imam dan makmumnya

113 7 0
                                    

Allahuakbar

Allahuakbar

Suara adzan terdengar membangunkan dua insan yang sedari tadi tertidur dengan keadaan berpelukan siapa lagi kalau bukan pengantin baru kita yang baru sah beberapa jam lalu.

Eugh

Gus raksya mengucak mata nya pelan lalu mengedarkan pandangan nya ke sekeliling ruang, gus raksya mulai bangun dari tidurnya lalu beranjak ke kamar mandi namun sembelum itu gus raksya membangunkan dulu istri kecilnya.

"Bangun sayang ayok bangun humaira" panggil lembut gus raksya membangun istrinya.

Syaqila yang merasa terganggu dari tidurnya mencoba untuk bangun dari tidurnya, "lima menit lagi qila masih ngantuk" racau syaqila kembali menutup matanya.

"Yasudah, aku mau wudhu dulu abis tuh kamu yaa" ucap gus raksya lalu mulai bangkit dan berjalan menuju kamar mandi.

Tak butuh waktu lama kini gus raksya keluar dengan rambut basah nya ia sesekali menyisir rambutnya kebelakang bayangkan saja ketampanan nya bertambah berkali- kali lipat.

"Humaira ayok bangun giliran kamu ambil wudhu" ucap lembut gus raksya, dengan wajah terpaksa nya syaqila bangun dari tidur lalu berjalan dengan nyawa yang belum terkumpul menuju kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Bruk!

Rasanya amat sakit gus raksya yang melihat nya meringis ada ada saja istrinya,syaqila menabrak dinding yang berada tepat di sebelah pintu kamar mandi.

"Aww sakit ini kenapa coba temboknya ada di sini! " kesal syaqila padahal yang salah kan dia ngapain jalan sambil merem, gus raksya nampak menahan tawanya yang ingin membludak namun ia tahan sebisanya.

Setelah syaqila pergi mengambil wudhu gus raksya mulai menyiapkan perlengkapan sholat ia mengelarkan sajadah nya dan sang istri.

Syaqila keluar dari kamar mandi dengan wajah basahnya, gus raksya memberikan mukenah syaqila sang empu langsung menerimanya lalu memakainya.

Mereka mulai melaksanakan shalat ashar dengan kusyuk,setelah selesai shalat gus raksya membalikkan tubuh nya menghadap sang istri ia menyodorkan tangannya tentu saja syaqila di sambut syaqila mencium tangan sang suami lalu gus raksya menangkup wajahnya dan mencium kening syaqila.

"Gus" panggil syaqila.

"Kenapa humaira? "

"Qila pernah dengar kalau musibah itu telah tertulis di lauhul mahfuzh itu bener ya? "

Gus raksya tersenyum mendengar pertanyaan istrinya tadi tangannya terangkat mengusap pelan kepala syaqila yang di baluti mukenah nya.

"Iya benar, sudah di jelaskan dalam surat Al-hadid [57] ayat 22 mau dengar bunyinya gimana? "

Syaqila menganggukan kepalanya antusias lalu membenarkan posisi duduknya dan mendengar penjelasan sang suami.

" مَآ اَصَابَ مِنْ مُّصِيْبَةٍ فِى الْاَرْضِ وَلَا فِيْٓ اَنْفُسِكُمْ اِلَّا فِيْ كِتٰبٍ مِّنْ قَبْلِ اَنْ نَّبْرَاَهَاۗ اِنَّ ذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌۖ "

"Artinya:Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam Kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."

Syaqila mengangguk anggukan kepalanya mengerti,suara suaminya tadi begitu merdu hingga ia terpukau kagum, "suara gus bagus MasyaAllah"

Gus raksya membalas dengan senyum manisnya.

Raksya Untuk SyaqilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang