Hanum duduk di sofa tunggal. Perempuan yang berumur hampir setengah abad itu hanya mampu menunduk. Jari-jari tangannya memijit pelipis, berusaha meredakan tekanan yang bisa memecahkan kepala.
Wajahnya kuyu dengan jejak-jejak sisa air mata yang membasahi pipi. Wajah ayunya tak nampak lagi. Ia seperti kehilangan jiwa ketika melihat Angkasa dengan suka rela menyerahkan diri ke kantor polisi untuk mengakui kejahatannya.
Rainy juga tak kalah frustasi. Ia pikir Angkasa hanya akan pindah keluar kota atau bahkan pindah ke luar negri. Rainy tidak menyangka jika Angkasa akan bertindak sejauh ini. Mengorbankan orang-orang yang menyayanginya dan bahkan mengorbankan Clover hanya untuk melakukan penebusan dosa.
Hanum bangkit dari tempat duduknya ketika melihat Bagas berjalan menghampiri perempuan itu.
Hanum mengambil tumpukan buku yang ada di meja dekat tempatnya berdiri. Ia lalu melemparkan buku-buku itu ke arah Bagas. Bagas hanya diam mematung, bahkan ia tidak berusaha menghindar sedikitpun dari amukan Hanum.
"Kenapa kamu tidak menghentikannya" Teriak Hanum murka.
"Kamu pasti tahu Angkasa akan melakukan hal bodoh ini. Kamu seharusnya melaporkannya kepada saya tapi bodohnya kamu kenapa hanya memilih diam" mata Hanum memerah dengan air mata yang nampak menggenang. Dadanya naik turun seakan dipenuhi oleh gemuruh amarah. Rainy belum pernah melihat Hanum sekacau ini.
Hanum merasa sangat kecewa kepada Bagas. Andaikan Bagas melapor kepadanya, ia akan tahu lebih awal sehingga ia bisa mencegah Angkasa saat ingin melakukan hal gila ini.
Bagas hanya menunduk. Dia nampak pasrah dan tidak membela diri. "Maafkan saya..." ucap Bagas masih dalam posisi yang sama.
Bagas memang diperintah Angkasa untuk tidak membocorkan rencananya. Loyalitas Bagas kepada Angkasa memang tidak perlu diragukan lagi. Meskipun Bagas tidak setuju namun ia tidak bisa mencegah keinginan Angkasa.
Hanum menumpahkan tangisnya "Tidak ada lagi cara untuk bisa menyelamatkan Angkasa dari jeruji besi. Berita ini sudah menjadi santapan media dan netizen akan beramai-ramai turut serta menghakimi Angkasa"
"Tidak ada petinggi Clover yang mau berpihak lagi ke Angkasa. Mereka hanya sibuk membenahi citra Clover dan sekarang berbalik menyerang Angkasa. Angkasa sendirian. Bahkan ia menolak untuk didampingi pengacara dan bahkan dia menolak untuk bertemu denganku"
Rainy meninggalkan duduknya lalu memeluk erat Hanum. Ia sama rapuhnya dengan Hanum. Rainy tidak menyangka, kehilangan Angkasa dengan cara seperti ini dapat membuat jiwanya terasa kosong. Hidupnya serasa semu. Ia ingin Angkasa kembali.
"Take down semua berita mengenai Angkasa. Alihkan isu. Sewa IT profesional untuk melakukannya. Berapapun yang mereka minta aku akan membayarnya" Perintah Hanum kepada tangan kanannya. Hanum akan berusaha membebaskan Angkasa bagaimanapun caranya. Ia tidak mau keponakan yang sudah ia anggap seperti anak kandungnya sendiri berakhir di dalam penjara.
Cleo memasuki ruangan. Mata remaja itu terlihat sembab karena sehabis menangis. Ia berjalan mendekati Bagas.
"Gas, kembalikan ini ke kakak" Cleo menyerahkan tiket liburan ke pulau Dewata Bali kepada Bagas. Angkasa rupanya sudah menyiapkan tiket liburan itu jauh-jauh hari sebelum ia menyerahkan dirinya kepada pihak yang berwajib. Angkasa memberikan tiket itu untuk Cleo, Bunga, dan Rainy.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angkasa Membenci Hujan (Masih Lengkap-END)
RomantizmAngkasa membenci Rainy, itu kenyataannya. Ada harga yang harus dibayar Rainy karena ibunya telah menghancurkan keluarga Angkasa. Lantas apa saja yang dilakukan Angkasa kepada Rainy untuk menuntaskan dendamnya? Dan apakah Rainy akan diam saja melihat...