𝑆𝑒𝑛𝑗𝑎 𝑠𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑙𝑢𝑘𝑎

112 3 1
                                    

"Tentang melihatmu ditengah luasnya lapangan, tentang memandang mu dari sudut barisan. Menjadi sayap pelindungmu yang selalu kau beri goresan luka, padahal sayap ini lah yang melindungimu "


Pagi menyapa, matahari bersinar cukup cerah hari ini. Seorang gadis cantik mengayuh sepedanya sembari menikmati pemandangan di sepanjang jalan,dia adalah zeya. Jarak sekolah dan rumah zeya cukup jauh . Bisa saja zeya memakai motor untuk pergi ke sekolah,namun zeya tetaplah zeya yang keras kepala.

"Pagi zey" ucap seorang satpam menyambut zeya yang baru saja datang dengan sepeda onthel bewarna biru.

"Eh iya pak,pagi juga" ucap zeya turun dari sepedanya.

Riuh kendaraan yang masuk kedalam lingkungan sekolah, zeya memarkirkan sepedanya lalu berjalan menuju ruang kelasnya. Sepanjang perjalanan banyak sekali orang yang menyapa zeya ,zeya membalas sapaan mereka dengan senyuman yang manis.

"Assalamualaikum" ucap zeya masuk kedalam ruang kelasnya.

"Waalaikumsallam"jawab beberapa orang yang ada di dalam ruangan kelas zeya.

"Halo dara,hari ini ngak ada pr kan dar?" tanya  zeya berhenti di meja dara. (Andara ferzia)

"Ngak ada kok,btw lo di anter atau sendiri " jawab dara  menatap zeya .

"Berangkat sendiri, biasalah" ucap zeya lalu berjalan mengambil kemoceng dan kembali ke mejanya.

"Dar jadi saksi ya, mejanya udah gue bersihin " ucap zeya yang di angguki oleh dara.

Tak lama setelah zeya membersihkan mejanya Mariska datang sambil membawa kaca di tangannya, Mariska meletakkan tasnya.

"Udah di kemocengi blom zey?" Tanya Mariska menatap sudut mejanya.

"Udah dong,tanya aja sama dara Kalau ngak percaya"jawab zeya yang membuat Mariska terkekeh.

Jam terus berjalan, pembelajaran hari ini sudah selesai. Para murid segera bersiap kembali ke rumah masing-masing, terkecuali zeya.

"Zeya Mariska gue balik duluan ya,Bayy" ucap dara keluar dari kelas.

"Ais, kita turun yuk setengah jam lagi latihannya dimulai" ucap zeya yang diangguki Mariska.

Mereka berdua pun berjalan menuju lapangan, sudah ada beberapa orang yang sudah siap.

"Halo gaes" ucap Mariska kepada mereka semua

" Eh kalian udah dateng, ganti baju dulu Sana zey "ucap Keysa, teman satu angkatan zeya dan Mariska.

"Yaudah gue pulang ya, semangat zeya " ucap Mariska menggenggam tangan zeya.

"Iya makasih Ais,sayang deh sama ais" ucap zeya mencubit gemas pipi Mariska.

" Kebiasaan deh kebiasaan " ucap Mariska jengah

" Hehe maaf, habis pipi Ais gemesin " ucap zeya cengengesan

"Yaudah gue mau pulang,Bayy zey " ucap Mariska pergi meninggalkan zeya.

****

"Langkahnya yang bener, perhatiin itu barisannya" ucap seorang laki-laki yang merupakan teman seangkatannya, dia adalah diksa.

" Pandangan matanya yang bener, jangan egois kalau di barisan." Teriak seorang perempuan yang bernama resti,Resti indara.

Langit semakin gelap, matahari sudah terbenam meninggalkan semburat merah.

" Oke hari ini cukup, revisi untuk hari ini cuma fokus sama kekompakan kalian saat di barisan. Mungkin ada tambahan dari yang lain,atau di tanyakan seputar latihan hari ini?" Ucap diksa kepada mereka yang ada di sana.

𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒌𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang