10

15.3K 582 25
                                    

jam 4 subuh salma sudah bangun. Salma segera mandi, sholat, dan memakai seragam sekolah lengkap. setelah memastikan dirinya beres barulah salma membangunkan Rony

"abang bangun" Salma menggoyangkan Rony yang masih terlelap. "Abang, bangun bang," ucapnya sambil menepuk-nepuk bahu Rony.

Rony membuka matanya dengan berat, "Jam berapa?" tanyanya seraya memeriksa jam di meja samping tempat tidur.  "udah jam 5.15 bang, aku juga sekalian mau pamit pergi sekolah" jawab salma

Rony menguap dan meregangkan tubuhnya. "kenapa cepat banget perginya? Sarapan dulu,"

Salma menggeleng pelan. "Bang, sekolah aku jauh dari sini. Jalanan pasti macet."

"Tunggu sebentar, abang siap-siap dulu," ronypun segera bangkit menuju kamar mandi, tak sampai 15 menit dikamar mandi ronypun sudah keluar dan bergerak cepat kearah walk in closet lalu mengambil sajadah dan sarung untuk menunaikah sholat subuhnya. setelah sholat rony melanjutkan kembali untuk berkemas seperti memasang dasi dan juga jas nya.

"Gak usah diantar bang, nanti abang telat ke kantornya," lirih Salma.

"Tidak menerima penolakan."

Salma mendecak pelan, "Ck..."

Rony melirik Salma. "Berdecak pada suami itu dosa tau," ujarnya sambil berusaha menahan senyum.

"Eh... maaf bang," katanya, bibirnya mengerucut seolah merasa bersalah.

Rony diam-diam tersenyum dalam hati. 'Kenapa dia gemes banget sih, jadi pengen gigit tuh bibir,' batinnya.

Salma duduk di pinggiran kasur, menunggu Rony bersiap-siap. Pandangannya tertuju pada Jenna yang masih tertidur pulas. Dengan lembut, Salma mengusap rambut dan pipi Jenna.

"Bang, ini Jenna gimana? Dibangunin dulu?" tanya Salma 

Rony menggeleng. "Jangan dibangunin, nanti kalau dia bangun kamu malah gak jadi pergi sekolah. Nanti Jenna diurus sama Sus aja."

Setelah memastikan penampilannya beres, rony berjalan mendekat ke arah salma lalu  mengeluarkan satu debit card dan uang tunai sebesar 500 ribu dari dompetnya. "untuk uang bulanan kamu abang transfer kesini dan ini cash untuk pegangan," ucap Rony sambil menyerahkan kartu dan uang tersebut ke tangan Salma. "Passwordnya tanggal nikah kita." lanjut rony.

Salma merasa sedikit canggung menerima pemberian tersebut. "Gak usah bang, aku ada duit kok," katanya dengan nada merasa tidak enak hati.

Rony mengernyitkan dahi. "Ck.. ini tuh nafkah dari suami untuk istri. Dan ini hukumnya wajib. Jadi, kamu harus terima."

Salma menghela napas. "Hmmm... iyaa makasih," akhirnya dia menerima kartu dan uang itu.

"makasih ke siapa?" tanya Rony, dengan nada setengah bercanda.

"Makasi abang," ulang Salma sambil menatap Rony. "Oiyaa, berdecak ke istri itu juga dosa tau," katanya dengan nada kesal, mengingatkan Rony yang tadi berdecak.

Rony tertawa kecil, "Hahahah iyaaa, maaf." Dia lalu mengusap lembut kepala Salma.

-

Setelah pamit, Salma dan Rony langsung berangkat. Mereka tidak sempat sarapan di rumah. selama di perjalanan, hanya terdengar suara dari playlist mobil Rony. Sementara Salma dan Rony sama-sama memilih untuk diam. Padahal Momen ini sebenarnya pas untuk saling mengenal lebih dekat, tapi keduanya tampak enggan memulai percakapan.

"Abang, nanti aku ikut antar papa ke bandara yaa," setelah cukup lama akhirnya Salma bersuara.

Rony menoleh sejenak. "Jam berapa?"

"Jam 2 bang. Nanti sebelum ke bandara, papa dan Pak Slamet jemput aku dulu di sekolah."

"okee, hati-hati yaa," jawab Rony sambil menatap jalanan

Rony membuka mulutnya lagi. "Tutup gerbang sekolah jam berapa?"

"Jam 7.30 bang," 

Mendengar jawaban Salma, Rony langsung melirik jam di tangan kirinya. "Yah, gak ke kejar kalau kita cari sarapan dulu. Nanti kita beli roti dan susu di mini market aja ya."

"Iyaa bang," jawab Salma, sedikit lega karena mereka akhirnya bisa berbicara meski dalam hal-hal kecil.

Rony menyerahkan kantong kresek yang berisi makanan kepada Salma. "Ini, makan dulu,"

"iyaa, makasii bang," ucap Salma  Salma membuka roti dan memulai sarapannya, mencoba memecahkan kebisuan yang masih mendominasi mereka. "Bang..." panggil Salma setelah beberapa gigitan roti.

"iya?", matanya tetap fokus pada jalan.

"Bang, aku ada ide."

"Apaaa?" tanya Rony dengan nada penasaran, mengalihkan pandangannya dari jalan ke arah Salma.

"Gimana kalau aku dari hari Senin sampai Jumat nginap di rumah papa aja bang? Nanti Sabtu Minggu baru aku tidur di rumah abang." Salma berkata dengan nada penuh harap

Rony kaget, "Hah? Gak ada ya, Salma. Kamu harus tidur di mana aku tidur. Kita baru nikah, masa sudah pisah ranjang? Ini baru dua hari, kok sudah punya ide kayak gitu?" jawabnya

Salma tampak sedikit kecewa. "Tapi bang, jarak sekolah aku dari rumah abang lumayan jauh. Aku juga nggak mau merepotkan abang bolak-balik setiap hari."

"Gak bisa, Salma," Rony tetap berpendapat. "Kita harus tetap tinggal dan tidur ditempat yang sama. kita suami istri gak baik kalau tinggal terpisah"

Salma menghela napas. "Tapi abang capek juga kan bolak-balik kayak gini, apa gak ada solusi lain?"

Rony menatap Salma dengan lembut. "Gak apa-apa, ini tanggung jawab abang juga. Lagipula, kita harus saling menyesuaikan diri."

Salma memilih diam dan mengalihkan pandangan ke arah jendela.

-

see u in next part luv

MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang