15

741 63 35
                                    

.
.
.

.
Setelah 15 menit Nunew akhirnya sadar dari tidur sementaranya. Matanya terbuka perlahan, matanya bengkak nan merah begitupun hidungnya.. apa ia bermimpi? Apa ayah masih bersamaku?. Matanya sudah terbuka sempurna, namun rasa nyeuri di kepala dan pikirannya begitu mengganggunya hingga ia terus diam menatap langit-langit rumah sakit..

Film yang sadar bahwa Nunew telah sadar segera menghampirinya. Ia merasa bersyukur karena telah melihat Nunew sudah sadar dari pingsannya sehingga ia berniat untuk memegang tangan kirinya.  "Nhu". Hening, tidak ada jawaban dari Nunew, Nunew hanya diam dan melirik film sekilas. "Syukurlah kau sudah sadar" sambungnya. Nunew terbelalak!! Lalu segera bangkit dari tidurnya ketika nyawanya sudah terkumpul semua. Nunew segera turun dari ranjang rumah sakit namun tangannya di hentikan oleh Film. Nunew menepisnya lalu segera berlari menuju ruang operasi yang di dalamnya ada sang ayah.

Ia segera melihat ke dalam ruangan melalui celah kaca... yang Nunew lihat Sang dokter saling menatap 1 sama lain dan menatap suster yang membantunya mengoperasi ayah Nunew. Nunew begitu heran mengapa sang dokter menghentikan kegiatannya?? Sang dokter memberikan gelengan terhadap para suster lalu wajahnya berubah menjadi sendu? Apa yang terjadi dengan ayah?? Ayah pasti baik-baik saja bukan?.
Hati Nunew begitu sakit melihatnya namun terus yakin bahwa mungkin ayahnya sudah selesai di operasi. Hingga kini sang dokter membuka pintu ruangan operasinya setelah melepaskan atributnya lalu menatap Nunew.
Nunew begitu antusias tanpa sadar Nunew menggenggam tangan sang dokter begitu erat. Matanya menatap dokter penuh harap. Telinga sudah siap untuk mendengar apa yang dokter sampaikan. Melihat Nunew begitu antusias, Dokter yakin bahwa Nunew menunggu jawaban baik. Namun faktanya??

"Dokter bagaimana dengan ayah saya? Apa operasinya sudah selesai?". Ujarnya dengan terus menatap sang dokter dengan mata sembab nan bengkak itu membuat sang dokter mengangkat tangannya untuk mengusap rambut Nunew pelan.

"Maaf. Maaf karena tidak bisa menyelamatkan ayahmu".

Yang awalnya ia menggenggam tangan sang dokter dengan erat kini mengendur. Matanya tidak berkedip tidak percaya. Ia terus menggeleng bahwa semua ini tidak benar, apa mungkin ia salah dengar?? Benar, mungkin Nunew salah dengarr!!
"Tidak, tidak dokter, sekali lagi katakan padaku, bahwaa... Semuanya salah dengar kan???" Ujarnya dengan air mata yang menumpuk di manik-manik indahnya yang siap jatuh tanpa berkedip. Hatinya amat sakit, tidak percaya, dan Nunew yakin bahwa ia salah dengar! Oh atau dokter hanya nge prank Nunew?? Semoga

"Tidak khun anda tidak salah dengar. Selama 3½ jam saya melakukan operasi namun ayahmu sama sekali tidak merespon. Saya sudah melakukannya sebaik mungkin namun hasilnya ternyata tetap gagal. Ayahmu di tetapkan  meninggal dunia tepat pukul 23.37 Malam. Saya harap anda bisa mengerti , saya turut berdukacita".

Nunew membolakan matanya,, ia meremas dadanya begitu keras, merasakan sakit yang begitu berada di puncak... Nunew menangis dengan histeris. Rasanya seperti hatinya sedang di sayat2 tanpa ampun. Begitu pilu yang ia rasakan. Tubuhnya benar-benar tumbang namun memaksakan untuk tetap berdiri yang di bantu oleh Film.

"Ayah meninggalkan kuu?? Ayaahhhh!!!!!" Nunew segera membuka pintu ruangan lalu segera berlari memeluk sang ayah yang kini sudah tidak bernyawa. Nunew menggoyangkan tubuh sang ayah yang terbujur kaku. "Ayahh ku mohon bangunnnnn... Bukankah ayah sudah berjanji untuk terus bersama ku!!.. kumohonn". Nunew memeluk sang ayah begitu erat, dulu waktu kecil ia sering berbaring di dada sang ayah dan mendengar suara detak jantung ayahnya. Namun kini ia tidak mendengarnya lagi.. Nunew mendongakan kepalanya menatap sang ayah yang terpejam nampak tenang namun raga dan arwahnya sudah tidak bersatu. Air matanya begitu deras. Sakit ? Jelas sangat sakit.
Bahkan Film yang melihatnya pun ikut menangis merasakan pilu, apalagi Nunew?.

FINDING LOVE AT COLLEGE ZEENUNEW (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang