5

12K 450 2
                                    


"Cantik sekali anak Papa," puji Papa Salma saat melihat anak semata wayangnya menuruni tangga dengan langkah pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik sekali anak Papa," puji Papa Salma saat melihat anak semata wayangnya menuruni tangga dengan langkah pelan. Tubuh rampingnya dibalut dress berwarna krem yang begitu elegan. Dress tersebut melingkari tubuhnya dengan sempurna, menonjolkan keindahan siluetnya, riasan tipis di wajahnya menambah kecantikkkannya malam ini.

Papa Salma, yang berdiri di bawah tangga, tak bisa menahan kekagumannya. Matanya berbinar bangga saat melihat putrinya tampil begitu menawan. Ia tersenyum lebar, "Kamu benar-benar terlihat menawan malam ini, Semua orang pasti akan terpesona melihatmu," ujar Papa dengan nada penuh kekaguman.

Salma hanya tersenyum kecil mendengar pujian dari papanya. dia bingung apakah dia harus senang atau sedih mendengar pujian tadi. sungguh dalam hati salma dia belum mau untuk menikah diusianya sekarang.

Malam ini Salma dan papanya akan bertemu dengan keluarga Rony dalam sebuah acara dinner yang digelar di salah satu restoran mewah di Jakarta Selatan.  Rony bersama Mama Yati, Papa Aron, dan Nabila sudah tiba lebih awal di restoran. Jenna tidak ikut malam ini karena suhu badannya meningkat sore tadi. 

Sementara itu, Salma bersama papanya baru saja tiba di restoran. Sesampainya di sana, Papa Salma segera menghampiri Papa Aron dan Mama Yati. Dengan senyum lebar dan sapaan hangat, dia menjabat tangan calon besannya. "Malam, Pak Aron, Mbak Yati," ucapnya dengan penuh hormat. Papa Aron dan Mama Yati membalas dengan senyuman yang sama hangatnya. 

Malam itu berlalu dengan santai. Mereka menikmati hidangan dengan obrolan santai. Salma hanya berbicara sesekali, lebih seringnya merespons Mama Yati dan Nabila dengan senyuman kecil dan anggukan kepala. Dia memilih untuk memperhatikan dan menyerap segala sesuatu yang terjadi di sekelilingnya.

Salma bisa merasakan kehangatan keluarga Rony. Mama Yati tampak penuh perhatian, sementara Nabila terlihat sangat antusias dan ramah. Papa Aron dan Rony juga tampak sangat ramah dan mudah bergaul. Meskipun Salma baru pertama kali bertemu mereka, ia merasa bisa menilai bahwa mereka semua adalah orang-orang yang baik dan tulus.

suasana malam itu mendadak berubah ketika pembicaraan beralih ke topik serius. Saat mereka mulai menikmati hidangan pencuci mulut, Papa Salma tiba-tiba mengungkapkan sesuatu yang mengejutkan. "Kalau bisa, nikahnya hari Kamis saja. Hari Jumat sore saya sudah harus berangkat ke Belanda."

Deg! Salma dan Rony terkejut mendengar pernyataan itu. Salma, meski sudah tahu tentang rencana tersebut, tetap merasa kaget. Sedangkan Rony, yang baru saja merasa mulai beradaptasi dengan situasi ini, kini merasa dunia seolah berputar di sekelilingnya. Pikirannya langsung bercabang. Tadi pagi, Papanya hanya menyarankan untuk berkenalan lebih dulu, tapi kenapa tiba-tiba ada keputusan untuk menikah dalam waktu lima hari?

Rony mulai membayangkan berbagai kemungkinan dan skenario. Bagaimana kalau Salma tidak bisa menerima Jenna, anaknya? Bagaimana jika Salma ternyata hanya berpura-pura baik di depan Rony tetapi sebenarnya tidak suka pada Jenna? Semua bayangan itu membuatnya merasa cemas dan ketakutan, seperti cerita ibu tiri yang difilm-film.

Sementara itu, Salma memperhatikan Rony dengan seksama. Dia melihat ekspresi Rony yang berubah-ubah, dan keningnya yang berkerut seolah berpikir keras. Dalam hati, Salma bertanya-tanya, "Apa sih yang dipikirkan Rony? Sampai keningnya berkerut begitu. 

Mama Yati menyadari bahwa Rony tampak jauh dalam pikirannya. Dengan lembut, dia menepuk bahu Rony dan berkata, "Aman saja, Pak Dirman. Nanti biar saya yang urus semua. Iya kan, Bang?"

"Eh, iya, iya, Mah," jawab Rony yang baru tersadar dari lamunannya. Dia menyadari betapa banyak obrolan yang terlewatkan karena terlalu terlarut dalam pikirannya sendiri.

Ketika Rony hendak memperbaiki posisi duduknya, ia secara tidak sengaja melihat ke arah salma. untuk sepersekian detik tatapan mereka bertemu. 

"Mah, Pa, Om , Rony izin dulu untuk berbicara berdua dengan Salma, ya?"

Semua orang di meja mengangguk setuju, memberi mereka ruang untuk berbicara. Rony dan Salma kemudian beranjak dari meja, menuju area yang lebih tenang di restoran. Mereka tahu bahwa percakapan ini adalah langkah penting untuk menentukan masa depan mereka bersama.

-

see u in next part luv

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang