Bab 33

9.1K 560 17
                                    

Setelah menunggu satu bulan, akhirnya persidangan Angkasa digelar. Persidangan itu dilaksanakan secara tertutup. 

Rainy, Hanum, dan Bagas menghadiri persidangan dengan menempati bangku pengunjung sidang.

Persidangan pertama di mulai. Angkasa digiring oleh petugas untuk duduk di kursi terdakwa.

Hati Rainy terasa terenyuh ketika pertama kali melihat sosok Angkasa yang selama ini berusaha menghindarinya. Badannya terlihat lebih kurus. Dengan jambang halus yang memenuhi dagunya.

Rainy cukup tahu bagaimana rasa makanan yang ada di dalam penjara. Makanan itu memang cukup bisa untuk memenuhi gizi tapi tidak untuk membangkitkan selera makan.

Angkasa mengenakan kemeja putih, pandanganya hanya tertunduk menatap lantai di ruang persidangan. 

Rainy dipanggil untuk memberikan kesaksian di persidangan. Meskipun di BAP dia sudah meringankan kesaksian untuk Angkasa, kali ini ia akan memohonkan keringanan hukuman untuk pria itu di depan hakim.

"Yang Mulia terlepas dari kesalahan beliau yang mempermaikan hukum, saya sebagai mantan istrinya, saya memaafkan semua kesalahan beliau yang dilakukan kepada saya"

"Saya meminta kepada yang mulia jangan hanya terpaku pada kesalahan yang beliau perbuat. Tapi lihatlah dari tanggung jawab yang beliau lakukan. Beliau berani menyerahkan diri kepada pihak berwajib dan mengakui kesalahan yang beliau perbuat kepada saya. Selain itu beliau juga bertanggung jawab kepada karyawan PT Clover dengan memberikan setengah aset pribadi miliknya untuk menyelamatkan PT Clover dari ancaman PHK akibat dari kasus ini yang mencuat dan mengguncang kinerja PT Clover"

"Untuk itu yang mulia, saya mohon dengan sangat untuk bisa memberikan hukuman seringan ringannya bagi beliau karena saya dan keluarga beliau sangat berharap beliau bisa segera kembali ke tengah-tengah kami. Tolong pertimbangan permintaan saya ini yang mulia. Dan akhir kata saya ucapkan terimakasih"

Hanum yang mendengar permintaan Rainy kepada hakim membuat perempuan itu menitikkan air mata. Ia merasa tersentuh dengan ucapan Rainy yang mencoba meringankan hukuman Angkasa.

Tapi tidak dengan Angkasa, pria itu menerima segala tuduhan jaksa penuntut umum tanpa melakukan sedikitpun pembelaan.

Hanum merasa sangat kecewa. Di saat orang-orang yang menyayangi Angkasa berusaha mati-matian untuk meringankan hukuman pria itu, tapi justru dirinya menarik diri ke dalam neraka dunia bernama penjara.

Hakim meminta Angkasa untuk berdiri dari kursinya karena hakim ketua akan memutuskan vonis kepada Angkasa.

Dada Rainy bergemuruh. Jantungnya berdetak bertalu-talu menunggu vonis yang diberikan hakim kepada Angkasa. Perempuan itu tak lepas dari tasbihnya. Ia tidak putus memohonkan doa kepada Allah agar Angkasa diberikan hukuman seringan mungkin.

"Dengan ini hakim memutuskan mengembalikan nama baik dan mengembalikan kehormatan serta menghapus catatan kriminal atas nama Rainy Basheera"

"Serta menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Angkasa Wiratama Admaja selama 6 bulan kurungan penjara dikurangi masa tahanan, serta denda sebesar satu juta rupiah"

Ketukan palu hakim membuat Hanum dan Rainy dapat bernafas lega. Setidaknya Angkasa hanya menjalani masa tahanan selama 6 bulan kurungan penjara, jauh dari tuntutan jaksa yang meminta Angkasa untuk dijatuhi hukuman penjara selama 5 tahun.

Angkasa digiring kembali ke mobil tahanan oleh para petugas. Pria itu pergi begitu saja tanpa ada sepatah kata, pun yang ia katakan kepada Rainy dan juga Hanum.

Kilatan lampu blitz dari kamera tak henti-hentinya membidik sosok Angkasa yang sedang memasuki mobil tahanan. Para wartawan sibuk meminta pendapat Angkasa tentang hasil putusan sidang namun Angkasa hanya bungkam tidak meladeni awak media.

Selama Angkasa menjalani masa tahanan, Rainy tidak pernah absen untuk menjenguk Angkasa. Namun lagi-lagi Angkasa selalu menolak kehadiran Rainy dan buah tangan yang ia bawa saat ada jam kunjungan di rutan.

Rainy tentu saja kecewa namun ia pantang menyerah. Meskipun berkali-kali mendapat penolakan, ia akan tetap berkunjung. Ia akan menunggu Angkasa untuk menemuinya meskipun ia harus menunggu sampai jam kunjungan habis. Meskipun pada akhirnya ia harus berakhir dengan kekecewaan.

****

6 bulan kemudian.

Hari ini Angkasa bebas dari penjara dan Rainy bersiap untuk menjemput pria itu.

"Bagaimana penampilanku?" Rainy memakai dress baby pink dengan panjang lima centi di bawah lutut. Ia juga sedikit memakai make up simpel agar terlihat lebih segar.

Dress dengan bahan brokat transparan di bagian bahu itu memperlihatkan bekas tatto Rainy yang telah ia hapus.

Rainy pada akhirnya memutuskan untuk menghapus tatto itu. Bukan karena ia ingin menghapus kenangan Dandelion di dalam hidupnya. Tapi ia hanya ingin membuka lembaran baru dengan Angkasa tanpa harus melihat kenangan buruk mereka kembali. 

Tatto itu dahulu Rainy buat untuk melampiaskan rasa emosinya karena terlalu sedih kehilangan sang putri. Selain itu sebagai pengingat dirinya kalau Angkasa pernah menorehkan sakit yang luar biasa di hidupnya agar saat Angkasa menyesal ia tidak akan memaafkan pria itu.

Namun kini Rainy seolah menjilat ludahnya sendiri. Nyatanya ia tidak mampu menipu hatinya saat melihat pengorbanan yang dilakukan Angkasa untuk menebus kesalahan yang pria itu telah lakukan kepadanya.

'Life must go on' prinsip itu yang sekarang Rainy pegang. Daripada hidupnya berkubang pada kesedihan karena kenangan buruk lebih baik sekarang ia mengejar kebahagiaannya bersama Angkasa.

"Kakak cantik" Puji Cleo menilai penampilan Rainy. "Aku yakin kakak Angkasa ga akan berkedip jika melihat kakak"

"Terimakasih Cleo. Sudah waktunya, aku harus pergi" Rainy mencium pipi Cleo. Setelahnya ia mengayunkan kakinya masuk ke dalam mobil yang dikemudikan oleh Bagas.

Rainy datang lebih awal. Ia dan Bagas menunggu di luar Rumah Tahanan dengan sabar.

Rainy berjanji kepada Cleo dan Hanum untuk menyeret Angkasa pulang ke rumah utama. Bahkan dia membawa beberapa pengawal untuk memaksa pria itu kalau ia melawan.

Sekarang Rainy yang punya uang dan Angkasa tidak memiliki apa-apa. Jadi Rainy yang berkuasa dan memegang kendali atas hidup Angkasa.

Sudah satu jam Rainy dan Bagas menunggu di dalam mobil namun Angkasa tak kunjung menampakkan batang hidungnya.

Merasa ada yang tidak beres, Rainy memilih turun dari mobil lalu menemui petugas rutan. Rainy mendapatkan info yang benar-benar membuatnya terkejut.

Angaksa telah keluar dari penjara kemarin siang. Ternyata Rainy mendapatkan info yang salah dan ini semua berasal dari Bagas.

Rainy buru-buru menghampiri Bagas yang masih duduk manis di balik roda kemudi.

"Ada sesuatu yang ingin kamu jelaskan?" Rainy berharap Bagas berkata jujur. Kenapa ia lebih berpihak kepada Angkasa dan lebih memilih mengkhianatinya.

Selama 6 bulan ini Bagas bekerja kepada Rainy, bukan Angkasa. Tetapi mengapa pegawai setia ini lebih memilih Angkasa yang jelas-jelas tidak memberinya gaji.

"Maafkan saya ibu Rainy, karena pembebasan Bapak Angkasa ingin beliau rahasiakan dari ibu dan ibu Hanum"

"Siapa bosmu?" Rainy mengingatkan kepada Bagas bahwa orang menggajinya adalah orang yang sedang ia tipu saat ini.

"Maafkan saya bu..." Rainy serasa muak mendengar permintaan maaf Bagas yang berulang-ulang. Rasanya Rainy ingin memukul Bagas karena merasa sangat kesal. Tapi jiwa bar-barnya itu ia urungkan mengingat kunci menemukan keberadaan Angkasa hanya bisa melalui Bagas.

"Dimana Bapak Angkasa sekarang? Kamu pasti tahu dan tolong jangan berbohong" Ucap Rainy meminta Bagas untuk berkata jujur.

"Bapak hanya meminta saya untuk merahasiakan hari kebebasannya kepada ibu..., dan soal dimana sekarang bapak berada saya sungguh-sungguh tidak tahu Bu..."

Rainy menghela nafas perlahan. Seolah membuang rasa kesal dan amarah karena Bagas.

"Kemana kamu mas? Kenapa main kucing-kucingan kayak gini sih" ujar Rainy lirih.

Angkasa Membenci Hujan (Masih Lengkap-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang