𝐵𝑎𝑤𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑔𝑖𝑡 𝑚𝑎𝑙𝑎𝑚

20 1 0
                                    


"Loromu bakal dadi serete langkah, tangismu bakal dadi cilokone"


Seorang laki-laki sedang duduk diruang kerjanya, tampilannya kacau. Pikirannya terus menerus terbayang-bayang kejadian tadi siang, rasanya sebuah mimpi.

"Dik kenopo?" Tanya lia meletakkan secangkir kopi di atas meja.

"Mah seng wingi diksa kirimi prososal kerjasama, mama reti sopo pemimpin Karo CEO utamane?  Jawab diksa menatap lia.

"Sopo nak?" Tanya lia mendudukkan dirinya di kursi

"Angga ambi zeya mah"jawab diksa membuat lia diam dalam keterkejutan.

"Alhamdulillah zeya wes bali,zeya wes sehat" ucap lia tersenyum penuh haru, diksa menatap lia bingung.

"Mama seneng zeya uwes normal,angga uwes berhasil gawe zeya bali koyo biyen. Angga Karo mariska wong seng zeya percaya,zeya wes kakean luka. Mama seneng zeya uwes mari,anak mama uwes bali" Ucap lia tersenyum penuh ketulusan.

"Mah " ucap diksa menatap lia dalam-dalam.

" Dik,mama selama iki ngerasa bersalah Karo zeya. Ditambah papa adi seng wes meninggal,mama ngerasa gundah" ucap lia lalu menangis dalam pelukan diksa.

Sekarang hanya diksa satu-satunya orang yang lia miliki, setelah meninggalnya adi dan dina 3 tahun yang lalu. Membuat lia selalu merasa bersalah,lia selalu berpikir bahwa ini adalah hukuman karena sudah merebut kebahagiaan masa kecil seorang anak perempuan.

"Mah Kabeh iki dudu salah mama,kabeh iki takdir" ucap diksa membuat lia mengangguk

"Besok kita ke makam papa sama dina, terus setelah itu kita jalan-jalan"sambung diksa mencoba menghilangkan suasana yang kurang mengenakkan ini.

*****

Zeya saat ini sedang dikamarnya, merasakan suntuk pada dirinya. Tiba-tiba dirinya mendapat ide dan langsung berlari menuju kamar angga, zeya langsung masuk kedalam kamar angga tanpa mengetuknya.

"Mas angga" ucap zeya membuat angga terkejut dan spontan mematikan rokok di tangannya.

"Eh lagi ngerokok, sepurane ora ngerti"sambung zeya cengengesan.

"Ngopo zey,rene mlebu neng tengah lawan" ucap angga lalu menyemprotkan pengharum ruangan.

"Ngopo?" Tanya angga menatap zeya penuh tanya.

"Mas ayo metu,aku suntuk. Nonton film terus,ayo mlaku-mlaku golek howo" jawab zeya berjalan merebahkan tubuhnya di atas kasur milik angga.

"Wes ameh jam 10,yakin ameh metu?" Tanya angga menatap zeya

"Jane males,tapi bosen aku mas. Pengen martabak yoan, pengen banget" jawab zeya menutup wajahnya dengan bantal.

"Wes tak pesenke online,yo nonton bareng mas. Mas due film apik dinggo Kowe, mas-mas ganteng pokoke" ucap angga membuat zeya langsung kegirangan.

"Tenan mas,aa sayang mas angga " ucap zeya memeluk guling di sampingnya.

"Mas neng kene seng dipeluk guling" sindir angga sambil menyiapkan film yang akan di tonton.

"Males tangi,seng cerak guling " ucap zeya memeluk guling angga dengan erat.

Tiba-tiba pintu kamar angga terbuka menampakkan mariska yahg datang membawa beberapa kantong plastik di tangannya.

𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒌𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang