Jangan lupa vote & komen ..
***
Bab 11 : Offer
***
Larangan adalah perintah yang harus dicoba.
Begitulah menurut pendapat seorang Karalyn Mysha Qianara.
Setelah memastikan Arga tidak berada di rumah--katanya ada urusan sebentar bersama seorang teman, Kara yang ditinggal sendirian memilih jalan-jalan di sekitar kompleks dengan menutupi sebagian wajahnya menggunakan masker.
Sebenarnya, dia tidak suka berbasa-basi dengan orang asing. Hanya saja dia sedang memiliki sebuah misi yang akan menyenangkan semua pihak. Terutama Arga. Hal itu membuatnya mau tak mau menyapa orang-orang demi mendapatkan informasi yang ia butuhkan.
Setelah ini, dia akan meminta bayaran mahal pada Arga sebagai imbalan atas kerja kerasnya hari ini.
"Hai, Nadia, ya?"
Kara berseru semangat sambil melambaikan tangan ketika mendapati pintu rumah dihadapannya terbuka lebar dan menampilkan sosok wanita dalam balutan hijab.
"Maaf, kalau boleh saya tahu, Mbak siapa, ya?"
Nadia ini selain cantik, suaranya juga lembut dan terlihat penyabar.
Pantas Arga cinta.
"Oh, kenalin. Aku Kara," Kara menjulurkan tangan yang segera mendapat sambutan hangat.
"Aku um.. istrinya Arga."
Bola mata Nadia seketika membeliak kaget setelah mendengar pengakuan wanita yang kini berdiri dihadapannya.
Wanita itu memilih menutup telinga dan mata tentang pernikahan Arga demi menghindari perasaan yang tidak diinginkan. Namun tanpa terduga, tiba-tiba saja istri Arga datang menemuinya.
"Nggak usah tegang gitu, aku datang kesini dengan niat baik kok." Kara terkekeh kecil ketika mendapati kecanggungan di wajah Nadia.
"Kamu pasti heran kenapa aku tiba-tiba datang kesini, 'kan? Ngomong-ngomong, Arga nggak tahu aku menemui kamu. Tadi aku juga nanya rumah kamu ke orang-orang." Jelasnya tanpa diminta.
Nadia tersenyum lembut demi menyamarkan keterkejutan.
"Mari masuk dulu, Mbak? Biar saya buatkan teh,"
Kara menggeleng cepat. "Nggak usah, Nad. Eh, nggak apa-apa 'kan, kalau aku ngomong santai gini?" Tanyanya yang segera diangguki mantan calon tunangan Arga.
"Tidak apa-apa kok, Mbak. Mari duduk dulu," Nadia mengantar Kara menuju kursi yang berada di teras rumah.
"Mbak Kara yakin tidak mau ngeteh?"
"Heum, yakin."
Setelah duduk, Kara langsung memutar tubuh menghadap Nadia yang masih memasang ekspresi canggung.
"Dengar-dengar, kamu sama Arga nyaris tunangan, ya?" Tanyanya to the point yang kontan membuat Nadia terkejut untuk kedua kalinya.
"Soal itu.."
"Santai saja, Nad. Aku nggak marah kok, apalagi cemburu. Justru sekarang aku merasa bersalah karena sudah bikin rencana pertunangan kalian batal. Andai tahu Arga sudah memiliki calon sendiri, mungkin aku bisa menjadikan hal itu sebagai alasan untuk menolak keinginan Papa." Kara memasang ekspresi sedih yang dibuat-buat.
Wanita itu telah menurunkan masker yang membuat Nadia bisa melihat jelas ekspresi wajahnya saat ini.
Tapi Kara tidak sepenuhnya berbohong. Andai dia tahu Arga sudah memiliki kekasih, dia akan menggunakan itu sebagai senjata untuk melawan ayahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/352326791-288-k797959.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Asa
ChickLit--REPOST-- Argani Rashif Alfariq hanyalah seorang pegawai kantor biasa yang tiba-tiba saja diminta untuk menikahi seorang selebgram yang terjerat kasus obat-obatan terlarang bersama sang mantan pacar. Andai bukan karena hutang budi, Arga tidak akan...