khitab

91 6 0
                                    

*
*
*
*
*
*

Selamat membaca📖

Hari ini gus raksya nampak sangat bahagia bagaimana tidak bahagia ia akan mengkhitab pujaan hatinya.

Kini gus raksya sudah siap dengan kameja hitam yang di padukan dengan sarung berwarna senada, sekarang karismanya bertambah Berkali-kalilipat.

"Nak sudah siap? " tanya umi Hanum yang sedang berdiri diambang pintu.

"Udah kok mi, ayok" ajak gus raksya dengan semangat.

"Sabar toh kamu ini semangat sekali"

"Hehehe, afwan umi"

Mereka pun berjalan berringan menuruni satu persatu anak tangga sampai pada tangga terakhir.

Kyai Hasyim yang melihat kedatangan anak dan istrinya pun langsung mengajak mereka untuk segera pergi kerumah calon besan tentunya.

Tak perlu waktu lama kini mereka telah sampai di depan rumah minimalis bernuansa putih.

"Assalamu'alaikum" salam mereka bersamaan , pintu bercat putih itu di buka oleh abi hanan, abi hanan yang melihat kerabatnya langsung menyambut mereka dengan baik.

Kini mereka telah berkumpul di ruang tamu dengan gus raksya yang duduk diantara tengah abi dan uminya.

Umi Hanum sedari tadi
memperhatikan gus raksya sepertinya anak nya ini tidak bisa diam sebab sedari tadi pandang gus raksya seperti sedang mencari sesuatu yang hilang.

Tangan umi hanum refleks mencubit tangan putranya yang tidak bisa diam sedari tadi, "duduk yang diem toh,dari tadi celingak celinguk mulu" omel umi hanum pelan,gus raksya yang mendengar omelan uminya hanya bisa menampilkan cengiran khasnya.

Setelah berbincang cukup lama kyai Hasyim mulai menjelaskan maksud dari kedatangan mereka sekeluarga.

"Ekhem jadi gini nan, maksud kedatangan kita karna ingin mengkhitab putri mu" jelas kyai Hasyim.

"Raksya silahkan sampaikan niat baik mu" lanjut kyai Hasyim, gus raksya nampak gugup, detak jantung nya serasa berdetak begitu kencang ,deg deg-an tentu saja sedang di rasakannya sekarang.

"Bentar abi, qila kok gak ada entar yang jawab siapa dong" ucap gus raksya yang mendapatkan pukulan kecil di punggung nya, pelakunya tentu saja umi hanum tak habis pikir dia dengan putranya ini.

Sedangkan abi hanan dan uma maryam hanya menggeleng kepalanya sembari tertawa kecil melihat kelakuan calon mantunya ini.

Sedangkan dari arah luar masuklah seorang gadis berjilbab putih lengkap dengan baju sekolah nya kini memasuki rumah dengan wajah kusut nya tanpa mengucapkan salam.

"Loh anak uma ini pulang sekolah kok gak ngasih salam,syaqila kenapa? " tanya uma maryam yang sudah menghampiri putri cantiknya itu.

"Hiks--uma yupi nya qila hiks dihabisin sama bang epan huaa" pecah sudah tangis syaqila di pelukan umanya.

Gus raksya yang menyaksikan kejadian itu langsung tak berkedip sungguh wajah syaqila amat mengemas kan, kyai Hasyim yang melihat kelakuan putranya menggeleng kepalanya lalu ia segera menegur, "hust kamu ini belum sah jadi gak usah natap"tegur kyai Hasyim, gus raksya yang mendengar teguran abinya memilih untuk segera menunduk seraya beristighfar.

Raksya Untuk SyaqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang