Bab 6 : Flirting
***
"Ahhhh, ya ampun, ya ampun, gue nggak nyangka lo berdua bakal secocok ini as a couple!!" Teriak Leora histeris sambil menunjukkan hasil foto-fotonya yang sengaja mengabadikan momen pernikahan sang sahabat.
"Kalau dapet gantinya semanis laki lo sih, nggak keberatan gue buang laki macam Hiro." Celetuknya sambil mengerling menyebalkan. "Lagian Ra, zaman sekarang mah buat apa punya cowok ganteng tingkat dewa tapi hobinya narkoboy. Skip aja sih kata gue,"
"Yoi," Ashana menyahuti tak kalah semangat. "Nih ya, Ra. Mau lo bilang Hiro udah taubat berkali-kali pun, tapi kalau nggak ada pembuktian ya tetap aja percuma dong? Udah deh, lupain Hiro kalau kata kita mah."
Ashana dan Leora melakukan high-five yang membuat Kara memutar bola mata.
"Lo berdua tuh baru beberapa jam liat Arga. Nggak usah terlalu berpositif thinking, karena zaman sekarang banyak manusia bermuka dua!"
Kara tersenyum miring lalu kembali menyesap rokok yang sudah berada di tangan kirinya setelah sesi foto berakhir.
"Ngomong-ngomong, Hiro beneran taubat. Sebelum malam penangkapan, dia udah nggak make seminggu."
Kedua sahabat Kara kompak bertatapan sebelum kemudian meledakkan tawa.
"Gue baru tahu, lo bisa sebego ini, Ra."
Tanpa perasaan, Leora menoyor kuat kepala Kara yang langsung mengaduh.
"Ck! Omongan cowok buaya emang nggak bisa dipegang. Please deh, Hiro emang ganteng. Tapi kelakuannya nol!"
Sudah sejak awal sebenarnya Ashana dan Leora merasa tidak nyaman dengan keberadaan Hiro di hidup sahabat mereka yang memilih terjun ke dunia hiburan alih-alih menikmati harta keluarga.
Hiro memang terlihat baik. Tampan apalagi, jangan ditanya. Mereka hanya tidak suka dengan pergaulan mantan pacar Kara yang nyaris setiap malam menghabiskan waktunya di club untuk mabuk-mabukan. Apalagi Kara jadi sering berada di tempat itu setelah berpacaran dengan Hiro.
Tidak heran bila orang tua Kara menolak Hiro terang-terangan. Pria itu memang tidak beres. Pun circle pertemanannya yang kebanyakan berisi manusia-manusia bermasalah atau bahasa kasarnya minus akhlak.
"Terserah kalian. Gue tetap cinta Hiro."
Kompak, Ashana dan Leora mendengkus.
"Terserah loh aja deh, Ra. Betewe, lo butuh kado apa nih dari kita?" Ashana bertanya seraya menaikkan kedua alis.
"Lingerie dua puluh set cukup nggak sih?" Leora menimpali cepat.
"Nggak usah! Gue nggak butuh kado." Sahut Kara yang kemudian mematikan putung rokok.
"Mending lo berdua balik aja sana. Gue pengin tidur,"
Lagi-lagi dengan gaya kompak, kedua sahabat Kara tersenyum menggoda.
"Tidur apa tidur?" Ledek keduanya.
"Ck! Emang lo berdua pada ngarepin apa, hah?!" Omelnya.
"Keponakan,"
Sontak Kara memutar bola mata sebelum bergerak mendorong dahi Ashana dan Leora.
"NGGAK USAH MIMPI!!" Makinya yang kemudian berbalik pergi. Meninggalkan keduanya yang sibuk cekikikan.
"Kara, mau kemana kamu?"
Menghentikan gerakan kaki pada undakan anak tangga pertama yang akan mengantarkan dirinya menuju kamar, Kara menoleh ketika mendengar seruan sang ayah.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mengejar Asa
Chick-Lit--REPOST-- Argani Rashif Alfariq hanyalah seorang pegawai kantor biasa yang tiba-tiba saja diminta untuk menikahi seorang selebgram yang terjerat kasus obat-obatan terlarang bersama sang mantan pacar. Andai bukan karena hutang budi, Arga tidak akan...