Bab 15

18.3K 1K 24
                                    

Angkasa dan Rainy telah sampai di sekolahan anak-anak. Perempuan itu bergegas menyerahkan sepatu kaca yang ia bawa kepada Bunga. Bahkan ia turun dari mobil sebelum Angkasa memarkirkan mobilnya dengan sempurna.

Sebentar lagi pertunjukan drama kelas 2A akan dimulai. Perempuan itu segera mencari kursi kosong untuk menikmati pentas drama.

Sayangnya, kursi yang semula kosong telah terisi oleh orang tua murid yang lainnya. Rupanya di belakang Angkasa masih tersisa dua kursi kosong.

Angkasa langsung mengambil duduk. Namun kursi di sampingnya secara tiba-tiba diduduki oleh seseorang.

Rainy yang awalnya ingin ikut duduk jadi mengurungkan niatnya. Rainy tidak masalah jika ia harus berdiri selama drama berlangsung. Dia malah merasa jauh lebih baik jika berjauhan dengan Angkasa.

Rainy yang akan mengayunkan langkahnya untuk menjauh ditahan oleh Angkasa. Angkasa memegang tangan Rainy.

"Duduklah" pinta Angkasa sambil berdiri meninggalkan kursinya.

"Tidak perlu" Jawab Rainy datar.

"Ck" Angkasa berdecak. "Aku tidak ingin orang-orang melihatku jahat karena membiarkan seorang wanita berdiri"

Angkasa hanya ingin memberikan tempat duduknya kepada Rainy. Angkasa tidak ingin wanita itu merasa kelelahan karena berdiri terlalu lama.

Harusnya ia meminta Rainy untuk duduk di kursinya dengan kata-kata yang baik dan sopan. Tapi entah mengapa kalimat yang menyebalkan itu yang justru keluar dari mulut Angkasa.

Dia hanya tidak ingin dinilai baik oleh Rainy. Dia ingin Rainy melihatnya sebagai sosok Angkasa yang jahat. Angkasa yang masih menaruh dendam kesumat kepadanya

Dia belum siap mengucap kata 'maaf' atas kejahatan yang pernah ia lakukan kepada sang mantan istri.

Angkasa tahu bahwa sebenarnya dendam itu telah menguap. Bukan atas permintaan Hanum. Dendam itu menguap kala ia sudah tidak mampu lagi menipu hatinya untuk kesekian kalinya.

Pentas drama yang dipertunjukan kelas 2A berjalan apik. Cleo yang berperan sebagai nenek sihir dan Bunga yang berperan sebagai kurcaci mampu memerankan perannya dengan sangat sempurna.

Bahkan Rainy memberi sranding applause ketika Drama Cinderella itu berakhir.

Namun berbeda dengan Angkasa. Laki-laki itu lebih fokus melihat Rainy daripada melihat pertunjukan drama yang ada di depannya.

Rainy menghampiri Bunga dan Cleo yang berada di belakang panggung. Tentu saja Angkasa setia mengekor di belakang Rainy.

"Tante, aku ganti baju dulu dengan Cleo" pamit Bunga karena ingin menanggalkan kostumnya yang membuatnya kegerahan.

"Iya sayang. Tante tunggu di sini ya" jawab Rainy.

Cleo dan Bunga berjalan meninggalkan Rainy menuju toilet sekolah. Nampaknya dua remaja putri itu masih asyik mengobrol tentang drama yang baru saja mereka selesai mainkan.

Sang Cinderella- tokoh utama dalam drama berjalan melewati Rainy dan Angkasa. Tiba-tiba saja Rainy menghentikan langkah sang tokoh utama.

"Boleh tante ngobrol sebentar sama kamu?" Pinta Rainy kepada sang Cinderella.

Cinderella itu mengangguk takut. Ia mengikuti langkah Rainy yang menjauh dari balik panggung.

Angakasa yang penasaran turut melangkahkan kakinya mengikuti Rainy. Namun pria itu mengambil jarak agar tidak kentara jika dirinya sedang dilanda rasa penasaran.

"Siapa namamu?"

"Hilda tante" Rainy tahu jika gadis muda ini sedang merasa takut kepadanya.

"Nama tante Rainy. Tantenya Bunga" Rainy juga ikut memperkenalkan diri meskipun tidak diminta.

Angkasa Membenci Hujan (Masih Lengkap-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang