Selamat membaca!Pagi ini gus raksya dan syaqila berpamitan kepada abi hanan dan uma maryam.
"Habibi gak bisa entar siang aja ya syaqila masih pengen di sini" pinta syaqila yang tengah berpelukan dengan uma maryam.
"Gak bisa humaira, entar kalau habibi gak sibuk kita main kesini ya nginap juga boleh kok" ucap gus raksya mengusap kepala istrinya.
"Sudah putri uma jangan nangis entar ndak cantik loh" ucap uma maryam lalu mencium kening putrinya.
Syaqila mulai melepaskan pelukan lalu menyeka sudah matanya yang tergenang dengan air mata.
Gus raksya segera menggemgam tangan syaqila, mereka berdua pun berpamitan kepada abi hanan dan uma maryam.
"Kita pamit ya abi uma" ucap gus raksya menyalimi tangan abi hanan dan uma maryam begitu pun dengan syaqila.
"Assalamu'alaikum" salam kedua.
Gus raksya menyuruh syaqila untuk masuk duluan sedangkan gus raksya segera memasukan koper sang istri.
Lalu ia pun ikut masuk, syaqila menurunkan sedikit kaca mobil nya lalu melambaikan tangannya ke arah uma dan abi.
"Bye bye uma abi" ucap syaqila sedikit berteriak.
*****
Selama perjalanan hanya ada keterdiaman tak ada yang memulai percakapan dari tadi hingga.
"Habibi" panggil syaqila sang empu menolehkan kepalanya sebentar lalu beralih menatap jalanan lagi.
"Na'am humaira ada apa? "
"Kita ke supermarket yah"
"Buat? "
"Qila dari kemarin gak makan yupi soalnya udah habis kita beli ya "
"Hum iya kita ke supermarket tapi makan yupi nya jangan banyak kek nya lima yupi aja cukup buat sehari"
Syaqila membelak matanya apa ini 5 bungkus yupi kecil dalam sehari itu tidak cukup.
"Gak cukup itu habibi"
"Cukup humaira"
"Enggak habibi masa cuman lima sih"
Syaqila mengerucut bibir menatap sang suami dengan tatapan memelas.
"Tambahin ya habibi" rengek syaqila.
"Gak humaira lima itu udah cukup"
"Ga cukup tau habibi"
"Cukup coba kamu jadwalin pasti cukup"
"Jadwalin gimana? "
"Setelah selesai shalat Subuh makan satu,dzuhur makan satu,ashar makan satu maghrib satu isya satu gimana cukup kan? "
"Ish gak cukup habibi,tambahin yah yah"
Wajah syaqila amat mengemaskan dengan sebisa mungkin gus raksya menahan agar ia tak goyah dari pendiriannya.
"Gak ada tambahan lima itu udah cukup, pilih saja lima atau gak sama sekali"
Dengan keterpaksaan syaqila menurut saja dari pada ia tak di beri sama sekali.
"Yaudah lima" pasrah syaqila dengan keputusan suaminya.
"Habibi pelit! " lanjut nya dengan bergumam agar tak di dengar sang suami namun ia salah besar gus raksya masih dapat mendengar nya.
Namun ia hiraukan saja dari pada berujung debat lagi.
*****
Kini keduanya telah berada di pusat perbelanjaan dengan gus raksya yang mendorong troli dan syaqila yang mengambil barang barang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Raksya Untuk Syaqila
Teen Fiction"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"ucap Gus raksya dalam satu tarikan nafas. "bagaimana para saksi? " "SAH" "Alhamdulillah" Tak pernah terpikirkan oleh Gus raksya ia menikahi sahabat kecilnya sendiri kira kira bagaimana dengan...