𝑆𝑒𝑘𝑜𝑡𝑎𝑘 𝑙𝑢𝑘𝑎

59 3 1
                                    


"Bukan tentang kata terimakasih, tapi tentang bagaimana caranya menghargai sebelum kehilangan dirasakan"

Pagi ini Zeya bangun lebih pagi, berkutat dengan alat-alat dapur. Suara langkah membuat atensi Zeya seketika menuju sumber suara, Zeya melihat Mariska yang baru saja bangun tidur.

" Lo ngapain zey jam segini udah di dapur aja dah,masih pagi banget" tanya Mariska mendudukkan dirinya di meja makan.

"Gue lagi bikin kue buat diksa,udah hampir selesai kok. Gue juga bikin buat nanti kita bawa ke sekolah,eh lo mau sarapan apa sekalian gue buatin"jawab Zeya sambil memotong kue yang dirinya buat menjadi beberapa bagian kecil.

"Dalam rangka apa,dan kenapa lo effort banget sih Sampek bangun jam segini cuma bikin kue buat orang kaya dia. Kenapa ngak beli aja, toh sama+sama kue juga"Ucap Mariska menatap zeya.

"Hari ini tanggal 11 April,kan dia ulang tahun yang ke 17. Mungkin bisa aja gue beli,tapi gue mau ini istimewa khusus buat dia." Ucap Zeya tersenyum.

"Gue salut sama lo zey, yaudah sini gue bantuin" ucap Mariska berdiri menghampiri zeya.

Pagi menyapa,kini Zeya sedang sibuk bersiap untuk pergi ke sekolah. Jam sudah menunjukkan hampir pukul 7 pagi,dan sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup.

"Ais buruan udah telat nih kita " ucap Zeya yang di angguki oleh Mariska.

Mariska mengendari motornya dengan kecepatan tinggi, tak butuh waktu lama untuk mereka sampai. Mereka sampai tepat 2 menit sebelum gerbang ditutup.

"Wah zey tumben kamu sama Mariska datangnya jam segini?" Tanya satpam yang biasanya menyambut zeya.

"Hehe iya pak,tadi kesiangan"jawab Zeya yang membuat satpam terkekeh.

"Yaudah kita ke kelase dulu ya pak,duluan." Ucap zeya yang di angguki satpam.

Zeya yang melihat diksa langsung berlari sambil membawa kotak berisi kue yang tadi pagi dirinya buat.

"Dik,nih buat lo. Gue bikin khusus buat lo,dan ini hadiah buat lo. Selamat ulang tahun diksa yang ke 17" ucap zeya memberikan kotak kue dan paperbag kepada diksa.

Diksa menangkis kotak kue yang ada di tangan Zeya hingga kue yang ada didalamnya berceceran,serta rusak.

"Anjing lo ya, Kalau ngak mau ngak gitu caranya tolol. Asal lo tau ,Zeya rela bangun pagi cuman buat bikinin lo kue . Minimal hargai kek kerja kerasnya,ngak punya hati banget jadi manusia " ucap Mariska mendorong tubuh diksa kasar.

"Gue ngak minta " ucap diksa tanpa rasa bersalah

Zeya memunguti kue yang berserakan di lantai hingga bersih,dan beralih membuangnya ketempat sampah.

"Udah ngak papa Ais, udah kotor juga" ucap Zeya yang Masih bisa tersenyum.

Diksa berjalan pergi meninggalkan Zeya dan Mariska yang sedang saling bertukar pandangan.

"Bener-bener manusia ngak tau diri,semoga karma lo besok lebih berat dan  sebanding" teriak Mariska melihat kepergian diksa.

"Udah Ais ngak papa kok" ucap Zeya tersenyum

****


Zeya dan Mariska sampai di kelas sebelum pelajaran dimulai,pagi ini pelajaran pertama adalah matematika. Pelajaran yang banyak tidak dipahami oleh siswa-siswi,namun ada pula yang bisa memahami walaupun hanya sekedar rumusnya.

"Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakatuh" ucap Bu Henny selaku guru matematika.

"Waalaikumsallam warahmatullahi wabarakatuh"jawab siswa kelas XI E

𝑩𝒆𝒓𝒕𝒆𝒎𝒂𝒏 𝑫𝒆𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑳𝒖𝒌𝒂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang