Allow balik lagi nih bareng saya hehe....
Sebelum baca kita sholawat dulu
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
Selamat membaca 📖
Hari ini adalah hari senin seperti biasanya semua orang akan kembali pada aktivitas mereka setelah berlibur sehari kemarin.
Namun berbeda dengan pemuda yang satu ini,ia masih terlelap dalam tidur nya padahal jam sudah menunjukkan pukul 07.15 pagi.
Umi Hanum yang belum melihat batang hidung putranya segera beranjak ke kamar anak nya itu yang berada di lantai 2 rumahnya.
Sesampainya di depan pintu bercat coklat itu umi Hanum segera mengetuk pintu kamar anaknya berharap anaknya akan membukakan pintu itu.
Namun nihil tak ada tanda tanda bahwa pintu akan di buka,umi Hanum memutuskan untuk masuk ternyata pintunya tidak dikunci.
"YA ALLAH ARSYAKA KAMU INI UDAH PAGI MASIH AJA MOLOR" omel umi Hanum yang masih berdiri di depan pintu anaknya.
Sedang gus raksya yang mendengar omelan besar uminya segera bangun dengan nyawa yang belum terkumpul betul, jujur ia begitu kaget dengan kehadiran uminya.
"Ayok bangun udah jam tujuh ini,umi tunggu kamu di bawah CEPAT"lanjut umi hanum dengan sedikit penekanan diakhir kalimat.
Sedang gus raksya kembali tiduran di king sizenya, ia membutuhkan waktu untuk mengumpulkan nyawa nyawanya ini, setkah dirasa nyawa nya telah terkumpul gus raksya segera beranjak dari tempat tidurnya untuk menuju kamar mandi.
****
Kini gus raksya sudah terlihat rapi dengan kaos oblong berwarna hitam dan juga sarung warna sepadan walau sederhana tapi ia tetap terlihat begitu tampan.
Umi hanum yang melihat anaknya langsung tersenyum hangat menatap sang putra namun berbeda dengan abi hasyim yang menatap anak satu satunya itu dengan tatapan penuh dendam.
Gus raksya yang melihat tatapan abi nya hanya bisa meringis.
"Duh mampus aku abi kek marah banget" batin gus raksya
Tanpa berlama lama gus raksya segera menghampiri abi dan uminya yang sudah menunggu ia sedari tadi.
"Abi" panggil gus raksya pada abinya.
"Kenapa? " tanya abi hasyim sok cuek.
"Abi masih marah soal soal kemarin" tanya gus raksya.
"Gak tuh" jawab abi hasyim, umi hanum yang melihat interaksi keduanya langsung menggeleng kepalanya,terkadang abi dan anak ini seperti tom end jerry dan terkadang mereka akan akur.
"Ya elah abi bilang aja abi masih marah" pancing gus raksya, sungguh gus raksya ini sedang mencari masalah di pagi yang indah ini.
"Abi hasyim kiw kiw" goda gus raksya lagi.
"Raksya sudah,abi kamu nanti malah nangis di ejek ama kamunya" ledek umi hanum pada abi hasyim,gus raksya yang mendengar penuturan umi nya langsung tertawa lepas.
Sedangkan abi hasyim hanya diem sungguh anaknya ini harus ia kasih hukuman.
"Tunggu kamu abi jodohin baru nanges" batin abi hasyim
Setelah selesai dengan acara makan kini keluarga cemara itu tengah di sibukan dengan kesibukannya masing masing.
Mulai dari gus raksya yang sedang asik dengan pujaan hatinya yaitu laptop,abi hasyim yang sedang mengecek beberapa dokumen penting pesantren,dan umi hanum yang sedang menyiram tanam di halaman di depan.
Saat asik menyiram tanaman tiba tiba ada yang menghampiri umi hanum
"Assalamu'alaikum umi hanum" sapa gadis cantik yang lengkap dengan seragam sekolahnya.
"Eh ada syaqila,ngapain qila masih diluar? " tanya umi hanum menatap syaqila ya, gadis cantik itu adalah syaqila azzahra vazayra.
"Tinta pena qila tadi habis makannya qila izin beli pena terus liat umi makanya qila samperin deh" ucap syaqila dengan jujur umi hanum lalu menganggukkan kepala nya.
"Yaudah qila pamit umi ya umi soalnya bentar lagi jam pelajaran nya ustadz akbar assalamu'alaikum" pamit syaqila, umi hanum menatap punggung syaqila yang mulai menjauh.
Umi hanum sangat menginginkan syaqila untuk menjadi anaknya tapi itu hanya keinginan yang mungkin tak akan terwujud.
Gus raksya yang melihat umi hanum yang sedang melamun segera menghampiri uminya, "liatin apa sih mi? " tanya gus raksya yang sedang di landa rasa penasaran.
Umi hanum yang melihat anaknya hanya tersenyum hangat, "lagi liatin calon mantu" ucap asal umi hanum, lalu ber lenggang pergi meninggalkan gus raksya.
Sedang gus raksya menatap cengo uminya, what calon mantu apa maksud uminya itu,karna tidak ingin berpikir negatif gus raksya pun memilih untuk masuk lagi ke dalam rumah.
****
"Ayla qila pinjem pensil dong" pinta syaqila pada sahabat dekat nya itu, ayla mahera Leonor gadis berusia tujuh belas tahun,syaqila dan ayla memang sudah lama bersahabat
Syaqila selalu menganggap ayla
Sebagai kakaknya begitu pun sebaliknya ayla menganggap syaqila sebagai adiknya.Ayla hanya menganggukkan kepalanya syaqila yang melihat persetujuan itu segera mengambil pensil milik ayla dan mulai menulis
Tulisan Arab nya.Setelah pelajaran bahasa Arab sekarang sudah berganti dengan pelajaran matematika namun ustadzah yang mengajar tidak dapat masuk hati ini akhirnya mereka hanya di titipkan tugas dari Ustadzah nya saja.
Syaqila segera menyelesaikan tugas yang di berikan ustadzah nya, ia memang suka dengan pelajaran yang sebagian besar orang tidak menyukai nya.
Bahkan syaqila selalu mendapatkan nilai A di pelajaran mematikan itu, sedangkan ayla ia masih kelimpungan dengan tugas yang di berikan gurunya.
"Ila" panggil ayla sang empu yang merasa terganggu pun mengangkat kepala untuk menatap sahabatnya itu.
"Napa ay" tanya syaqila
"Aku bingung nih ajarin dong"
"Nih salin aja punya ila"
"Serius nih"
"Iya qila serius" ucap syaqila menyakinkan sahabat, tentu dengan senang hati ayla menerima buku tugas syaqila dan segera menyalin nya.
Sedangkan syaqila kini sedang asik dengan permen kesukaan nya apalagi kalau bukan yupi, yupi bikin kita jadi happy.
****
Okey sampe sini dulu prat kali ini
Kita lanjut lagi nanti ya 😊Jangan lupa vote
Dan penuhi kolom komentar yaw
Cerita ini berdasarkan khayalan author ya.... Babay sampai ketemu di prat selanjutnya....
Ctraa
KAMU SEDANG MEMBACA
Raksya Untuk Syaqila
Teen Fiction"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"ucap Gus raksya dalam satu tarikan nafas. "bagaimana para saksi? " "SAH" "Alhamdulillah" Tak pernah terpikirkan oleh Gus raksya ia menikahi sahabat kecilnya sendiri kira kira bagaimana dengan...