Episode 15

12 1 0
                                    

Jimin terlihat sangat khawatir dengan keadaan hanna. Sesampainya di rumah eomma kim mengantar hanna ke kamar untuk beristirahat.

Setelah mengantar hanna ke kamar, eomma kim kembali menemui jimin.
"Ada apa dengan hanna jimin ? Apa terjadi sesuatu di rumah sakit ?."
"Aku tidak tahu eomma-ni, saat aku menemuinya dia sudah menangis."
"Dokter yang menanganinya bilang dia bahkan tidak datang untuk chek up hari ini, apa yang sebenarnya terjadi." Eomma kim dan jimin sama-sama kebingungan dengan sikap hanna hari itu.

Saat eomma kim dan jimin sedang berbincang tiba-tiba hanna datang menghampiri mereka.
"Nak, sedang apa kau di sini, sebaiknya kau istirahat saja."
"Ada yang harus aku katakan pada kalian."
Mereka pun duduk bertiga untuk mendengarkan perkataan hanna.

"Aku melihat taehyung di rumah sakit hari ini."
"Mwo ? Apa dia mengikuti mu nak ?."
"Aniyo, dia sedang menjalani pengobatan juga."
"Taehyung sakit ?." Jimin tampak terkejut saat mendengar ucapan hanna.
"Nee, dan apa kalian tahu pengobatan apa yang dia jalani selama ini ?."
Jimin dan eomma kim menggelengkan kepala berbarengan.
"Jiwa, dia mengalami trauma berat setelah kejadian kemarin, dia menjalani pengobatan sendiri, dia menanggung sakitnya sendiri, dia-."
Sebelum melanjutkan ucapannya tangis hanna tiba-tiba saja pecah, dadanya terasa sangat sesak mengingat segala penderitaan taehyung selama ini.

Eomma kim hanya memberi pelukan hangat pada putri satu-satunya itu.

"Dia menanggung penderitaannya sendiri selama ini eomma." Lirih hanna.
"Tenanglah sayang." Ucap eomma kim seraya memberi elusan pada punggung hanna.
"Jimin-a."
"Mmm, wae ?."
"Aku tahu kau sangat menyukaiku tapi bisakah kau memberiku waktu untuk bisa membantu taehyung sembuh ? Aku berjanji setelah taehyung sembuh, kita akan menikah."
Jimin menatap sejenak wajah hanna yang tampak di liputi rasa khawatir luar biasa kepada taehyung.
"Kau akan menikah denganku ?."
"Nee setelah taehyung sembuh."
Jimin dan eomma kim saling menatap seakan meminta persetujuan.
"Eomma ku mohon izinkan aku membantu taehyung untuk sembuh, setelah dia sembuh aku akan melakukan apapun permintaan eomma tanpa membantahnya satu kali pun, ku mohon."
"Hanna." Ujar jimin.
"Nee."
"Kau masih mencintai taehyung ?."
Hanna terdiam sejenak saat mendengar pertanyaan jimin.
"Aniyo." Ujar hanna dengan tegas.
Senyum jimin tiba-tiba menyimpul saat mendengar jawaban hanna yang di penuhi kebohongan tersebut.
"Jelas-jelas kau masih sangat mencintainya hanna." Batin jimin.

"Baiklah, lakukan apa yang ingin kau lakukan hanna."
"Benarkah ? Jimin gumawo."
"Mmm."
"Eomma bagaimana denganmu ?."
"Lakukanlah nak."
"Gumawo eomma." Ujar hanna seraya memberi pelukan erat pada eomma kim.
"Cintamu kepada taehyung masih sangat besar hanna setelah apa yang terjadi bahkan tidak mengubah apapun, dari awal aku memang sudah kalah." Batin jimin seraya melihat hanna yang sedang kegirangan memeluk eomma kim.
.
.
Ke esokan harinya hanna sudah berada di rumah taehyung, rumah yang pernah ia tinggali bersama taehyung dulu.

Berulang kali hanna menekan bel namun taehyung tidak kunjung membukakan pintu. Karena rasa penasaran dan khawatir hanna langsung masuk ke dalam rumah. Ia meneliti setiap sudut yang pernah menjadi kenangannya bersama taehyung.

Seperti ia dulu pernah membuatkan ramyeon untuk taehyung bahkan ruang televisi yang menjadi saksi bisu kemesraan yang taehyung berikan pada hanna. Ciuman dan dekapan hangat yang pertama kali hanna rasakan dari taehyung seakan membuat hanna ingin kembali mengulang semuanya.

"Ha-hanna ?." Ujar taehyung yang terkejut melihat sosok hanna yang berada di rumahnya.
Sejenak hanna melihat betapa kurus taehyung saat itu.
"Annyeong." Sapa hanna dengan senyuman manis nya.
"Apa yang kau lakukan di sini ?."
"Mianhae, aku sudah menekan bel beberapa kali tapi kau tidak kunjung membukakan pintu jadi aku masuk saja."
"Mian, aku tidak mendengarnya sepertinya aku tertidur."
"Lanjutkan tidur mu, ada yang harus aku ambil di kamarku, aku tidak akan lama."
Hanna pun bermaksud untuk masuk ke kamar yang dulu pernah ia tempati namun tiba-tiba luka di bahunya terasa sakit. Langkah hanna pun terhenti, ia meringis kesakitan. Taehyung pun bergegas mendekati hanna yang sedang kesakitan.
"Kau baik-baik saja hanna ?."
"Bahuku taehyung-."
Taehyung pun memapah tubuh hanna menuju kamarnya. Lalu bergegas mencari obat saat melihat rembesan darah dari bahu hanna.

Hanna dapat melihat dengan jelas potretnya yang terpampang rapih di atas nakas kamar taehyung. Sepertinya sepeninggalan hanna dari rumahnya taehyung memindahkan semua potret yang ada di kamar hanna ke kamarnya.

Itu berhasil membuat hanna tersenyum bahagia.
"Apa dia sangat mencintaiku ?." Gumam hanna dengan mata yang tidak berhenti menelisik isi kamar taehyung.

Taehyung pun kembali dengan kotak obat. Dengan sigap taehyung membuka satu persatu kancing baju hanna dan mulai mengobati luka hanna.
"Kita harus ke rumah sakit hanna, aku takut terjadi apa-apa pada lukamu."
"Kau sangat mengkhawatirkan ku tapi tidak pernah menjengukku." Celetuk hanna.
Taehyung hanya bisa diam tanpa menjawab pertanyaan hanna.
"Apa kau sangat membenciku ?."
"Aniyo." Jawab taehyung dengan tegas.
"Lalu apa yang membuatmu tidak pernah datang menjengukku di rumah sakit, padahal aku mendapatkan luka ini karena menyelamatkanmu." Keluh hanna.

Taehyung terlihat tertunduk saat mendengar perkataan hanna, hanna yang sadar perkataannya menyinggung taehyung dengan cepat meminta maap pada taehyung.
"Mianhae, maksudku bukan seperti itu."
"Gwaencanha, ini semua terjadi karena aku, harusnya aku yang mendapat luka ini bukan kau dan seharusnya aku saja yang mati bukan hyejin."
Hanna sedikit tercengang saat mendengar ucapan taehyung. Sepertinya rasa bersalah taehyung semakin besar dari hari ke hari.
"Pergilah saat kau sudah menemukan barang yang kau cari." Ujar taehyung saat selesai membalut luka pada bahu hanna.
Taehyung pun keluar dari kamarnya sekedar untuk menenangkan diri.
"Tunggu."
Langkah taehyung pun terhenti.
"Apa kau hanya memikirkan hyejin ? Bagaimana denganku ? Kau benar-benar tidak pernah menyukaiku ? Katakan, aku ingin sekali mendengarnya langsung dari mulutmu."
Taehyung hanya diam untuk beberapa saat.
"Baiklah, kau tidak perlu menjawabnya, aku ke sini sebenarnya untuk membantumu sembuh, aku melihatmu kemarin di rumah sakit, aku akan tetap di sini sampai kau benar-benar sembuh."
"Pergilah, aku bisa mengurus diriku sendiri."
"Setelah kau sembuh aku akan pergi dan menikah dengan jimin."
Langkah taehyung tiba-tiba terasa berat saat mendengar hanna akan menikah dengan jimin.
"Aku melakukan ini bukan untuk membuatmu menyukaiku tapi aku-."
"Gantilah pakaianmu, aku akan menyiapkan makan malam." Ucap taehyung tiba-tiba.
.
.
.
Saat hanna turun untuk makan malam ia melihat taehyung tengah menunggunya di meja makan. Sejenak hanna lupa bahwa pernikahannya dengan taehyung sudah berakhir.
"Makanlah." Titah taehyung.
"Nee, terimakasih untuk makanannya."

Hanna pun menikmati makan malam tersebut.
"Kau sungguh akan menikah dengan jimin." Pertanyaan taehyung membuat hanna terkejut.
"Wae ? Apa kau cemburu sekarang ?." Canda hanna.
"Nee." Jawab taehyung dengan tegas.
"Mwo ?."

Taehyung terus memikirkan ucapan hanna yang akan menikah dengan jimin seketika ia teringat dengan ucapan dokternya di rumah sakit.
"Sekarang kau hanya perlu marah saat kau ingin marah, menangis saat kau ingin menangis dan tertawa saat kau merasa sangat bahagia. Belajar mengatakan tidak jika kau tidak menyukainya, katakan ya jika kau setuju. Jujur dengan apa yang ada di hatimu kim taehyung, jangan menyesal setelah kau kehilangan segalanya, kau tidak akan pernah bisa memutar waktu lagi setelah kau kehilangan segalanya, pertahankan apa yang kau inginkan dan miliki saat ini."

"Aku mencintaimu hanna." Ujar taehyung membuat hanna diam terpaku.
"Ah ada apa denganku." Hanna berusaha menahan air matanya saat mendengar ungkapan cinta dari taehyung.
"A-aku akan mencari udara segar." Dalih hanna yang ingin bergegas pergi.
Taehyung dengan cepat ikut berdiri dan mendaratkan sebuah ciuman di bibir hanna.

Akhirnya air mata hanna dan taehyung tumpah bersamaan saat bibir mereka masih terpaut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya air mata hanna dan taehyung tumpah bersamaan saat bibir mereka masih terpaut.

Mereka pun larut dalam kemesraan yang di rindukan selama ini.
"Aku sangat mencintaimu hanna, aku tidak akan melepaskan mu lagi." Batin taehyung seraya mengeratkan pelukannya pada hanna dan memperdalam ciumannya.
.
.
.

My Secret HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang