau" ucap Gus raksya pada kucing yang ia temukan tadi.
Dengan telaten Gus raksya membersihkan kucing tadi mulai dari memakaikan sabun sampai mengeringkan tubuh kucingnya lalu ia lanjutkan dengan menyisir bulu kucingnya.
"Nah cing sekarang ente udah bersih wangi lagi" ucap gus raksya sambil mencium kucingnya.
Umi Hanum yang melihat putra yang ada di halaman belakang segera berjalan menghampiri sang putra.
"Ngapain kamu nak ?" tanya umi Hanum
"Nih mi lagi mandiin kucing tadi aksya nemu di parit dekat ponpes" ucap Gus raksya sambil menunjukkan kucing yang mungkin akan ia pelihara.
"Mau di pelihara kucing nya? " tanya umi Hanum yang mendapat anggukan dari putra nya itu.
"Udah ada emang perlengkapan kucingnya?"tanya umi Hanum lagi
"Belum ada sih mi tapi kalau umi mau beliin juga gapapa kan rezeki gak boleh di tolak" jawab Gus raksya sambil mencium kucing berbulu putih.
"Nanti umi kasih aja duitnya biar kamu yang beli sendiri perlengkapan kucing" ucap umi Hanum sebelum masuk kedalam rumah meninggalkan Gus raksya yang sedang tersenyum bahagia.
****
Sedangkan di tempat lain ada seorang gadis yang kini yengan duduk santai di halaman depan rumahnya sambil memandang langit sore yang begitu indah."Qila pengen banget deh beli yupi tapi pasti uma marah soalnya qila sering banget makan yupi" monolognya
"Makan jangan sering makan yupi kalau gak keseringan pasti uma gak bakal marah" ujar wanita paruh baya yang benotabe sebagai uma nya syaqila.
"Eh uma nya qila" ucap syaqila lalu berhamburan kedalam pelukan umanya.
"Dari mana putri uma ini? " tanya lembut uma maryam pada putrinya.
"Qila baru aja jalan jalan tadi" jawab syaqila cepat
Uma maryam yang mendengar jawabannya anak nya hanya menganggukkan kepala nya, uma maryam kepikiran dengan putri nya yang sudah beranjak dewasa.
Rasanya begitu cepat syaqila tumbuh uma maryam terus mengingat saat saat syaqila masi kecil.
Syaqila pun lepaskan pelukan hangat itu lalu ia menatap uma maryam yang sedang mengenang masa kecilnya syaqila.
"Uma" panggil syaqila yang membuyarkan lamunan Uma maryam.
"Kenapa nak? " tanya Uma maryam
"Ayok masuk qila pengen rebahan nih pegal nya " keluh syaqila pada Uma maryam, Uma maryam yang mendengar keluhan anaknya hanya bisa menggeleng kepala karna setau nya seharian ini syaqila tidak mengerjakan apapun.
Sesampainya di dalam rumah syaqila langsung menuju ke kamar setelah berpamitan pada Uma dan abinya, sedangkan Uma maryam memilih untuk duduk bersama suaminya.
****
Setelah menunaikan shalat maghrib tadi mereka segera berkumpul di ruang makan untuk makan bersama.Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang saling beradu,keluarga syaqila memang membiasakan tidak berbicara saat makan.
Setelah selesai makan syaqila segera membantu umanya untuk membawa piring bekas makan mereka setelah merapikan semuanya mereka pun berkumpul di ruang keluarga.
"Syaqila" panggil abi hanan pada putri satu satunya itu, syaqila yang merasa di panggil segera menoleh ke arah abinya.
"Kenapa bi? " tanya syaqila sambil memakan makanan kesukaan nya apalagi kalau bukan yupi.
"Kalau misal ada yang mengajak syaqila nikah qila mau gak" ujar abi hanan menatap dalam putrinya itu.
Syaqila nampak berpikir sebentar sebelum akhirnya ia mengangguk kan kepalanya.
"Qila mau kan dia jodoh qila yang udah ditentukan oleh allah"ucap syaqila.
Uma maryam yang mendengar dari syaqila tak kuasa lagi menahan senyum nya yang sudah mengembang.
*****
Okay sampai sini dulu ya guys
Jangan lupa penuhi kolom komentar nya dan janlup vote nya juga biar author nya semangat nulisnya.
Vote itu gratis kok jadi tekan aja gak perlu bayar
Ingat ambil baiknya buang buruknya, maaf juga kalau cerita nya banyak typo.
Sampai ketemu di part selanjutnya
Ctraa_
KAMU SEDANG MEMBACA
Raksya Untuk Syaqila
Teen Fiction"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"ucap Gus raksya dalam satu tarikan nafas. "bagaimana para saksi? " "SAH" "Alhamdulillah" Tak pernah terpikirkan oleh Gus raksya ia menikahi sahabat kecilnya sendiri kira kira bagaimana dengan...