27

818 66 19
                                    

Nunew tampak terkejut dengan yang ia lihat. Tubuh yang terbaring selama 2 bulan itu mengejang-ngejang dengan begitu hebat.

beberapa menit yang lalu ia terus menggenggam lengan pria yang terbaring selama 2 bulan itu, terus memanggil namanya, memohon agar sang empu bisa sadar dari komanya.

2 bulan sudah semenjak kecelakaan itu, sang empu nampak tidak terusik dengan isakan semua orang yang berharap ia bangun. Nunew merasa bersalah, semua ini karena nya!
andai saja ia tidak pergi begitu saja mungkin kekasihnya ini tidak akan seperti ini, terbaring lemah dengan bantuan alat-alat medis.

Nunew menyeka air matanya, kini hanya mereka berdua di dalam ruangan bernuansa putih tanpa corak itu.

"kapan semua ini berakhir? kapan kau bangunnnn brengsekkkk'" gumamnya, menatap pria itu dengan kata umpatan.

terlintas ia mengingat serta merasakan tamparan 2 bulan yang lalu dari lelaki yang ia cintainya, bukan hanya itu! Nunew bahkan ingat kata-kata yang diucapkan kekasihnya yang mengatainya jalang karena tidak sadar memeluk Film, ketika mendapat kabar bahwa ayahnya telah menghembuskan nafas terakhirnya.

lagi, air mata itu kembali mengalir! ia lelah,  andai saja lelaki ini tidak mengejarnya ketika ia kabur, semua ini tidak akan terjadil— "sial".

"aku mohon sadarlah, jangan terus seperti ini, kau tahu !? aku takut, takut kehilangan seseorang untuk yang ke 3 kalinya setelah orang tua ku".

"aku tidak punya siapa-siapa lagi"

isakan serta permohonan terus saja ia lontarkan, walau mungkin pria yg lebih besar tidak mungkin bisa mendengar keluh kesahnya.

padahal 2 bulan yang lalu juga ia kehilangan sosok ayah yang sangat ia sayangi, dan tepat setelah pemakamannya, pria yang dicintainya malah tertabrak orang hingga mental beberapa meter, dan—"semua ini salahku harusnya aku tidak egois".

Rasa bersalah terus menyelimuti hari-hari nya, menangis hingga sembab adalah kebiasaannya.

Nunew tejatuh dalam dunia lamunnya seraya menatap pria yang pucat pasi di hadapannya, hingga tak lama suara serak nan parau memanggilnya

"Nhu??"

bukan, kalau kalian berharap suara serak nan parau itu milik kekasihnya kalian salah besar, itu adalah suara dari mama kekasihnya yang kini mengelus serta mengusap punggung Nunew—mungkin berusaha untuk menguatkan Nunew meski dirinya sendiri tampak setres karena anak yang disayanginya terus memejamkan matanya.

"ya?" sautnya

"makan yuk sayang, Mama dan Papa Zee serta teman Zee mau makan di restoran dekat sini, karena orangtuanya Net yang mengajak"

"saya akan,, tapi nanti, mama boleh duluan saja, nanti saya menyusul "

"yakin kamu mau menyusul?"

Nunew tersenyum lalu mengangguk, menatap mata sembab milik mama Zee

"baiklah "

Eva(mama Zee kalau kalian lupa) beralih menatap Zee, menyentuh lengannya, "mama makan dulu ya syng".

setelah mengatakan itu Eva beringsut keluar dari ruangan setelah ia memastikan Nunew akan menyusulnya untuk mengisi perut.

Nunew diam sejenak setelah Eva pergi, jika di pikir-pikir oleh Nunew, orangtua Zee tidak seburuk yang di pikirkannya selama ini, orangtuanya Zee nampak baik terhadapnya meski dirinya yang membuat anak satu-satunya itu celaka dan berakhir koma seperti ini.

Nunew menghela nafas kasar lantas berdiri dari duduknya untuk menyusul Eva—perutnya juga butuh di isi ngomong-ngomong.

_
Nunew meraih gagang pintu untuk keluar dari ruangan itu, namun baru saja menyentuhnya Nunew nampak terkejut karena pendengarannya mendengar seseorang yang menyebut namanya.

FINDING LOVE AT COLLEGE ZEENUNEW (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang