1

24.9K 505 10
                                    

Salma Salsabil, gadis 17 tahun yang sedang duduk di bangku kelas 2 SMA, ia dalah seorang model yang dikenal karena kecantikannya. Sebelumnya, Salma dikenal sebagai sosok yang ceria dan ramah, dengan mata teduh yang memancarkan kehangatan. Namun, setelah kehilangan mamanya dua tahun lalu, semuanya berubah. Salma kini lebih pendiam dan dingin, dengan tatapan tegas yang sering membuat orang merasa sedikit canggung. Meskipun masih cantik, kehangatan yang dulu ada pada dirinya seolah menghilang, meninggalkan kesan misterius yang membuatnya terlihat lebih tertutup.

Meskipun wajah cantik Salma benar-benar memikat dan sering menarik perhatian orang-orang di sekitar, namun tak satupun dari mereka berani mendekati Salma karena sikapnya yang pendiam dan misterius. Salma hanya memiliki tiga teman dekat: Novia, Syarla, dan Anggis. mereka sudah bersahabat sejak SMP dan sekarang memilih melanjutkan SMA di sekolah yang sama

-

"Toktoktok... Non Salma, ayo makan, Bapak udah nunggu di bawah," kata Mbok Yem sambil mengetuk pintu kamar Salma.

"Papa udah pulang, Mbok?" 

"Iya, Non," jawab Mbok Yem.

Salma merasa agak heran, namun ia tetap bergegas kebawah menemui papanya.  

 "Halo sayang."

"Halo, Pa," jawab Salma sambil duduk di sebelah Papa. selanjutnya mereka berdua menikmati makan malam dalam keheningan.  setelah mama salma meninggal suasana dirumah inipun turut padam. bahkan interaksi bapak dan anak ini pun hampir lenyap. 

"Papa mau ke Belanda," kata Papa Salma tiba-tiba.

"Oh, kapan?" tanya Salma dengan santai, karena sudah sering mengalami Papa pergi ke luar negeri, jadi dia tidak terlalu kaget.

"Minggu depan. Papa akan ambil pendidikan di sana selama 3 tahun."

"Pendidikan apa lagi sih, Pa? Papa kan sudah dokter paling jago di sini. Papa mau apa lagi?" Salma heran.

"Pah, papa tega ninggalin anaknya sendirian di sini?" lanjut Salma

"Papa gak akan ninggalin kamu sendirian. Papa akan bawa kamu ke Belanda."

"Sekolah aku gimana, Pa?"

"Kamu lanjut sekolah di Belanda juga."

"Pa, bentar lagi aku naik kelas 3, teman-teman aku semua ada di sini, karir aku di sini, dan kebahagiaan aku juga ada di sini semua."

"Kalau kamu tidak mau ikut, bisa saja. Tapi, kamu harus menikah dulu."

"Hah, apa sih, Pa?"

"Papa kasih dua pilihan: satu, ikut Papa ke Belanda. Dua, kalau tidak mau ikut, kamu harus menikah biar ada yang jaga kamu di sini."

"Pa, aku bisa jaga diri sendiri. Kalau Papa mau pergi ke Belanda, silakan saja."

"Gak ada, Salma! Kamu harus pilih salah satu."

"Papa egois," kata Salma sambil berdiri meninggalkan meja makan.

"Papa tunggu keputusan kamu besok pagi," jawab Papa dengan nada tegas.

-


kenapa ulang dari awal lagi ?

aku malu ges, setelah  di baca ulang ternyata banyak typonya.

gapapa lah ya baca ulang dari awal lagi biar ingat alurnya.

see u in next part luv 

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang