Bab 30

11.4K 600 16
                                    

"Sebaiknya selesaikan masalah kalian dahulu. Aku akan menunggu di luar"

Rainy meninggalkan duduknya, namun seketika itu juga Julia meraih pisau steak yang ada di atas meja.

"Dasar perempuan jahat..." Teriaknya sambil menusukkan pisau itu ke arah Rainy.

Rainy membeku, tiba-tiba saja Angkasa memeluknya begitu erat.

Seperti tayangan film yang bergerak lambat. Orang-orang berlarian ke arah Julia, mencekal perempuan itu yang berteriak seperti orang kesetanan. Pisau yang berlumuran darah diambil paksa oleh salah seorang pelayan restoran.

Rainy masih dalam kondisi tercengang. Pikirannya masih kosong. Dia belum bisa mencerna situasi yang terjadi.

"Panggil ambulans!" Seorang laki-laki memerintahkan pelayan untuk menelepon rumah sakit untuk meminta bantuan.

Angkasa terpaksa mengurai pelukannya karena seseorang menariknya untuk duduk di kursi. Punggung Angkasa di tekan dengan handuk untuk mengurangi pendarahan yang terjadi.

"Apa anda terluka miss?" Pertanyaan dari pelayan menyentak Rainy ke alam sadarnya. Sontak Rainy mengabaikan pertanyaan dari pelayan. Ia memilih bergegas mengecek kondisi Angkasa.

"Darah! Darahmu keluar banyak sekali" Rainy panik melihat kemeja putih Angkasa berubah merah karena noda darah yang terus merembes dari punggung Angkasa yang terluka.

"Aku tidak apa-apa Rain. Ini hanya luka kecil" Angkasa mencoba menenangkan Rainy yang terlihat sangat khawatir.

Tidak lama kemudian Ambulan datang membawa Angkasa dan Rainy ke rumah sakit terdekat.

Angkasa di bawa ke ruang tindakan untuk mengobati lukanya. Rainy mengikuti Angkasa kemanapun perawat membawanya. Ia tidak beranjak sedikitpun dari sisi Angkasa.

Dokter memberikan suntikan untuk menghentikan pendarahan Angkasa, setelahya dokter memberikan suntikan antibiotik dan anestesi karena perlu menjahit luka itu.

"Lukanya cukup dalam, jadi saya harus menjahit luka anda" Ucap Dokter memberi tahu Angkasa karena akan melakukan tindakan pada tubuh pasien.

"Lakukan tindakan yang menurut anda perlu dok" setelah mendapatkan ijin dari Angkasa, dokter menjahit luka bekas tusukan di tubuh pria itu dengan telaten. Kemudian menutup luka yang telah dijahit menggunakan plester anti air agar bekas lukanya tetap steril dan kering.

Setelahnya Angkasa memakai kemeja baru yang diantar oleh Bagas.

"Gas, tolong bereskan masalah yang terjadi di restoran" Angkasa tidak ingin kekacaun yang dibuat Julia menjadi sasaran empuk media massa. Ia tidak ingin menciptakan skandal baru yang dapat mengguncang Clover.

"Apa perlu saya melaporkan ibu Julia ke polisi secara sembunyi-sembunyi?" Tanya Bagas meminta pendapat Angkasa.

"Tidak perlu, aku akan menemui keluarga Julia untuk menyelesaikan masalah ini. Kamu cukup bereskan masalah di restoran. Minta mereka untuk tutup mulut" Titah Angkasa.

"Baik pak, saya akan melaksanakan perintah bapak" Bagas kemudian pergi untuk membereskan kekacauan di restoran.

"Kenapa kamu ga ngelaporin Julia ke polisi?" Ada setitik rasa tidak terima di hati Rainy melihat Angkasa memperlakukan Julia dengan istimewa. Tindakan Julia sudah masuk dalam kategori kriminal yang bisa mengancam nyawa. Bahkan jika Angkasa tidak melindungi dirinya mungin Rainy sudah terbujur kaku dan berakhir di kamar mayat.

"Aku banyak memberi luka pada Julia dan keluarganya. Tidak sepatutnya aku menambah luka baru untuk dia. Lagipula, aku memang pantas mendapatkan ini" Berkaca pada ego balas dendamnya kepada Rainy dahulu, Angkasa hanya menuai rasa penyesalan. Dan dia tidak ingin mengulangi hal yang sama jika menjebloskan Julia ke penjara.

Angkasa Membenci Hujan (Masih Lengkap-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang