Bab 16

17.8K 952 11
                                    

Bunga nampak nyaman berada di pelukan Rainy. Mereka berdua sedang bermalas-malasan di sofa sambil menonton film melalui home theater di ruang keluarga.

Genta rupanya pulang terlambat. Untuk itu Rainy berinisiatif untuk menemani Bunga lebih lama.

"Bunga..." Rainy mengusap-usap kepala Bunga yang bersandar di bahunya.

"Iya tante"

"Besok lagi, Bunga jangan kenalin tante ke teman-temanmu kalau tante adalah calon mama baru kamu. Tante dan Papamu hanya berteman sayang. Kita tidak memiliki hubungan yang spesial" Rainy coba memberi pengertian kepada Bunga jika dirinya hanya berteman saja dengan Genta. Tidak lebih.

"Apa tante tidak menyukai Papa? Apa Papa tidak cukup baik di mata tante?"

"Bukan begitu sayang. Papamu sangat baik. Tidak ada alasan tante untuk tidak menyukai papamu. Tapi suka yang tante maksud hanya suka sebatas kita berteman. Tidak lebih"

"Papa dan mamamu sepertinya sudah mulai akur. Dan kelihatannya Mama ingin kembali lagi bersama Papa. Apa kamu tidak bahagia mendengar hal itu?" Rainy tahu jika ibu kandung Bunga sedang mengajak rujuk Genta kembali. Namun Genta sepertinya masih ragu-ragu. Itu yang Rainy tangkap dari cerita Genta beberapa hari yang lalu.

"Aku tidak mau"

"Apa tante lupa, aku cacat karena siapa? Karena Mama. Bunga benci Mama. Bunga tahu jika Bunga anak yang dilahirkan di luar pernikahan. Mama coba ngegugurin Bunga. Tapi Bunga ga mati malah jadi cacat kayak gini" Rainy terkesiap. Luapan emosi Bunga membuat hati Rainy ikut merasa terenyuh.

Rainy melihat ke dalam mata Bunga. Hati anak itu masih penuh dengan rasa kecewa. Penolakan yang dilakukan ibunya saat menyadari dirinya tumbuh di rahim sang mama, nyatanya masih membekas sampai sekarang dan belum termaafkan.

Rainy jadi teringat mendiang putrinya. Apakah Dandeleon akan merasakan sakit yang sama jika tahu Angkasa menolaknya?

Rainy memeluk Bunga. "Tidak apa-apa jika Bunga marah sama Mama dan belum bisa memaafkan Mama" Rainy mencoba menenangkan Bunga.

"Tapi yang perlu Bunga tahu, Mama dahulu melakukan itu karena mama belum siap bertanggung jawab atas kamu sayang. Karena Mamamu masih terlalu muda. Dan sekarang mama juga menyesal"

"Jadi kalau Bunga sudah merasa lega dan rasa marah Bunga sudah habis. Belajar memaafkan mama ya sayang"

Rainy tersenyum kecut. Omong kosong yang dikatakannya kepada Bunga belum tentu ia bisa melakoni untuk dirinya sendiri.

Rainy sungguh naif. Membujuk Bunga untuk belajar memaafkan mamanya padahal Bunga tahu jika mamanya hampir membunuh dirinya

Apakah Rainy siap jika kelak Angkasa menyesal dan minta maaf kepadanya? Apakah Rainy mampu memaafkan setelah merasakan pesakitan dan kehilangan yang begitu hebat karena ulah Angkasa?

****

Rainy memasukkan beberapa lembar pakaian ke dalam tas punggungnya. Tiga stel pakaian yang ia rasa cukup untuk pergi camping selama dua hari satu malam.

Entah mengapa Bunga merengek ingin pergi camping sabtu ini. Bahkan tawaran papanya untuk menemani camping ia tolak mentah-mentah.

Bunga hanya ingin mengajak Rainy. Ia bilang ingin melakukan girls day out bersama Cleo dan Rainy.

Rainy membawa mobil milik Genta. Ia menjalankan mobilnya menuju ke rumah Cleo untuk menjemput gadis itu.

Rupanya Cleo telah bersiap. Ia sudah menggendong tas gunungnya menunggu kedatangan Bunga di depan rumah.

"Tante kita naik mobilku saja" Rainy memandang mobil jeep rubicon berwarna abu-abu yang terpakir di halaman rumah Cleo.

"Tante belum pernah mengemudikan mobil itu sayang. Kita pakai mobil milik Bunga saja ya"

Angkasa Membenci Hujan (Masih Lengkap-END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang