18

15.1K 558 6
                                    

"Abang, nanti siang aku ada pemotretan," kata Salma sambil duduk di kursi penumpang mobil, melirik Rony yang fokus mengemudi.

"Dimanaa?" tanya Rony penasaran.

"Di studio daerah Pondok Labu. Nanti pulang sekolah aku langsung kesana, dijemput Kak Sora, Bang," jawab Salma.

"Oh okee, hati-hati yaa sayang," ucap Rony dengan lembut, mengusap kepala Salma dengan singkat sebelum kembali fokus pada jalanan.

"Hmmm.. Bang," Salma tampak ragu.

"Apa?" Tanya Rony dengan nada lembut.

"Bang, aku biasanya selesai pemotretan itu malam, dan kalo balik ke rumah abang itu lumayan jauh. Aku nanti boleh nginep di rumah Papa aja, Bang?" 

"Jam berapa malamnya, biar abang jemput aja," Rony menawarkan.

"Biasanya jam 11-an, Bang. Gak usah lah dijemput, Bang. Kasian Jenna kalau abang tinggal buat jemput aku. Pasti rewel dia, badannya masih belum terlalu sehat," Salma menjelaskan dengan nada lembut, berharap Rony akan mengerti.

Salma menunggu respon dari Rony, namun Rony tampak diam, menatap jalan di depan.

"Abang," panggil Salma dengan lembut.

"Besok sekolah kamu gimana?" tanya Rony akhirnya.

"Seragam sekolah aku di rumah Papa ada kok, Bang. Besok pagi sekolah diantar Pak Slamet juga," jawab Salma.

"Bang, boleh yaa..." Salma masih mencoba merayu. Selain alasan rumah Rony yang jauh, dia juga merasa segan kepada mertuanya jika pulang tengah malam.

"Yaudah, kamu kabarin abang terus ya," akhirnya Rony luluh juga

"Siap boss!" Salma tersenyum lebar, merasa lega.

Tak lama setelah itu, mereka sampai di sekolah Salma. Salma keluar dari mobil dan menoleh ke arah Rony.

"Abang makasii yaa," ucap Salma sambil meraih tangan suaminya untuk dicium dan berpamitan.

"Kiss abang dulu baru boleh turun," Rony menggoda sambil tersenyum.

"Ih gak ya, Bang," tolak Salma sambil membuka pintu mobil dengan cepat. "Nih om-om modus mulu, heran." Salma bergumam sambil melangkah keluar dari mobil.

"Eh, abang denger ya sayang," teriak Rony, membuat Salma tertawa.

"Hahaha, maaf Bang. Udah ah, Bang. Hati-hati di jalan, semangat kerjanya, suamikuuu!"

-

Rony menatap dokumen-dokumen di mejanya sambil menghela nafas kasar. "Hari ini jadwal Bapak meeting dengan Pak Handoko jam 11 siang di Panama Resto," kata Clara saat pamit.

"Thanks, Clara," jawab Rony, masih merasa kesal.

Rony merasa kesal karena restoran pilihan Pak Handoko jauh dari kantornya. Kalau saja Pak Handoko bukan investor utama dalam proyek yang sedang dikerjakan, mungkin Rony sudah menawarkan tempat lain untuk meeting.

Setengah 11, Rony dan Clara sudah tiba di restoran. Tak lama kemudian, Pak Handoko bersama sekretarisnya juga datang. Mereka segera menuju ruang VVIP restoran untuk meeting.

Setelah lebih dari dua jam, meeting akhirnya selesai. Sekretaris Pak Handoko dan Clara pamit terlebih dahulu, meninggalkan Rony dan Pak Handoko yang masih asyik ngobrol.

"Maaf ya, Pak Rony harus jauh-jauh kesini. Tadinya saya mau meeting di kantor saya saja, tapi anak saya masih melarang saya untuk kerja karena alasan kesehatan. Ini saja tadi saya izin ke anak saya bilangnya hanya pergi makan ke restoran mamanya," ujar Pak Handoko dengan nada menyesal.

"Oh, ini restoran istri Pak Handoko?" tanya Rony, mencoba bersikap ramah.

"Iyaa, Pak Rony," jawab Pak Handoko

-

"Sal..." panggil Kak Sora sambil melambaikan tangan ke arah Salma yang baru keluar dari gerbang sekolah.

"Hai Kak, udah dari tadi?" tanya Salma sambil melangkah mendekati Kak Sora.

"Enggak, baru nyampe kok," jawab Kak Sora sambil tersenyum.

"Kak, nanti kita makan siang di resto biasa ya sebelum ke studio," kata Salma sambil mengikuti Kak Sora.

"Okay," jawab Kak Sora. 

Sesampainya di restoran, Kak Sora memilih duduk di area indoor. "Sal, kita duduk indoor aja kali ya, diluar panas banget," usul Kak Sora.

"Okee Kak," jawab Salma sambil terus fokus pada hp-nya.

Tiba-tiba, Salma mendengar suara Rony. "Salmaaa!"

"Abang, ngapain disini?" Salma tampak terkejut.

"Abang habis meeting, kam..." Rony belum selesai berbicara saat Kak Sora memanggil.

"Salma.." Kak Sora baru menyadari bahwa Salma tak lagi mengikutinya.

"Eh Kak, sini!" panggil Salma, agak gugup.

"Siapa Sal?" Kak Sora bertanya, penasaran.

"hm a-abang sepupu ku, Kak." Salma merasa gugup, berusaha menutupi kenyataan bahwa Rony adalah suaminya. "Bang, kenalin ini Kak Sora, manager-ku."

Rony mendengus. "Rony,"  sambil menjabat tangan Kak Sora dengan tatapan tajam.

Salma merasa lega saat melihat Rony akhirnya mau menjabat tangan Kak Sora walaupun dengan sedikit ketidaknyamanan. "Yaudah abang pulang dulu. Nanti jangan lupa kabari ABANG SEPUPU kamu ini ya," kata Rony dengan penekanan pada kata "abang sepupu".

"Siap, Boss!" Salma menjawab sambil tersenyum, merasa sedikit malu.

-

see u in next part luv

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang